Posted by
komunitas warga kristen
Melihat kondisi di negara kita, para pemimpinnya saling bertengkar
memperebutkan jatah kekuasaan, proyek, dan popularitas, kita
merasa pesimis. Bayangkan untuk aji mumpung seperti itu,
integritas dikorbankan, kebenaran diputarbalikkan, rakyat diperas
dan ditindas, dijadikan alat untuk mencapai tujuan jahat mereka
yang punya kuasa. Benarkah kita harus pesimis bahwa tidak mungkin
lagi bangsa dan negara kita diperbaiki? Disterilkan dari nafsu
serakah dan budaya korupsi? Dibersihkan dari oknum-oknum yang
kerjanya memangsa orang-orang lemah?
Di Yesaya 1:5-6 Tuhan sendiri 'mengeluh': Mau diapakan lagi bangsa
yang bejat luar dalam ini? Kalau Tuhan sudah bertanya seperti itu,
apalagi yang bisa kita perkatakan? Justru Tuhan masih memiliki
rencana akbar-Nya. Rencana yang tidak pernah pudar asanya,
walaupun situasi kondisinya seperti tak berpengharapan.
Penghukuman sekarang, penghakiman saat ini memang tidak kelihatan
berdampak dahsyat, langsung dan menyeluruh. Namun, Tuhan sudah
menetapkan suatu waktu, 'pada hari-hari terakhir' akan terjadi
Sion, tempat Bait Allah didirikan, yang oleh karena dosa-dosanya
dihancurkan, kembali menjadi tempat di mana kemuliaan dan keadilan
Allah dinyatakan ke seluruh dunia! Pemulihan yang dinubuatkan ini
akan terwujud bukan secara nasional melainkan internasional bahkan
universal!
Kapan hal itu akan terjadi? Para penafsir berbeda pandangan. Yang
melihat teks ini secara harfiah menantikan penggenapannya saat
Tuhan Yesus datang kembali, di mana Kerajaan Israel akan berdiri
kembali. Yang melihatnya sebagai simbol kerajaan Allah di mana
Kristuslah Rajanya menyatakan bahwa secara rohani kerajaan Allah
sudah dimulai saat inkarnasi. Damai yang dibawa-Nya tercermin dari
komunitas gereja yang memancarkan terang firman kepada dunia dalam
kegelapan. Dalam Kristus hanya ada damai sejati, tak ada
permusuhan dan peperangan. Yang penting saat ini adalah
mengantisipasi penggenapan nubuat ini dengan mengikuti ajakan
Yesaya: mari kita berjalan di dalam terang Tuhan! (5).
Yesaya 2:1-5
Posted by
komunitas warga kristen
Arl Weisman mewawancarai 1.036 orang yang telah bercerai untuk
meneliti penyebabnya. Ternyata 80% menyatakan bahwa sebelum menikah,
sudah muncul keraguan dalam hati mereka untuk bisa bertahan hidup
bersama pasangannya. Ada yang terasa mengganjal di hati. Namun,
perasaan itu ditutupi rasa optimis bahwa sesudah menikah semuanya
akan berubah. Atau, sudah telanjur memastikan tanggal pernikahan.
Weisman, dalam bukunya, Serious Doubts (Keraguan Serius) berkata:
"Jika Anda sangat ragu menikahi seseorang, jangan nekat! Dengarkan
suara hati agar jangan salah jalan."
Hati adalah pusat kehidupan batin. Tempat diolahnya perasaan dan
pikiran terdalam. Dari hati muncul penilaian jujur pada diri
sendiri. Suara hati membisikkannya kepada kita, terutama jika ada
yang tak beres. Kita bisa saja mengabaikannya dan lebih menuruti apa
kata orang. Namun, hati akan merana (ayat 10, 13). Orang bijak tak
akan bertindak berdasarkan apa kata orang (ayat 15). Ia akan
berhati-hati melangkah; peka mendengar suara hati. Ia tak akan
ceroboh mengambil jalan yang disangka lurus. Ia tidak akan
menjalaninya sebelum yakin bahwa jalan itu benar-benar lurus.
Salah jalan memang bukan akhir. Tuhan bisa membuat
keputusan-keputusan keliru yang kita buat menjadi sesuatu yang
berakhir baik. Anda, dengan pertolongan Tuhan, bisa kembali menempuh
jalan yang benar. Namun, prosesnya menghabiskan waktu dan tenaga.
Menguras pikiran dan perasaan. Anda akan mengalami kesusahan yang
tak perlu terjadi. Jadi, sebelum mengambil keputusan penting,
datanglah kepada Tuhan. Mintalah kepekaan untuk mendengar
pimpinan-Nya, bahkan lewat suara hati Anda --JTI
SUARA HATI ADALAH SOBAT YANG PALING BERANI BICARA
IA BERANI BERKATA "TIDAk" SAAT SEMUANYA BERKATA "YA"
Amsal 14:10-16
Posted by
komunitas warga kristen
Yohanes Pembaptis adalah nabi yang unik. Umur dan masa
pelayanannya sangat pendek. Khotbahnya juga pendek, tetapi
"menyambar" semua golongan tanpa kecuali membuat telinga panas, muka
merah, hati gelisah. Orang dunia menganggapnya bodoh karena membuat
kesalahan besar yang menyebabkan usia dan pelayanannya pendek.
Mengapa? Ia berani menegur Herodes karena merebut Herodias, istri
Filipus, saudaranya sendiri. Ah, siapakah ia sehingga berani menegur
raja?
Namun benarkah Yohanes mencemarkan nama raja karena telah menegur
langsung? Atau, ia mengasihi rajanya dan tak ingin sang raja hidup
dalam dosa yang membinasakan? Memang dari sudut pandang duniawi,
Yohanes melanggar tata krama. Namun dari sudut pandang kebenaran,
keberanian Yohanes patut diacungi jempol, sebab ia mengasihi raja
dan rakyatnya. Bukankah dosa raja berdampak buruk bagi bangsanya?
Sayangnya, kejujuran dan kebenaran tak dihargai di dunia ini. Suara
kenabian dan kejujuran biasanya dijauhkan dari raja. Yang ada di
sekitar raja hanya para penjilat dan penggembira hati yang
memabukkan. Kalaupun ada orang yang baik dan jujur di sekitar raja,
biasanya ia cenderung memilih diam agar selamat.
Saudara, apabila Anda adalah "raja" baik di rumah, di tempat kerja,
di gereja, di lembaga pelayanan, atau di masyarakat, waspadalah!
Jagalah hati. Peliharalah persekutuan dengan Tuhan. Bukalah pintu
hati bagi teguran, sekalipun itu membuat wajah merah dan hati gerah.
Jangan tergesa mematikan suara itu. Siapa tahu itu adalah suara
Tuhan yang berseru-seru di padang gersang kehidupan, agar jalan Anda
yang bengkok diluruskan (Matius 3:3) --SST
SEORANG PENJILAT MEMBUNUH DENGAN PUJIAN
TETAPI SAHABAT SEJATI MENYELAMATKAN DENGAN TEGURAN
Matius 14:3-12