Thursday 9 March 2017

LITURGI HARI DOA SEDUNIA MARET 2017




“Apakah aku berlaku tidak adil atasmu?”

” (Matius 20 : 1-16)
Tata Ibadah
Persiapan
1.    Persiapkan terlebih dahulu sebuah tas kecil berisi beras yang akan dibagikan kepada peserta dalam ibadah.
2.    Hiasi altar dengan salib di bagian tengah, letakkan sebuah Alkitab terbuka di depan salib, dan lilin di samping Alkitab untuk dinyalakan sebelum ibadah dimulai.
3.    Jika memungkinkan, siapkan tarian untuk prosesi mengantar simbol-simbol (Kendi berisi air, seikat batang padi, bambu atau palem, dan sebotol minyak) ke altar.
4.    Lagu-lagu dalam tata ibadah ini dapat diganti atau sesuaikan dengan lagu yang sejiwa.


Prosesi mengantar simbol-simbol ke Altar:
(Prosesi diiringi musik instrumental dan tarian. Sementara prosesi jemaat berdiri)

Tiga perempuan mengenakan pakaian Filipina yang berbeda mewakili tiga kelompok penduduk Pulau Luzon, Visayas, dan Mindanao. Mereka membawa simbol-simbol: kendi air, seikat batang padi, bambu atau tanaman palem, dan sebotol minyak. Dari pintu masuk, tiga perempuan tersebut berjalan kedepan ruangan sambil menari. Mereka terus menari sambil meletakkan simbol-simbol tersebut di altar. Kemudiaan ketiganya berdiri menghadap altar.

Seorang perempuan datang membawa kain tradisional dan meletakkan di samping Salib. Seorang perempuan lainnya yang berpakaian seperti yang ada pada gambar tema, masuk membawa sebuah timbangan, dengan salah satu matanya dalam keadaan ditutup. Ia menari ke arah depan dan menempatkan timbangan tersebut pada sisi kanan Salib. Tiga perempuan lagi (masing-masing memegang piring berisi ikan kering, nampan berisi beras dan keranjang berisi buah-buahan dialasi daun pisang) datang meletakkannya di altar. Terakhir seorang perempuan masuk membawa gambar / poster tema dan menempatkan poster tersebut di tempat dimana semua orang bisa melihatnya


Liturgis: Marilah kita menyanyikan kidung pembukaan: PKJ N0.013 “Kita masuk rumahNya”
            Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepadaNya
            Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepadaNya              
            Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepada Kristus
Menyembah Kristus Tuhan

Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu kepadaNya
Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu kepadaNya
Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu kepadaNya
Menyembah Kristus Tuhan

Muliakan namaNya dan angkat tanganmu kepadaNya
Muliakan namaNya dan angkat tanganmu kepadaNya
Muliakan namaNya dan angkat tanganmu kepadaNya
            Menyembah Kristus Tuhan

SAMBUTAN SELAMAT DATANG
Pemimpin 1    :Di Filipina kami menyapa semua orang dengan kata “Mabuhay”. Kata ini berasal dari Bahasa Tagalog (Bahasa Nasional Negara kami), yang mempunyai beberapa arti yaitu: “semoga selamat’, “semangat”, “selamat datang”, dan “horee”. Mabuhay !
Pemimpin 2    :Selamat datang dalam persekutuan Hari Doa Sedunia tahun 2017. Kami bersama kaum perempuan Filipina, mengajak anda semua untuk merenungkan tema tahun ini “Apakah aku berlaku tidak adil atasmu?”. Dengan penuh kasih, kami menyambut anda semua. Marilah kita bersama bersyukur dan beribadah kepada Allah.

PANGGILAN BERIBADAH (jemaat duduk)
Pemimpin 3    :Oh betapa indahnya berkumpul di rumah Allah !
Jemaat            :Kami merasakan hadirat Tuhan
P2                    :Ditengah penderitaan dan kesulitan,
J                      :Kami mengalami penyertaan Roh Kudus
P1                    :Dalam segala hal, mengucap-syukurlah !
Semua            :Bersyukur atas Anugerah sempurna, Yesus Kristus, Penebus kita.

