Friday, 10 May 2013

K A S I H

K A S I H


1 Korintus 13:1-13 adalah bentuk syair nyanyian yang terkenal yang memuji-muji kasih adalah hal "yang paling besar, paling kuat, paling dalam" yang pernah ditulis Rasul Paulus. Nyanyian ini memiliki keindahan sastra dan irama. Kasih ('agapê') adalah kata yang khas dipakai oleh umat Kristiani. Dalam Roma 5:8 Paulus telah memberikan suatu pengertian :
Roma 5:8
LAI TB, Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
1 Yohanes 4:8,16
4:8 LAI TB, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:16 LAI TB, Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Mengapakah kasih itu begitu penting dan begitu hebat? Karena kasih itu adalah karakter dasar Allah. Allah tidak mungkin dipisahkan dari sifat utama-Nya ini. Oleh karena kasih-Nya itulah segala sesuatu diciptakan, segala sesuatu dipelihara, segala sesuatu diperintah dengan seksama, manusia diselamatkan dan dibaharui. Tidak ada Allah yang tanpa kasih dan tidak ada kasih tanpa Allah. Dan kasih Allah itu tidak terukur. Oleh karena itu Pemazmur berkata: “Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!”(Maz 117:1,2)
Kasih Allah disebut kasih agape yaitu kasih pengorbanan. Kasih yang hanya untuk mengasihi dan tidak menuntut balas. Secara asali kasih agape itu hanya dimiliki oleh Allah sendiri. Tetapi kepada orang percaya kasih itu dikaruniakan, sehingga dengan pertolongan Roh Kudus orang percaya sanggup untuk melakukannya. Dunia memiliki keempat kasih yang terdahulu, tetapi dengan kasih agape. Orang percaya yang lahir baru akan hidup berdasarkan kasih agape.

1. Kesia-siaan Karunia-karunia Roh yang Tanpa Kasih :
1 Korintus 13:1-3
13:1 LAI TB, Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
NKJV, Though I speak with the tongues of men and of angels, but have not love, I have become sounding brass or a clanging cymbal.
13:2 LAI TB, Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
NKJV, And though I have the gift of prophecy, and understand all mysteries and all knowledge, and though I have all faith, so that I could remove mountains, but have not love, I am nothing.
13:3 LAI TB, Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
NKJV, And though I bestow all my goods to feed the poor, and though I give my body to be burned, but have not love, it profits me nothing.
Karunia-karunia Roh tanpa kasih, adalah tidak berguna (sia-sia). Kita tentu memahami ini sebagai kenyataan mutlak dari kesia-siaan. Semua bahasa lidah, ucapan kenabian (nubuat), iman yang menghasilkan mujizat, bahkan pengorbanan diri mereka adalah hampa jika tanpa kasih menyertainya.
Seorang boleh berkata-kata dalam bahasa manusia yang normal, atau bahasa malaikat, namun jika tanpa kasih, hal tersebut dikecam sebagai kegaduhan saja yang mengacaukan, dan tanpa faedah. Bagaikan gong yang berkumandang dan bagaikan canang (cymbal) yang gemerincing yang biasa ada dalam kuil-kuil Dionisus dan Sibele di Korintus. Dalam ibadah kafir, alat-alat musik ini memerankan peranan penting, dan Paulus memberikan contoh ini untuk menggambarkan perlunya komunikasi yang jelas dan menguntungkan pendengarnya.

Dalam hal ini Paulus tidak menentang bahasa lidah (atau yang dikenal dengan istilah bahasa roh), juga tidak menentang adanya music dalam suatu ibadah, tetapi menasehatkan agar semuanya dilakukan dengan kasih. Karena semua nyanyian dan music yang indah hanyalah suara-suara yang hampa kecuali bila dinaikkan dalam pujian kepada Allah dengan penuh kasih.
Seseorang bahkan bisa saja mempunyai karunia yang lebih unggul, berupa nubuat yang memungkinkan seseorang memahami 'segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan', dan memiliki iman yang menghasilkan mujizat, bagaimanapun pentingnya dan menggiurkan namun semuanya itu tidak berguna dan tidak berharga jika tanpa kasih.
Ayat 3 menulis : Memberi derma bahkan kemartiran/ pengorbanan yang luar biasa dan mengharukan, dan pameran kemurahan hati, tidak ada artinya jika tanpa kasih. Karena tanpa kasih hal-hal tersebut tidak lebih daripada usaha untuk memperoleh pujian manusia. Tuhan Yesus mempunyai kata yang tajam untuk mereka yang menyombongkan amal mereka di depan umum, sbb.:
Matius 6:1-4
6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Dari semua derma dan pengorbanan, entah apapun keuntungan jasmaniah yang dapat dituai daripadanya, jika tanpa dorongan kasih, tidak ada faedah yang dapat diperhitungkan pada hari penghakiman. Penjabaran ini diperjelas lagi dalam penutupan suratnya "Lakukan segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14). Dan dalam bagian lain ia juga menasehatkan "Layanilah seorang akan yang lain dalam kasih" (Galatia 5:13; Roma 12:8-10).

