“Apakah
aku berlaku tidak adil atasmu?”
” (Matius
20 : 1-16)
Tata
Ibadah
Persiapan
|
1. Persiapkan terlebih dahulu sebuah tas kecil berisi
beras yang
akan dibagikan kepada peserta dalam
ibadah.
2. Hiasi altar dengan salib di bagian tengah, letakkan sebuah Alkitab terbuka di depan salib, dan lilin di
samping Alkitab untuk dinyalakan sebelum ibadah dimulai.
3. Jika memungkinkan, siapkan tarian untuk prosesi mengantar
simbol-simbol
(Kendi berisi air, seikat batang padi, bambu atau palem, dan sebotol minyak) ke altar.
4. Lagu-lagu
dalam tata ibadah ini dapat diganti atau sesuaikan dengan lagu yang sejiwa.
|
Prosesi mengantar simbol-simbol ke Altar:
(Prosesi
diiringi musik instrumental dan tarian. Sementara prosesi jemaat berdiri)
Tiga perempuan mengenakan pakaian
Filipina yang berbeda mewakili tiga kelompok penduduk Pulau Luzon, Visayas, dan Mindanao. Mereka membawa
simbol-simbol: kendi air, seikat batang padi, bambu atau tanaman palem, dan sebotol minyak.
Dari pintu masuk, tiga perempuan tersebut berjalan kedepan ruangan sambil menari. Mereka terus menari sambil meletakkan
simbol-simbol tersebut di altar. Kemudiaan ketiganya berdiri menghadap altar.
Seorang perempuan datang membawa kain tradisional dan meletakkan di
samping Salib. Seorang perempuan lainnya yang berpakaian seperti yang
ada pada gambar tema, masuk membawa sebuah
timbangan, dengan
salah
satu matanya dalam
keadaan ditutup. Ia menari ke arah depan dan menempatkan timbangan tersebut pada sisi kanan Salib. Tiga perempuan lagi (masing-masing memegang
piring berisi
ikan kering, nampan berisi beras dan keranjang berisi buah-buahan
dialasi daun pisang) datang meletakkannya di altar. Terakhir
seorang perempuan masuk membawa gambar / poster tema dan menempatkan
poster tersebut di tempat dimana semua
orang bisa melihatnya
Liturgis: Marilah kita menyanyikan kidung pembukaan: PKJ N0.013 “Kita masuk rumahNya”
Kita
masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepadaNya
Kita
masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepadaNya
Kita
masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepada Kristus
Menyembah Kristus Tuhan
Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu
kepadaNya
Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu
kepadaNya
Lupakanlah dirimu, arahkan hatimu
kepadaNya
Menyembah Kristus Tuhan
Muliakan namaNya dan angkat
tanganmu kepadaNya
Muliakan namaNya dan angkat
tanganmu kepadaNya
Muliakan namaNya dan angkat
tanganmu kepadaNya
Menyembah Kristus Tuhan
SAMBUTAN
SELAMAT DATANG
Pemimpin 1 :Di Filipina kami
menyapa semua orang dengan kata “Mabuhay”. Kata ini berasal dari Bahasa Tagalog
(Bahasa Nasional Negara kami), yang mempunyai beberapa arti yaitu: “semoga
selamat’, “semangat”, “selamat datang”, dan “horee”. Mabuhay !
Pemimpin 2 :Selamat datang dalam persekutuan Hari Doa
Sedunia tahun 2017. Kami bersama kaum perempuan Filipina, mengajak anda semua
untuk merenungkan tema tahun ini “Apakah aku berlaku tidak adil atasmu?”.
Dengan penuh kasih, kami menyambut anda semua. Marilah kita bersama bersyukur
dan beribadah kepada Allah.
PANGGILAN BERIBADAH (jemaat duduk)
Pemimpin 3 :Oh betapa indahnya berkumpul di rumah Allah !
Jemaat :Kami merasakan hadirat Tuhan
P2 :Ditengah
penderitaan dan kesulitan,
J :Kami
mengalami penyertaan Roh Kudus
P1 :Dalam
segala hal, mengucap-syukurlah !
Semua :Bersyukur
atas Anugerah sempurna, Yesus Kristus, Penebus kita.