SUARA KAUM PEREMPUAN MENCARI KEADILAN EKONOMI:
Liturgis: Mari kita mendengar suara perempuan Filipina.
Perempuan 1:Saya Merlyn, dari Mindanao, pulau di selatan Filipina. Ketika saya berusia tujuh
tahun, ibu saya, korban kekerasan dalam rumah tangga, meninggal karena kanker. Sebulan kemudian, saya menyaksikan ayah saya ditembak mati karena sengketa tanah. Saya terpaksa mencari pekerjaan untuk membiayai adik saya bersekolah. Saya naik kapal dengan orang yang merekrut  saya pergi ke kota besar Manila. Saya berusia lima belas tahun waktu itu, tapi berbohong menjadi delapan belas supaya bisa mendapatkan pekerjaan. Agen tenaga kerja  mempekerjakan saya pada suatu keluarga. Saya bekerja sebagai pembantu, bekerja hampir 24 jam setiap hari tanpa hari libur.

Setelah 3 bulan bekerja, saya masih tidak menerima gaji, jadi saya mengundurkan diri dan pindah. Majikan saya
menuduh saya mencuri anting-anting putrinya. Saya dimasukkan ke dalam sel tahanan selama 3 hari dan 2 malam di penjara kota. Dengan bantuan seorang pengacara Kristen, yang menawarkan jasa hukum gratis, saya memenangkan kasus saya terhadap majikan saya untuk kasus praktek perburuhan yang tidak adil, yang diajukan pada Departemen Tenaga Kerja.. Saya menerima kompensasi. Saya juga memenangkan kasus pencurian tersebut dan nama saya dibersihkan dari catatan kriminal.
                                                           
Kisah saya ini adalah juga kisah banyak gadis muda yang berasal dari daerah pedesaan, dan orang-orang yang meninggalkan negara Filipina sebagai menjadi Pekerja Migran di luar negeri. Dipaksa oleh keadaan ekonomi yang lemah, kami bermigrasi ke kota-kota besar dan luar negeri. Kami hampir tidak menyelesaikan pendidikan dasar dan hanya bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Kami sering diperlakukan tidak baik dan mengalami ketidakadilan ekonomi, sampai pada bulan November 2012, itu disahkan menjadi undang-undang Filipina tentang Pekerja Rumah Tangga Act 2012 atau Kasambahay Bill (istilah Filipina untuk pekerja rumah tangga).
Kasambahay Bill adalah hasil dari perjuangan rakyat untuk melindungi pekerja rumah tangga. Ada lebih dari 2 juta pekerja rumah tangga Filipina, dan kita perlu pekerjaan yang layak untuk mengatasi kemiskinan.
Perempuan  2: Saya Celia, seorang pekerja pada perkebunan tebu dan mempunyai anak satu. Saya seorang pekerja dengan upah harian di salah satu perkebunan gula yang besar di bagian tengah Pulau Luzon, pulau besar di sebelah utara Filipina. Upah harian saya tidak cukup untuk memberi makan keluarga saya. Karena konversi penggunaan lahan dan mekanisasi di Hacienda (perkebunan gula), maka jumlah hari kerja yang tersedia untuk setiap pekerja berkurang. Paling banyak saya bekerja dua hari seminggu.

Untuk mendapatkan penghasilan tambahan bag keluarga saya, saya menjual bakso ikan dan sagu di sebuah sekolah. Saya juga menjadi tukang cuci pada suatu keluarga, kadang bekerja sebagai sales yang menjual sabun dan pasta gigi di jalan-jalan. Meskipun saya bekerja keras, tetap tidak cukup untuk memberi  makan yang layak tiga kali sehari bagi keluarga saya, dan tidak mampu untuk berlangganan air di rumah. Saya harus mendapatkan air dari pompa umum.
Sama seperti 5.000 pekerja perkebunan lainnya, saya menantikan saat  untuk memiliki sebidang tanah di perkebunan tebu 6.453 hektar ini. Pemilik tanah yang menjanjikan untuk mendistribusikan tanah kepada petani-penerima manfaat menurut Pembaharuan Peraturan Agraria, suatu Program dari pemerintah. Kami hanya perlu terus berjuang untuk hak-hak kami demi kehidupan yang layak.

