Sunday 18 May 2014

10 PERINTAH ALLAH dan Penjelasannya



10 perintah Allah.
 ( Baca Kel 20 : 1 – 17 atau Ul 5 : 6 – 21 )




I. Keluaran 20 : 1-2

“Akulah Tuhan, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar  dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”
Sebelum menyampaikan ke sepuluh Firman , Allah memperkenalkan diri dulu dengan nama YHWH (baca ; Yahwe) dan menyebut diri Allah mereka, artinya Allah yang mengikat diri kepada Israel umat-Nya melalui sebuah perjanjian. Mereka diingatkan akan tindakan penyelamatan yang telah dilakukan-Nya bagi mereka.
Bagi umat Yahudi, kata pendahuluan ini sangat penting sehingga mereka memasukkannya sebagai Firman pertama juga. Firman pertama ini mendasari semua yang lain yang berasal dari Allah yang sudah menyelamatkan mereka.
Kesungguhan komitmen Allah sudah jelas, maka dari itu Israel juga harus mewarnai ketaatan mereka bukan hanya dengan melakukan kewajiban saja, melainkan ketaatan sebagai jawaban kasih atas kebaikan Allah kepada mereka.
Allah yang telah membebaskan Israel dari perbudakan, setelah itu mengikat mereka terhadap diri-Nya, hanya demi keselamatan Israel.
Anugerah Allah itulah yang memungkinkan umat untuk taat dan memelihara hubungan perjanjian itu dari pihak mereka.

Dengan perkataan ini, Ia hendak mengingatkan kita bahwa Ia adalah Allah kita yang selalu beserta dan menyertai kita di sepanjang hidup ini. Melalui ini juga, Ia menyatakan diriNya sebagai Allah pembebas.


II. Keluaran 20 : 3-11
Disini berisi tentang perintah pertama hingga yang keempat. Yang kesemuanya di tujukan tentang bagaimana kita menunjukkan ketaatan dan kasih kepada Tuhan kita

Perintah kesatu : “jangan ada padamu allah lain dihadapanKu” (Kel20:3)
Perhatikan kata allah di atas! Kata allah dalam huruf kecil hendak menunjukkan allah yang palsu atau allah ciptaan manusia.
Kepada kita saat ini, perintah kesatu masih berlaku. Kita tidak boleh menyembah dan memperhambakan diri  kepada allah-allah lain, misalnya percaya pada kuasa magis dan takhayul atau dengan memperhambakan diri kepada kemewahan, uang, ilmu pengetahuan, mode, dan sebagainya.
Perkataan “ada padamu allah” memiliki arti yakni menyandarkan diri, menaruh harapan, dan mencari kuasa-kuasa. Karena kita telah memiliki Allah yang kita percayai dan Kita juga telah menjadi milik Allah yang hidup, maka kita janganlah lagi percaya dan tunduk pada allah-allah lain atau kuasa-kuasa lain diluar Tuhan kita.
Banyak orang memuja seks,uang, kuasa dan kemashyuran seperti di Kanaan kuno.Majalah dan acara TV yang menyanjung-nyanjung kemewahan orang kaya dan korup, mencerminkan gambaran tentang ilah-ilah modern yang tidak begitu berbeda dengan pemujaan di Mesir dan Asiria pada zaman Nabi Musa.


 Perintah kedua : “jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada dibumi dibawah, atau yang ada di dalam air dibawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku Tuhan Allahmu adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan berpegang pada perintah-perintahKu.” (Kel20:4-6).

Pada zaman Perjanjian Lama,entah yang merupakan personifikasi kekuatan alam (bulan, matahari) atau lambang kesuburan (ular,sapi jantan).
Penggunaan patung semacam ini dipandang sebagai penyimpangan akibat pengaruh suku-suku Kanaan tetangga mereka.Israel mengalami godaan iman selama abad-abad sejarahnya, beberapa orang Israel memang menggunakan patung dewi kesuburan Astarte dalam rupa wanita bugil sebagai jampi2 untuk merangsang kehamilan dan hasil panen yang baik. Jadi Perintah kedua ini membicarakan bagaimana cara kita menyembah Allah. Perintah ini mengandung arti sebagai berikut :
  1. Dilarang mematungkan Allah dengan cara atau bentuk apapun
  2. Dilarang menyembah, berdoa dan memohon kepada patung atau berhala
  3. Dilarang melakukan kebaktian dengan cara yang salah (Kel 32)