SUARA KAUM PEREMPUAN MENCARI KEADILAN EKONOMI:
Liturgis: Mari kita mendengar suara perempuan Filipina.
Perempuan 1:Saya Merlyn, dari Mindanao, pulau di selatan Filipina.
Ketika saya berusia tujuh
tahun, ibu saya, korban kekerasan dalam
rumah tangga, meninggal karena kanker. Sebulan kemudian, saya menyaksikan ayah
saya ditembak mati karena sengketa tanah. Saya terpaksa
mencari pekerjaan untuk membiayai adik saya bersekolah. Saya naik kapal dengan orang yang merekrut saya pergi ke kota
besar Manila. Saya berusia lima belas tahun waktu itu, tapi berbohong menjadi delapan belas supaya bisa
mendapatkan pekerjaan. Agen tenaga kerja mempekerjakan saya pada suatu
keluarga. Saya bekerja sebagai pembantu, bekerja hampir 24 jam setiap
hari tanpa hari libur.
Setelah 3 bulan bekerja, saya masih tidak menerima gaji, jadi saya mengundurkan diri dan pindah. Majikan saya menuduh saya mencuri anting-anting putrinya. Saya dimasukkan ke dalam sel tahanan selama 3 hari dan 2 malam di penjara kota. Dengan bantuan seorang pengacara Kristen, yang menawarkan jasa hukum gratis, saya memenangkan kasus saya terhadap majikan saya untuk kasus praktek perburuhan yang tidak adil, yang diajukan pada Departemen Tenaga Kerja.. Saya menerima kompensasi. Saya juga memenangkan kasus pencurian tersebut dan nama saya dibersihkan dari catatan kriminal.
Kisah
saya ini adalah juga kisah
banyak gadis muda yang berasal dari daerah pedesaan, dan orang-orang yang
meninggalkan negara Filipina sebagai menjadi Pekerja Migran di luar negeri. Dipaksa
oleh keadaan ekonomi yang lemah, kami bermigrasi ke kota-kota besar
dan luar negeri. Kami hampir tidak menyelesaikan pendidikan dasar dan hanya bisa bekerja
sebagai pembantu rumah tangga. Kami sering diperlakukan tidak baik dan
mengalami ketidakadilan ekonomi, sampai pada bulan November 2012, itu disahkan
menjadi undang-undang Filipina tentang Pekerja
Rumah Tangga Act 2012 atau Kasambahay Bill (istilah
Filipina untuk pekerja rumah tangga).
Kasambahay Bill adalah hasil dari perjuangan rakyat untuk melindungi pekerja rumah tangga. Ada lebih dari 2 juta pekerja rumah tangga Filipina, dan kita perlu pekerjaan yang layak untuk mengatasi kemiskinan.
Kasambahay Bill adalah hasil dari perjuangan rakyat untuk melindungi pekerja rumah tangga. Ada lebih dari 2 juta pekerja rumah tangga Filipina, dan kita perlu pekerjaan yang layak untuk mengatasi kemiskinan.
Perempuan 2: Saya Celia, seorang pekerja pada perkebunan
tebu dan mempunyai anak satu. Saya seorang pekerja dengan upah harian
di salah satu perkebunan gula yang besar di bagian tengah Pulau Luzon,
pulau besar di sebelah utara Filipina. Upah
harian saya tidak cukup untuk memberi makan keluarga saya. Karena konversi penggunaan
lahan dan mekanisasi di Hacienda (perkebunan gula), maka
jumlah hari kerja yang tersedia untuk setiap pekerja berkurang. Paling banyak saya
bekerja dua hari seminggu.
Untuk mendapatkan penghasilan tambahan bag
keluarga saya, saya menjual bakso ikan dan sagu di sebuah
sekolah. Saya juga menjadi tukang cuci pada suatu keluarga, kadang bekerja
sebagai sales yang menjual sabun dan pasta gigi di
jalan-jalan. Meskipun saya bekerja keras, tetap tidak
cukup untuk memberi makan yang layak tiga
kali sehari
bagi keluarga saya, dan tidak mampu untuk berlangganan
air di rumah. Saya harus mendapatkan air dari pompa umum.