Perempuan 3:Saya Editha, 69 tahun, seorang janda, dengan tiga anak yang semuanya sudah menikah. Saya tinggal di Ormoc, kota di Central Filipina, dan kami diterjang oleh Badai Topan Yolanda (Badai Haiyan). Saya kehilangan toko saya dan rumah saya, tapi saya selamat dan bisa mengungsi. Saya masih tinggal di gubuk darurat  dengan tetangga saya dan kami berbagi makanan. Saya belum mendapat bantuan untuk membangun kembali rumah saya, tapi kami berterima kasih kepada beberapa organisasi yang masih menyediakan bantuan bagi para korban topan. Saya menerima uang tunai untuk bekerja dari Christian Aid.

Topan Haiyan meninggalkan luka yang mendalam dalam hidup saya. Saya mencari pekerjaan dan rumah baru. Program rehabilitasi pemerintah sangat lambat, meskipun miliaran dolar berdatangan dari sumbangan masyarakat internasional dalam menanggulangi kehancuran yang  luar biasa yang disebabkan oleh Topan Haiyan.
Pada saat seperti ini,
kami menyadari bahwa solidaritas adalah sumber kekuatan kita.

PENGAKUAN DOSA:

Liturgis:          Sekarang mari kita mengaku kepada Allah akan segala kekurangan kita.

P2:                  Ya Tuhan kami, cerita dari saudara-saudara kami tadi mengingatkan kami  bahwa kami telah kehilangan kemuliaanMu. Kami telah menggunakan alasan bahwa kami hanya satu suara kecil di tengah yang banyak.

Semua:           Engkau, Tuhan, telah mendengar teriakan umatMu untuk perdamaian;
P1:                   Tapi kami menganggap bahwa kami lebih membutuhkan militer yang kuat untuk melindungi kepentingan kami.

Semua:           Allah, Engkau telah mendengar teriakan umatMu untuk melindungi bumi;
P3:                   Sementara kami menganggap bahwa ilmu akan dapat menemukan cara untuk menyelamatkan planet ini.

Semua:           Engkau telah mendengar teriakan umatMu untuk rekonsiliasi;
P1:                   Tapi kami tidak pernah peduli akan orang-orang dari ras atau budaya lain.

Semua:           Tuhan, Engkau telah mengajarkan kami  untuk membantu orang miskin dan tunawisma;
P 2:                  Tapi kami beralasan bahwa bantuan kami tersebut akan disalahgunakan.

Semua:           Tuhan, kami telah kehabisan alasan dan sekarang harus menghadapi dosa kami sendiri. Kami bertanggung jawab untuk kegagalan kami yang tidak mendengar teriakan umatMu. Kami sesungguhnya harus menanggapi panggilanMu untuk memberlakukan keadilan. Ampunilah  kami, ya Allah, dan bebaskanlah kami. Gerakkanlah kami untuk  bertindak. Amin.



ANUGERAH PENGAMPUNAN      
Perempuan yang membawa timbangan: Dengarkanlah Aku, hai kamu yang
mengejar apa yang  benar, hai kamu yang mencari Tuhan !  Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang  dari padanya kamu tergali (Yesaya 51:1). Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai;  gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai didepanmu, , dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan. (Yesaya 55:12)
Yesus berkata, "Aku datang supaya mereka
mempunyai hidup dan mempunyainya dalam kelimpahan." Tuhan mengampuni dan membebaskan kita untuk memulai lagi dari kedalaman hati kita.