Perintah ketiga : “jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan” (Kel 20:7)
Perintah ini mengingatkan kita akan kekudusan nama Tuhan. Dalam bahasa Ibrani nama Tuhan adalah YHWH yang berarti “Aku (akan) ada ya Aku (akan) ada”  (Kel 3:14). Dengan nama itu, Tuhan hendak menyatakan bahwa Ia akan selalu ada untuk menolong dan menyertai kita.
Perinta  ini melindungi nama Tuhan terhadap semua bentuk penyalahgunaan itu. Terhadap kecenderungan manusia untuk berusaha mengendalikan kehadiran dan pertolongan Tuhan demi keuntungannya sendiri, bahkan sambil merugikan lawannya ( sumpah palsu, upacara magis dll )
Perintah keempat : Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh;  itulah sebabnya Tuhan memberkati hari sabat dan menguduskannya” (kel 20:8-11)

Dalam Ul 5 : 15 , menunjuk kembali kepada pengalaman di Mesir, di mana semua orang Israel pernah mengalami pekerjaan budak yang tak ada hentinya.Dari keadaan per-hamba-an itu mereka telah dibebaskan oleh Tuhan sendiri. Dalam Kel 20, hari Sabat didasarkan pada irama kerja Tuhan sendiri, mencipta langit dan bumi dalam enam hari dan berhenti pada hari ke – 7.
Maksud dari perintah ini adalah :
  1. Waktu atau hari yang di khususkan untuk Tuhan
  2. Menyediakan waktu untuk merenungkan makna dan tujuan hidup kita di hadapan Tuhan agar kita dapat menemukan rancangan/rencana Tuhan didalamnya.
Kata Minggu, berasal dari bahasa Portugis, yakni “dominggu” yang artinya “Tuhan”. Sehingga hari minggu adalah hari Tuhan atau hari kemenangan Tuhan

III. Keluaran 20 : 12-17
Perintah kelima sampai yang kesepuluh menjelaskan kepada kita tentang cara mewujudkan ketaatan dan kasih kepada sesama kita.


Perintah kelima : “Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang di berikan Tuhan Allahmu kepadamu” (kel 20:12)
Sesama yang pertama untuk kita hormati adalah orang tua kita, karena mereka adalah orang yang pertama kali mempunyai hubungan dengan kita. Selain itu juga kalimat ini merujuk pada orang yang lebih tua dari kita, seperti tokoh agama, guru, pemerintah, atasan kita, dan lainnya.
Sepanjang mereka melakukan tugas sesuai dengan kehendak Allah, kita harus mengikuti dan menaatinya dengan sungguh-sungguh. Karena tugas penting orang tua adalah meneruskan kisah karya penyelamatan Allah kepada anaknya (ulangan 6:4-9).
Perintah keenam : “jangan membunuh” (kel 20:13)
Melalui perintah ini, kita di anjurkan untuk dapat menghargai hidup manusia. Hal ini dikarenakan, hidup adalah anugerah Allah yang mulia.
Pembunuhan itu dimengerti dalam arti luas : bukan hanya “pembunuhan” musuh secara langsung dan sengaja tetapi juga pembunuhan yang terjadi tanpa sengaja dalam kecelakaan ( Ul 19 : 5 ).Hal ini disebabkan kelalaian yang bersangkutan.
Juga perlakuan keras terhadap orang yang mengakibatkan mati, inipun termasuk pembunuhan yang dilarang di sini ( mis : Hak 20 : 4 )
Abad 20 akan tercatat dalam sejarah sebagai abad dengan jumlah amat tinggi pembunuhan tanpa dasar hukum dan kecelakaan2 fatal biarpun tanpa sengaja, sekaligus meluasnya cara2 “medis” untuk menghilangkan  nyawa manusia ( euthanasia/ mempercepat kematian untuk membebaskan sesama dari penderitaannya, abortus/pengguguran )
Perintah ketujuh : “jangan berzinah” (Kel 20 : 14)
Perintah ini menganjurkan kita untuk menjaga kesucian tubuh kita. Maksud dari perintah ini ialah
  1. Seseorang dilarang mengambil suami atau isteri sesamanya (2 Samuel 11:1-27)
  2. Bertingkah laku, memikirkan, dan mengucapkan perkataan yang tidak senonoh atau porno (Efesus 4:29, Matius 5:28)
  3. Melakukan persetubuhan dengan orang yang bukan dan belum menjadi suami istri atau bukan suami atau istrinya.
Perintah ini menyatakan kehendak Tuhan akan kesucian pernikahan dan seluruh kehidupan seksual di junjung tinggi sebagai pemberian Tuhan yang mulia. Pernikahan mencerminkan persekutuan antara Kristus dengan jemaatNya dan tubuh kita merupakan tempat kediaman roh kudus (Matius 5:27-28; Efesus 5:28-32; I Korintus 6:18-20).
Perintah kedelapan : “Jangan mencuri” (Kel20:15)
Artinya adalah :
  1. Kita harus mampu menghargai milik dan hak orang lain
  2. Bersyukur atas apa yang telah kita masing-masing punyai
  3. Bersyukur atas pemberian Tuhan kepada kita

