Monday 3 October 2011

TEGAS MENDIDIK

Dalam sebuah acara pertemuan orangtua, kami membahas satu
pertanyaan sederhana tetapi penting: Bolehkah kita menghukum anak?
Hasilnya, kami mendapati beberapa prinsip penting ini: Mendidik anak
mesti tegas, tetapi tidak harus sampai menghukum. Apabila kita
menegur, tujuannya bukan menghukum, tetapi mengoreksi kesalahan.
Jangan pernah menghukum anak untuk kesalahan yang tidak ia sengaja,
atau jika ia tidak tahu apa kesalahannya. Jangan pernah menghukum
anak jika kita sedang marah dan tak bisa mengendalikan diri.

Setelah mengoreksi anak, segeralah memeluknya. Katakan bahwa kita
mengasihinya, lalu berdoa bersamanya. Latih anak untuk meminta ampun
kepada Tuhan atas kesalahan yang dilakukan.

Imam Eli mendapat hukuman yang berat karena sebagai orangtua, ia
tidak mendidik anak-anaknya dengan tegas. Eli membiarkan
anak-anaknya memandang rendah korban sembelihan umat kepada Tuhan:
"Mengapa engkau Eli, lebih menghormati anak-anakmu daripada
menghormati Aku, dan membiarkan mereka menggemukkan dirinya dengan
bagian yang terbaik dari setiap persembahan bangsa-Ku kepada-Ku?
(2:29). Apalagi, "Eli mengetahui dosa-dosa mereka itu, tetapi mereka
tidak dimarahinya" (3:13). Hofni dan Pinehas pun tidak lagi dapat
dikendalikan oleh sang ayah, yang adalah otoritas di atas mereka.
Akibatnya, semua kena hukuman Tuhan baik Eli, juga anak-anaknya.

Tuhan memberi otoritas kepada orangtua untuk mendidik dengan
ketegasan. Namun, tentu ketegasan yang berdasar kasih dan bertujuan.
Yakni, untuk membesarkan anak yang bertanggung jawab atas hidupnya;
kepada Tuhan dan sesama --AW

ANAK ADALAH AMANAT ALLAH
YANG DIBESARKAN UNTUK DAPAT MENYENANGKAN ALLAH

1 Samuel 2:27-36

1 comments:

Rifke said...

Btul skliBtul skli

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.