Semua: Amin
LAGU RESPONS: (menyanyikan nyanyian “Doa Bapa Kami”)
PEMBACAAN FIRMAN : Matius 20: 1-16 (Pembacaan Alkitab dapat didramatisasi)
MEDITASI: “Apakah Aku berlaku tidak adil atasmu?” 
(dapat meminta perempuan dan anak perempuan yang membawa simbol-simbol  dalam prosesi tadi untuk menjadi para Pembaca)

Liturgis: Kami mengajak anda untuk merenungkan dalam hati pertanyaan tema ini, "Apakah
aku berlaku tidak adil atasmu?"

Pembaca 1:Yesus berbicara kepada para murid tentang Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan yang pergi keluar beberapa kali dalam sehari untuk menyewa pekerja untuk kebun anggurnya, dan dibayar masing-masing satu dinar per-hari.
Pembaca 2: Pada saat banyak orang menganggur, kita gembira karena akan lebih banyak pekerja yang dipekerjakan sepanjang hari. Namun, jika kita telah datang bekerja lebih pagi, kita mungkin akan mengeluh jika menerima upah yang sama dengan orang-orang yang datang belakangan.
Pembaca 3: Di Filipina, di kalangan para petani padi, biasanya para tetangga diajak untuk membantu saat penanaman dan saat panen. Tidak ada yang dibayar, tapi hasil panen dibagi untuk semua. Praktek ini disebut dagyaw.
Pembaca 4: Dagyaw, adalah tradisi yang baik untuk membangun dan mempertahankan  
sebuah komunitas, dan itu adalah sebuah perwujudan kasih sayang dan kepedulian  terhadap sesama.

Pembaca 5: Dalam Alkitab, Yesus menggunakan kisah kemurahan hati seorang pemilik
Tanah, untuk membantu kita memahami seperti apa Kerajaan Sorga itu.
-       Mengapa orang-orang yang menghabiskan sebagian besar harinya dengan  tidak bekerja, kemudian dibayar dengan jumlah yang sama seperti orang-orang yang bekerja sepanjang hari? (…..saat teduh….)
-       Bagaimana dagyaw dibandingkan dengan kemurahan hati pemilik tanah? (…saat teduh…)

Pembaca 6:   
-Siapa yang dimaksud dengan 'belakangan/terakhir' dalam komunitas Anda? (…saat teduh…)
-Apakah anda mengundang mereka untuk panen? (…saat teduh…)
-Di mana anda melihat Tuhan memanggil anda memberlakukan keadilan? (…saat teduh…)
-Bagaimana anda merespons panggilan Tuhan? (…saat teduh…)
-Silahkan berbagi  refleksi dan tanggapan anda dengan  orang yang duduk di sampingmu tentang pertanyaan-pertanyaan diatas.

REFLEKSI: (Seorang Pemimpin menyampaikan renungan atau refleksi dari meditasi diatas)

KOMITMEN untuk SOLIDARITAS:
Pembaca 1: Waktu panen adalah waktu kelimpahan. Ini adalah waktu untuk perayaan. Kami
mengundang anda untuk datang dan menerima hasil panen anda, ini adalah dagyaw kami !.  Buah keadilan yang mempertahankan harapan dan komitmen kami, yang memberi kami inspirasi untuk mampu menghadapi tantangan.

(Para pemimpin dapat membagikan beras kepada peserta sementara semua menyanyikan “Sudahkah yang terbaik kuberikan” NKB No. 199.)

            Sudahkah yang terbaik kuberikan, kepada Yesus Tuhanku
Besar pengorbananNya di Kalfari. DiharapNya terbaik dariku
            Ref:     Berapa yang terhilang tlah kucari,
dan kulepaskan yang terbelenggu
Sudahkah yang terbaik kuberikan
Kepada Yesus Tuhanku
            Begitu banyak waktu yang terluang, sedikit kubri bagiNya
            Sebab kurang kasihku pada Yesus, mungkinkah hancur pula hatiNya
                                    Reff: ……..
            Telah kuperhatikankah sesame, atau kubiarkan tegar ?
Ku patut menghantarnya pada Kristus dan kasih Tuhan harus kusebar
                        Reff: …..
Ku tak mau lebih lama dalam jurang, ku panjat dindingnya terjal
Dunia yang kan binasa memerlukan, berita kasih Allah yang kekal
                        Reff:…..
           