2. Sifat-sifat Kasih :
1 Korintus 13:4-7
13:4 LAI TB, Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
NKJV, Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade itself, is not puffed up;

KASIH ITU SABAR
Kasih (artinya orang yang dipenuhi dan dimotivasi oleh kasih) itu sabar atau tahan menderita. Ia menghadapi dengan tabah kesalahan dan penghinaan orang lain, bahkan juga orang-orang yang malas dan tawar hati dan lemah (1 Tesalonika 5:14). Kasih tidak cepat marah.
Kesabaran ditandai dengan sikap penuh pengertian, tidak mudah marah, tidak mudah patah hati, tidak mudah menyerang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah putus asa, tidak mudah menjadi sakit hati, bersikap tenang, tabah menghadapi segala perkara, tahan terhadap pencobaan, tidak terburu nafsu. Kasih memampukan kita untuk bersabar terlebih saat disalahi, dikritik, atau diabaikan. Kasih sabar menunggu untuk melihat efek baik dari kesabaran itu sendiri.
“Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.”(Ams 14:29)
“Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.”(Ams 15:29)
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”(Ams 16:32)

KASIH ITU MURAH HATI
Murah hati adalah cara untuk melakukan perbuatan baik. Kemurahan hati ditandai dengan suka/mudah memberi, tidak pelit, penyayang dan pengasih, suka menolong, baik hati, tidak jual mahal, suka memberi penghargaan disertai dengan penampilan yang simpatik.
Perhatikanlah pernyataan Tuhan Yesus ini: “Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”(Mat 5:2-5)

KASIH ITU TIDAK CEMBURU
Kasih tidak cemburu (bandingkan dengan 1 Korintus 12:26, 31a). Ia dengan sukacita mengakui sukses dan prestasi orang lain, ia bahkan bersuka-cita ketika orang lain memperlihatkan bukti bahwa mereka memiliki karunia-karunia 'yang lebih tinggi.
Ada dua istilah untuk cemburu, yaitu “jealous” dan “envious”. Jealous adalah cemburu yang beralasan, yaitu cemburu karena yang bersangkutan memiliki hak untuk cemburu. Misalnya cemburu kepada suami atau kepada isterinya sendiri. Envious adalah cemburu yang tidak beralasan, karena tidak punya hak untuk cemburu. Misalnya mencemburui suami/isteri orang atau orang lain sama sekali. Jealous adalah tindakan wajar dan layak, tetapi envious tidak boleh dilakukan.
Secara luas envy bisa berkembang kepada masalah-masalah sosial. Misalnya cemburu kepada keberuntungan dan keberhasilan sesama. Bisa berkembang juga ke masalah-masalah moral. Misalnya cemburu ketika sesamanya lebih baik, lebih disukai orang, dsb. Perhatikan pengajaran Tuhan Yesus dalam Mat 20 Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur. Pekerja yang datang lebih dahulu cemburu kepada pekerja yang datang kemudian karena upah yang mereka terima sama. Kecemburuan itu meluas kepada pemilik kebun anggur karena kemurahan hatinya dengan memberi upah yang sama kepada pekerja-pekerjanya itu.
Kasih agape tidak pernah merasa tersaingi. Tidak merasa iri terhadap kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, bahkan turut bangga dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki mereka demi kemuliaan Allah.
“Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.”(Ayb 5:2)
“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.”(Ams 14:30)

KASIH ITU RENDAH HATI
Kasih agape tidak membanggakan diri sendiri, tidak berusaha untuk menonjolkan dan menyombongkan diri dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Tidak juga menganggap diri lebih tinggi/lebih berharga daripada orang lain. Tidak mengandalkan kekuatan sendiri dan membesar-besarkan kelemahan orang lain.
Perhatikan doa orang Farisi ini: “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.”(Luk 18:11,12)
“Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.”(Luk 18:13)
Tuhan Yesus bersabda: “Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."(Luk 18:14)