Sama seperti 5.000 pekerja perkebunan
lainnya, saya menantikan saat untuk memiliki
sebidang tanah di perkebunan tebu 6.453 hektar ini. Pemilik
tanah yang menjanjikan untuk mendistribusikan tanah
kepada petani-penerima manfaat menurut Pembaharuan Peraturan Agraria, suatu
Program dari pemerintah. Kami hanya perlu terus berjuang untuk hak-hak
kami demi
kehidupan yang layak.
Perempuan 3:Saya
Editha, 69 tahun, seorang janda, dengan tiga anak yang semuanya
sudah menikah. Saya tinggal di Ormoc, kota di Central Filipina, dan kami diterjang oleh
Badai
Topan Yolanda (Badai Haiyan). Saya kehilangan toko saya dan
rumah saya, tapi saya selamat dan bisa mengungsi. Saya masih tinggal di
gubuk darurat
dengan tetangga saya dan kami
berbagi makanan. Saya belum mendapat bantuan untuk membangun kembali rumah
saya, tapi kami berterima kasih kepada beberapa organisasi yang masih
menyediakan bantuan bagi para korban topan. Saya menerima uang
tunai untuk bekerja dari Christian Aid.
Topan Haiyan meninggalkan luka yang mendalam dalam hidup saya. Saya mencari
pekerjaan dan rumah baru. Program rehabilitasi pemerintah sangat lambat,
meskipun miliaran dolar berdatangan dari sumbangan masyarakat internasional
dalam menanggulangi
kehancuran yang luar
biasa yang disebabkan oleh Topan Haiyan.
Pada saat seperti ini, kami menyadari bahwa solidaritas adalah sumber kekuatan kita.
Pada saat seperti ini, kami menyadari bahwa solidaritas adalah sumber kekuatan kita.
PENGAKUAN DOSA:
Liturgis: Sekarang mari kita
mengaku kepada Allah akan segala kekurangan
kita.
P2: Ya Tuhan kami,
cerita dari saudara-saudara kami tadi mengingatkan kami bahwa kami telah kehilangan
kemuliaanMu. Kami
telah menggunakan alasan bahwa kami hanya satu suara kecil
di tengah yang
banyak.
Semua: Engkau, Tuhan, telah mendengar teriakan umatMu untuk perdamaian;
P1: Tapi kami menganggap bahwa kami lebih membutuhkan militer yang kuat untuk melindungi
kepentingan kami.
Semua: Allah, Engkau telah mendengar teriakan umatMu untuk melindungi bumi;
P3: Sementara kami menganggap bahwa ilmu akan dapat
menemukan cara untuk menyelamatkan planet
ini.
Semua: Engkau telah mendengar teriakan umatMu untuk rekonsiliasi;
P1: Tapi kami tidak pernah peduli akan orang-orang dari ras atau budaya lain.
Semua: Tuhan, Engkau telah mengajarkan kami untuk membantu
orang miskin dan tunawisma;
P 2: Tapi kami beralasan bahwa bantuan kami
tersebut akan disalahgunakan.
Semua: Tuhan, kami telah
kehabisan alasan dan sekarang harus menghadapi dosa kami
sendiri. Kami bertanggung jawab untuk kegagalan kami yang tidak mendengar teriakan umatMu. Kami sesungguhnya harus menanggapi panggilanMu untuk memberlakukan keadilan. Ampunilah kami, ya Allah,
dan bebaskanlah kami. Gerakkanlah kami untuk
bertindak. Amin.
ANUGERAH PENGAMPUNAN
Perempuan yang
membawa timbangan: “Dengarkanlah Aku, hai kamu
yang
mengejar
apa yang benar, hai kamu yang mencari
Tuhan ! Pandanglah gunung batu yang dari
padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali (Yesaya 51:1). Sungguh,
kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan
bergembira dan bersorak-sorai didepanmu, , dan segala pohon-pohonan di padang akan
bertepuk tangan. (Yesaya 55:12)
Yesus berkata, "Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam kelimpahan." Tuhan mengampuni dan membebaskan kita untuk memulai lagi dari kedalaman hati kita.