Pemimpin 3: Allah Penyayang, kami persembahkan buah-buahan yang melambangkan
buah dari semangat pembebasan - bahwa pada saatnya, keadilan akan menang. Bimbinglah masyarakat dan bangsa kami menjadi manusia yang penuh kasih dan kebaikan.
Ya Allah yang hidup, yang mengubah benih menjadi buah, kami berdoa untuk mereka yang berpartisipasi dalam proses menabur sampai masa menuai. Buatlah benih keadilan kami tumbuh seperti tanaman di tepi air hidup, air rahmatMu. Kami persembahkan buah-buahan keadilan dan keinginan dari kami  yang berkomitmen untuk membawa harapan dalam  dunia yang tidak adil ini. Kami persembahkan tangan kami untuk terus menanam dan memelihara buah-buah tersebut sampai saat menuai. Sucikan kami. Bentuklah kami. Bebaskan kami. Pelihara tuaian kami. Pakailah kami didalam kehendak dan kemuliaanMu. Amin.
PERSEMBAHAN
Liturgis:         Sekarang kami mempersembahkan milik kami sebagai tanda syukur kepada Allah sambil menyanyikan pujian : KJ.432 “Jika padaku ditanyakan”

            Jika padaku ditanyakan apa akan kubritakan
pada dunia yang penuh penderitaan
            Kan kusampaikan kabar baik pada orang-orang miskin
            Pembebasan bagi orang yang ditawan
            Yang buta dapat penglihatan, yang tertindas dibebaskan
            Sungguh tahun rahmat Tuhan sudah tiba
            Kerajaan Allah, penuh kurnia, itu berita bagi isi dunia
                                    Jika padaku ditanyakan apa akan kusampaikan
Pada dunia yang penuh dengan cobaan
Aku bersaksi dengan kata tapi juga dengan karya
Menyampaikan kasih Allah yang sejati
Tlah tersedia bagi kita pengampunan dan anugerah
Keslamatan dalam Kristus PuteraNya
Krajaan Allah penuh kurnia itu berita bagi isi dunia
           
DOA UMUM
Seorang anak: Saya adalah seorang anak, saya butuh perawatan kesehatan.
Jemaat:          Allah sumber pengharapan dan perdamaian, mampukan kami untuk memelihara anak-anak kami, dan membebaskan mereka dari penderitaan. Tolonglah kami Oh Tuhan..
Seorang Pekerja Migran:  Saya adalah pekerja migran, saya memerlukan hukum yang adil. 
Semua:           Allah yang adil dan membebaskan, kami  persembahkan diri kami  untuk berjuang menanggulangi sebab-sebab ketidak-adilan yang mengabaikan hak-hak kemanusiaan. Tolonglah kami Oh Tuhan.
Pemuda:         Saya seorang muda, saya butuh pendidikan, saya ingin bersekolah..
Semua:           Allah, Guru dan Pembimbingku, berikan anak-anak kami semua kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka untuk menggapai cita-cita mereka seturut dengan kehendakMu. Tolonglah kami Oh Tuhan..
Seorang dari masyarakat adat: Saya dari masyarakat adat. Saya ingin melestarikan warisan
adat budaya dalam masyarakat kami, yang adalah pemberian Allah.

Semua:           Allah Pencipta, kami persembahkan diri kami untuk membangun komunitas kasih yang adil, dan melayani. Tolonglah kami Oh Tuhan.  
Petani / Pekerja:  Saya seorang petani, dan pekerja. Saya ingin mengenal anda semua
lebih jauh, dan memenuhi ajakan anda untuk menjadi agen perubahan.  

Semua:           Allah Pengasih yang adil, tolonglah kami untuk menjadi benih-benih perubahan, serta menjadi alatMu untuk menghadirkan Kerajaan Damai SejahteraMu.

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.