Perintah kesembilan : “jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” (Kel20:16)

Larangan ini tidak hanya mengenai hal berdusta atau memfitnah pada umumnya, tetapi juga  menyangkut situasi khusus yaitu sebagai saksi di pengadilan. Menjadi saksi bukanlah hal yang kecil artinya karena mempertaruhkan nama baik dan kehormatan sesama dan dalam perkara tertentu menyangkut hidupnya.
Perintah ke 9 ini diperluas lagi kepada banyak situasi “mengadili orang secara publik di luar pengadilan”.Firman ini mengingatkan agar kita saling percaya, tidak hanya menyangkut kesaksian di pengadilan umum tetapi juga segala macam hubungan , khususnya yang menentang hak sesama kita.Merupakan tugas kita semua, melatih diri untuk mencoba melihat segi baik orang lain sekalipun dia itu musuh kita, dan yang terpenting adalah untuk tidak memberi kesaksian kalau tidak pasti kebenarannya.
Perintah ini mengajak kita untuk :
  1. Selalu hidup dalam kejujuran
  2. Menjaga dan memperjuangkan kebenaran
  3. Menjaga mulut kita sebagai alat komunikasi dan pembawa kasih yang baik.
Kata-kata yang kita ucapkan adalah alat dari Tuhan untuk mengadakan hubungan dan membentuk persekutuan dengan sesama manusia. Melalui perintah ini, kita sebagai saksi Kristus yang ada di tengah dunia ini diingatkan untuk selalu berkata secara  jujur dan benar.

Perintah kesepuluh : “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang di punyai sesamamu” (Kel20:17)
Perintah kesepuluh ini lebih bersifat batiniah, yakni tentang keinginan. Jika kita mampu menguasai keinginan-keinginan, tentulah kita tidak akan memiliki keinginan untuk menguasai milik orang lain., juga  menekankan, bahwa kejahatan tidak dimulai dengan tindakan melainkan dari dalam hati sebab hati menjadi pangkal segala tingkah laku.
Firman ini menuntut suatu moral sikap, suatu etik yang tidak hanya mengatur tindakan lahiriah tetapi juga membina sikap bathin.

Yesus bless you

Wednesday 7 May 2014

Catatan Harian Seorang Pramugari dari China



Pramugari dari China
Saya adalah pramugari biasa dari China Airline. Karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari saya hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton. Pada 7 Juni yang lalu saya mengalami pengalaman yang mengubah pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.

Seorang kakek dari desa
Hari itu jadwal perjalanan kami dari Shanghai menuju Peking. Penumpang sangat penuh. Di antara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya. Saat itu saya yang berdiri di pintu pesawat menyambut penumpang. Kesan pertama dalam pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju sehingga seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.

Pelayanan dipesawat
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman.  Ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut. Dia duduk dengan tegak dan kaku di tempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung. Kami menanyakannya mau minum apa. Dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak. Saat kami hendak membantunya meletakkan karung tua di atas bagasi tempat duduk, juga ditolak olehnya. Lalu kami membiarkannya du­duk dengan tenang.


Menjelang pembagian makanan, kami melihat dia duduk dengan tegang di tempat duduknya. Kami menawarkan makanan, juga ditolak olehnya. Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit. Dengan suara kecil dia menjawab bahwa dia hendak ke toilet, tetapi takut apakah di pesawat boleh bergerak sembarangan. Dia takut merusak barang dalam pesawat. Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet.

Saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik penumpang di sebelahnya dan menelan ludah. Dengan tidak menanyakannya kami meletakkan segelas minuman teh di mejanya. Ternyata gerakan kami mengejutkannya. Dengan terkejut dia mengatakan tidak usah. Kami mengatakan bahwa dia sudah haus dan memintanya minum tehnya. Dengan spontan ia mengeluarkan segenggam uang logam dari sakunya dan menyodorkannya kepada kami. Kami menjelaskan kepadanya bahwa minumannya gratis. Dia tidak percaya.

Cerita kakek
Dia berkata bahwa dalam perjalanan menuju bandara, dia merasa haus. Dia meminta air kepada penjual makanan di pinggir jalan, tetapi tidak diladeni dan malah diusir. Saat itu kami mengetahui, bahwa demi menghemat biaya perjalanan dari desa, dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil. Karena uang yang dibawa sangat sedikit, ia hanya dapat meminta minuman kepada penjual makanan di pinggir jalan. Itu pun kebanyakan ditolak dan dia dianggap sebagai pengemis.

Setelah kami membujuk dia terakhir kali barulah dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh. Kami menawarkan makanan, tetapi ditolak olehnya. Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua putra yang sangat baik. Putra sulungnya sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah di tingkat tiga di Peking. Anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota. Tetapi, kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal di kota dan akhirnya pindah kembali ke desa. Sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking. Anak sulungnya tidak tega melihat dia naik mobil begitu jauh sehingga membelikan tiket pesawat dan menawarkannya untuk menemani bapaknya bersama-sama ke Peking. Tetapi si ayah menolaknya karena dianggap terlalu boros. Dia bersikeras pergi sendiri. Akhirnya dengan terpaksa anaknya menyetujui keputusannya itu.

Dia merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya. Ketika melewati pemeriksaan keamanan di bandara, petugas menyuruhnya menitipkan karung tersebut di tempat bagasi. Tetapi, dia bersikeras membawa sendiri. Dia mengatakan jika ditaruh di tempat bagasi, ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur. Akhirnya kami membujuknya untuk meletakkan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk. Akhirnya dia bersedia dan dengan hati-hati meletakkan karung tersebut.

Ucapan terima kasih yang tulus
Saat dalam penerbangan, kami terus menambah minuman untuknya. Dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus. Dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui bahwa sesungguhnya dia sudah sangat lapar. Saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan apakah ada kantong kecil dan meminta saya meletakkan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak. Dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya. Kami semua sangat kaget. Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa, di mata seorang desa menjadi begitu berharga.

Dengan menahan lapar, dia menyisihkan makanan tersebut untuk anaknya. Dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang. Setelah menaruhnya dalam suatu kantong, makanan itu kami berikan kepada kakek tersebut. Di luar dugaan dia menolak pemberian kami. Dia hanya menghendaki bagiannya yang belum dimakan, tetapi tidak menghendaki yang bukan miliknya. Perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.

Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu. Tetapi, siapa menduga saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat. Sebelum keluar, dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya.

Dia berlutut untuk mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi. Dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang paling baik yang dijumpainya. Kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak. Hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik. Saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian," dia mengucapkannya sambil menangis. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja di lapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.

Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam penumpang sudah saya jumpai. Ada yang banyak tingkah, yang cerewet, dan lain-lain. Tetapi, saya belum pernah menjumpai orang yang mengucapkan terima kasih dengan tidak biasa kepada kami. Kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan. Kami hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut mengucapkan terima kasih yang tidak biasa, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya. Tindakan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya pada masa datang yaitu, jangan memandang orang dari penampilan luar, tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.

Catatan:
Mengapa kisah tersebut bisa begitu dramatis? Paling tidak ada tiga penyebab. Pertama, kita sudah terbiasa hidup di lingkungan yang kurang bersyukur. Kedua, kita terbiasa bekerja tanpa hati. Ketiga, tindakan yang kita anggap wajar, menurut standard Tuhan menjadi luar biasa. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

kisah catatan harian seorang pramugari yang di posting oleh Pelangi Kasih Ministry ini  memberkati hidup saya, sehingga kami juga bagikan disini.  Kita diberkati untuk memberkati.

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.