Yesus berkata, "Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam kelimpahan." Tuhan mengampuni dan membebaskan kita untuk memulai lagi dari kedalaman hati kita.
Semua: Amin
LAGU
RESPONS: (menyanyikan nyanyian “Doa
Bapa Kami”)
PEMBACAAN
FIRMAN : Matius 20: 1-16 (Pembacaan Alkitab dapat didramatisasi)
MEDITASI: “Apakah Aku berlaku tidak adil atasmu?”
(dapat meminta perempuan dan anak perempuan
yang membawa simbol-simbol dalam prosesi tadi untuk menjadi para
Pembaca)
Liturgis: Kami
mengajak
anda untuk merenungkan dalam hati pertanyaan tema ini,
"Apakah
aku berlaku tidak adil
atasmu?"
Pembaca
1:Yesus berbicara kepada para murid tentang Kerajaan
Sorga. Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan yang pergi keluar beberapa kali
dalam sehari untuk menyewa pekerja untuk kebun anggurnya, dan dibayar
masing-masing satu dinar per-hari.
Pembaca
2: Pada saat banyak orang menganggur, kita gembira karena
akan lebih banyak pekerja yang dipekerjakan
sepanjang hari.
Namun, jika kita telah datang bekerja lebih pagi, kita
mungkin akan mengeluh jika menerima upah yang sama dengan orang-orang
yang datang belakangan.
Pembaca
3: Di Filipina, di kalangan para
petani padi, biasanya para tetangga diajak untuk
membantu saat penanaman dan saat panen.
Tidak ada yang dibayar, tapi hasil panen dibagi untuk
semua. Praktek ini disebut dagyaw.
Pembaca 4: Dagyaw, adalah
tradisi
yang baik untuk membangun dan mempertahankan
sebuah komunitas, dan itu adalah sebuah perwujudan kasih
sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Pembaca 5:
Dalam Alkitab, Yesus menggunakan kisah kemurahan hati seorang pemilik
Tanah, untuk membantu kita memahami seperti apa
Kerajaan Sorga itu.
- Mengapa
orang-orang yang menghabiskan sebagian besar harinya dengan tidak bekerja, kemudian dibayar
dengan
jumlah yang sama seperti orang-orang yang bekerja sepanjang hari? (…..saat teduh….)
- Bagaimana
dagyaw dibandingkan dengan kemurahan hati pemilik tanah? (…saat teduh…)
Pembaca
6:
-Siapa
yang
dimaksud dengan 'belakangan/terakhir' dalam
komunitas Anda? (…saat teduh…)
-Apakah anda mengundang mereka untuk panen? (…saat teduh…)
-Di mana anda melihat Tuhan memanggil anda memberlakukan
keadilan? (…saat teduh…)
-Bagaimana anda merespons
panggilan Tuhan? (…saat teduh…)
-Silahkan berbagi refleksi dan tanggapan anda dengan orang yang duduk di sampingmu
tentang pertanyaan-pertanyaan diatas.
REFLEKSI: (Seorang
Pemimpin menyampaikan renungan atau refleksi dari meditasi diatas)
KOMITMEN untuk
SOLIDARITAS:
Pembaca
1: Waktu panen adalah waktu kelimpahan. Ini
adalah waktu untuk perayaan. Kami
mengundang anda untuk datang dan menerima hasil
panen anda,
ini adalah dagyaw kami !. Buah keadilan yang mempertahankan
harapan dan komitmen kami, yang memberi kami inspirasi untuk
mampu
menghadapi tantangan.
(Para
pemimpin dapat membagikan
beras kepada peserta
sementara semua menyanyikan “Sudahkah yang terbaik
kuberikan” NKB No. 199.)
Sudahkah
yang terbaik kuberikan, kepada Yesus Tuhanku
Besar pengorbananNya di
Kalfari. DiharapNya terbaik dariku
Ref: Berapa yang
terhilang tlah kucari,
dan kulepaskan yang terbelenggu
Sudahkah yang terbaik kuberikan
Kepada Yesus Tuhanku
Begitu
banyak waktu yang terluang, sedikit kubri bagiNya
Sebab
kurang kasihku pada Yesus, mungkinkah hancur pula hatiNya
Reff:
……..
