Wednesday 20 January 2010

CARA PANDANG TERHADAP BEBAN HIDUP

CARA PANDANG TERHADAP BEBAN HIDUP

Bukan berat Beban yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut.

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira – kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.

"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya.Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan

mampu membawanya

lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban

pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!! Hal

terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

Start the day with smile and have a good day...... JBU.


Memberi Musuh Secerah Harapan

Banyak sekali kisah-kisah perang di cina yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan bisnis yang kita jalankan sehari-hari. Dari buku tutur bijak negeri Cina yang saya lagi baca ini, ada sebuah strategi bagus ketika menghadapi musuh, tinggal sesuaikan strategi ini untuk keadaan-keadaan tertentu dan orang-orang “tertentu”. Pada 206 SM (15-220), ada seorang ahli negara yang hebat, seniman perang sekaligus sastrawan. Ia memimpin pasukannya untuk menyerang kota Huguan. Kota tersebut letaknya strategis dan sangat sulit diaksses. itulah alasan mengapa pasukan Cao berusaha keras untuk mencapainya. Karena sudah tidak sabar, Kao menjadi sangat marah dan berkata,”Ketika aku tiba di kota itu, aku akan segera membakar semuanya hidup-hidup.”

Perkataannya itu tersebar dengan cepat di seluruh kota. Para pembela kota tersebut merasa ketakutan jika hal itu benar-benar terjadi.Mereka pun berperang dengan mati-matian. Hasilnya, pasukan Cao mengalami kesulitan untuk memenangkan peperangan. Mereka berusaha memenangkan perang tersebut selama berbulan-bulan,tapi semuanya sia-sia. Cao menjadi semakin gelisah dan akhirnya ia berkonsultasi dengan jenderalnya untuk membuat sebuah rencana.

Pada rapat tersebut, Jenderal Cao Ren mengangkat kursinya dan berkata,”Seni perang mengatakan supaya kita tidak mengikat musuh kita terlalu kencang. Supaya musuh bisa pergi untuk bertahan hidup. Akan tetapi, sekarang kita telah memojokkan mereka. Dan raja telah menyatakan akan membakar mereka hidup-hidup. Hal ini hanya akan membuat mereka mati-matian melawan kita. Mereka lebih baik mati dalam perang daripada dibakar hidup-hidup. Aku perkirakan, musuh kita sudah hampir kehabisan persediaan makanan. Jika kita memberikan mereka sebuah harapan dengan membuka jalan untuk mereka keluar, kemungkinan besar mereka akan menyerah. Mereka lebih baik hidup daripada berperang hingga mati tanpa memperoleh apa-apa.

Cao menganggap ide tersebut masuk akan dan ia melakukannya seperti yang Jenderal katakan. Seperti yang telah diharapkan, pasukan pembela kota akhirnya menyerahkan diri kepada Cao. Kota akhirnya dikalahkan tanpa perlawanan yang sengit.

Dari cerita di atas, mengandung hikmah : ada kalanya untuk memenangkan suatu perkara tidak harus menggunakan cara yang keras, tapi bisa menggunakan cara yang damai, supaya tidak mengalami kerugian yang terlalu besar.

Janganlah selalu melawan yang keras dengan yang keras, ada kalanya bisa dengan kelembutan. Batu yang keras bisa dihancurkan oleh tetesan air yang terus menerus. keteguhan hati seseorang bisa dikalahkan dengan ketekunan yang terus menerus. Buat anda yang berprofesi sebagai marketing, ketekunan disertai proses belajar bisa menjadikan anda orang yang sukses.

Mengampuni Tanpa Batas

Di Matius 18:21-22 dicatat percakapan antara Petrus dan Tuhan Yesus. "Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:: ""Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. " Bagaimanakah mungkin kita mengampuni orang sebanyak itu yang secara tidak langsung berarti, tanpa batas?

Rintangan untuk Mengampuni

1. Kita memiliki kodrat keadilan dan sebagai makhluk yang dianugerahkan kodrat keadilan, kita terdorong untuk menuntut balas tatkala kita dirugikan. Kita ingin menghukum perbuatan salah itu dengan ganjaran yang menurut kita setimpal dengan tindakannya.

2. Kita adalah makhluk emosional yang dapat merasakan sakit dan marah-dua elemen yang menyulitkan kita untuk mengampuni. Tatkala sakit dan marah, kita terdorong melampiaskan emosi yang kuat itu dalam bentuk pembalasan. Tindak balasan cenderung menyurutkan intensitas marah dan sakit yang kita rasakan.

Menerapkan Matius 18

1. Mengampuni seseorang lebih dari sekali hanyalah dimungkinkan bila kita memandang perbuatannya satu per satu. Kecenderungan kita adalah menyamaratakan satu perbuatan salah dengan perbuatan-perbuatannya yang lain dan mengaitkan satu perbuatan dengan pribadi orang secara keseluruhan. Menyamaratakan adalah kodrat alamiah manusia untuk melindungi dirinya dari kerugian. Dengan kata lain, menyamaratakan merupakan perisai dan mengampuni lebih dari sekali menuntut kita untuk meletakkan perisai manusiawi ini.

2. Mengampuni berulang kali melawan kodrat manusiawi kita dan hanya dimungkinkan bila kita hidup di dalam Tuhan sebab mengampuni berulang kali sesungguhnya adalah kodrat ilahi. Jadi, mengampuni berulang kali hanya dimungkinkan jika kita hidup dekat dengan Tuhan karena hanya dekat dengan Tuhanlah kuasa-Nya baru dapat mengalir masuk ke dalam diri kita dan memampukan kita melakukan sesuatu yang ilahi seperti mengampuni ini. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur demikian juga kamu tidak berbuah jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." Yohanes 15:4

3. Mengampuni berulang kali hanya dimungkinkan jika kita mempercayai Tuhan untuk melindungi dan memelihara hidup kita sepenuhnya. Pada dasarnya mengampuni merupakan masalah iman: Apakah kita cukup beriman untuk menyandarkan hidup pada tangan Tuhan ataukah kita bersandar pada kekuatan sendiri?


Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.