Telah
kuperhatikankah sesame, atau kubiarkan tegar ?
Ku patut menghantarnya
pada Kristus dan kasih Tuhan harus kusebar
Reff: …..
Ku tak mau lebih lama
dalam jurang, ku panjat dindingnya terjal
Dunia yang kan binasa
memerlukan, berita kasih Allah yang kekal
Reff:…..
Pemimpin
3: Allah Penyayang, kami persembahkan buah-buahan
yang melambangkan
buah dari semangat pembebasan - bahwa pada saatnya,
keadilan akan menang. Bimbinglah masyarakat dan bangsa kami menjadi
manusia yang penuh kasih dan kebaikan.
Ya Allah yang hidup, yang
mengubah benih menjadi buah, kami berdoa untuk mereka
yang berpartisipasi dalam proses menabur sampai masa menuai. Buatlah
benih keadilan kami tumbuh seperti tanaman di tepi air
hidup, air rahmatMu. Kami persembahkan buah-buahan keadilan dan keinginan
dari
kami yang
berkomitmen untuk membawa harapan dalam dunia yang tidak adil ini. Kami persembahkan
tangan kami untuk terus menanam dan memelihara buah-buah tersebut
sampai saat menuai. Sucikan kami. Bentuklah kami.
Bebaskan kami. Pelihara tuaian kami. Pakailah kami didalam
kehendak dan kemuliaanMu. Amin.
PERSEMBAHAN
Liturgis: Sekarang kami mempersembahkan milik kami sebagai tanda syukur kepada Allah sambil menyanyikan pujian : KJ.432
“Jika padaku ditanyakan”
Jika padaku ditanyakan apa akan
kubritakan
pada
dunia yang penuh penderitaan
Kan kusampaikan kabar baik pada orang-orang
miskin
Pembebasan bagi orang yang ditawan
Yang buta dapat penglihatan, yang
tertindas dibebaskan
Sungguh tahun rahmat Tuhan sudah
tiba
Kerajaan Allah, penuh kurnia, itu
berita bagi isi dunia
Jika padaku ditanyakan apa akan kusampaikan
Pada dunia yang penuh dengan
cobaan
Aku bersaksi dengan kata tapi
juga dengan karya
Menyampaikan kasih Allah yang
sejati
Tlah tersedia bagi kita
pengampunan dan anugerah
Keslamatan dalam Kristus
PuteraNya
Krajaan Allah penuh kurnia
itu berita bagi isi dunia
DOA UMUM
Seorang
anak: Saya adalah
seorang anak, saya butuh perawatan kesehatan.
Jemaat: Allah sumber pengharapan dan perdamaian, mampukan kami
untuk memelihara anak-anak kami, dan membebaskan mereka dari penderitaan.
Tolonglah kami Oh Tuhan..
Seorang Pekerja Migran: Saya adalah pekerja migran, saya memerlukan
hukum yang adil.
Semua: Allah yang adil dan membebaskan, kami persembahkan diri kami untuk berjuang menanggulangi sebab-sebab
ketidak-adilan yang mengabaikan hak-hak kemanusiaan. Tolonglah kami Oh Tuhan.
Pemuda: Saya seorang muda, saya butuh
pendidikan, saya ingin bersekolah..
Semua: Allah, Guru dan Pembimbingku, berikan
anak-anak kami semua kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka untuk
menggapai cita-cita mereka seturut dengan kehendakMu. Tolonglah kami Oh Tuhan..
Seorang dari masyarakat adat: Saya dari masyarakat adat.
Saya ingin melestarikan warisan
adat budaya dalam masyarakat
kami, yang adalah pemberian Allah.
Semua: Allah Pencipta, kami persembahkan diri kami untuk
membangun komunitas kasih yang adil, dan melayani. Tolonglah kami Oh
Tuhan.
Petani / Pekerja: Saya seorang petani, dan pekerja. Saya ingin
mengenal anda semua
lebih jauh, dan memenuhi ajakan anda untuk menjadi agen
perubahan.
Semua: Allah Pengasih yang adil, tolonglah kami untuk menjadi
benih-benih perubahan, serta menjadi alatMu untuk menghadirkan Kerajaan Damai
SejahteraMu.