KASIH ITU TIDAK SOMBONG
Di pihak lain ia tidak memegahkan diri; kasih tidak bertindak seperti seorang pongah yang menceritakan diri sendiri ketika keberhasilan datang. Ia tidak sombong (1 Korintus 8:1) dan penuh kepongahan yang bodoh (bandingkan Matius 26:33, Yohanes 21:17).
Kesombongan adalah tanda bahwa seseorang mempunyai penilaian yang palsu tentang dirinya sendiri yang suka membuat perbandingan-perbandingan palsu dan tidak berdasarkan kasih antara dirinya dengan orang lain – sudah tentu, selalu dengan akibat bahwa orang lain direndahkan
Kasih agape tidak menghargai diri sendiri secara berlebihan, tidak congkak, tidak pongah, tapi penuh kerendahan hati. Kasih agape mau mengakui kelemahan diri sendiri dan mau mengakui bahwa dirinya membutuhkan orang lain, mau dan mampu menerima/memuji kelebihan orang lain.
Sikap keliru telah dilakukan oleh Rehabeam. Pada saat Salomo, ayahnya, mangkat, rakyat mohon kepadanya agar beban mereka diringankan. Tetapi dengan keangkuhannya dia menjawab:“Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku! Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi."(1 Raja 12:10,11)
“Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.”(Yes 2:11,17)
13:5 LAI TB, Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
NKJV, does not behave rudely, does not seek its own, is not provoked, thinks no evil;
TR, ουκ ασχημονει ου ζητει τα εαυτης ου παροξυνεται ου λογιζεται το κακον

KASIH ITU SOPAN
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan, artinya tidak bertindak dengan tidak hormat terhadap orang lain. Ciri-ciri orang Kristen yang penuh kasih adalah bahwa ia selalu mengutamakan kepentingan orang lain, dan bukan berusaha mencari keuntungan diri sendiri (Filipi 2:,4; Roma 12:3,10).
Kasih agape mau menghormati dan menghargai orang lain. Kasih agape dapat menempatkan diri pada posisi yang seharusnya. Kasih tidak melakukan hal-hal yang melanggar etika maupun perbuatan-perbuatan amoral (biadab), tahu adat dan berkelakuan baik. Kasih agape penuh dengan kelemah-lembutan dan menjaga kehormatan orang lain.
Perhatikan kelakuan Amnon terhadap Tamar. Sebagai kakak semestinya Amnon melindungi dan menjaga kehormatan Tamar, adiknya. Tetapi tidak demikian kenyataannya. Amnon merusak kesucian Tamar dengan memperkosanya.(2 Sam 13)
Firman TUHAN menasihatkan: “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.”(Roma 13:13)
“Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.”(1 Kor 14:40)

KASIH ITU TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN SENDIRI
Jadi, kasih tidak memaksakan kehendaknya sendiri apabila terjadi perdebatan atau tabrakan kepentingan. Kasih tidak mencari keuntungannya sendiri melainkan kebaikan sesama (1 Korintus 10:24,33). Bahkan bila seseorang memiliki "pengetahuan", dan yakin akan kemerdekaannya untuk pertindak dalam cara tertentu, kesejahteraan sesamanya akan lebih diutamakan (1 Korintus 8:7-13).
Kasih agape tidak mengekploitasi orang lain untuk kepentingan diri sendiri, tidak mengejar kepentingan dan kepuasan diri sendiri, tidak mengorbankan orang lain,, tidak berharap akan imbalan, tidak menjual nama baik untuk mencari keuntungan pribadi. Kasih agape berusaha senantiasa menjadi sahabat yang menyenangkan untuk semua orang bagi kemuliaan-Nya.
Ingatkah Saudara tentang Yudas, si Bendahara korup itu? (Yoh 12:6) Atau kebohongan Ananias dan Safira? (Kis 5) Janganlah kita berbuat seperti mereka. Perhatikan ayat ini: “Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.”(1 Kor 10:24)

KASIH ITU TIDAK PEMARAH
Kasih itu tidak pemarah atau mudah tersinggung, tidak mudah dibangkitkan amarahnya atau merasa disakiti oleh orang lain memaksakan kehendaknya atau bersikeras bahwa mereka selalu benar.
Kasih agape sangggup mengendalikan diri dan menanggung segala sesuatu yang menyakitkan dengan kepala dingin dan lapang dada. Tidak mudah bereaksi negatip terhadap kesalahan, dapat mengerti dan menerima kekecewaan tanpa harus sakit hati. Jika terpaksa harus marah maka tidak sampai mengumpat, mengutuk, menyumpahi dan tidak terus-menerus marah sampai matahari tenggelam.
Marah memang tidak dilarang oleh TUHAN, tetapi disarankan untuk marah dengan kasih. Perhatikan pernyataan firman ini: “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.”(Maz 4:5) Atau “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”(Ef 4:26) Tetapi belakangan firman TUHAN katakan: “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.”(Kol 3:8)

KASIH TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN
Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain, ia tidak mencatat semua keburukan yang dikatakan atau bila dilakukan terhadap dirinya. Ia jelas tidak berusaha membalas dendam
Kasih agape tidak mudah mendendam dan menjadi kepahitan. Mudah mengam-puni dan melupakan kesalahan. Ia lebih suka menyampaikan segala sesuatu dengan jujur dan benar sekalipun menyakitkan daripada sesuatu yang menyenangkan tetapi meracuni. Ia mudah berbaikan dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan di masa lalu.
TUHAN tidak membenarkan kita menyimpan kesalahan orang lain, sekalipun mungkin kita benar. Sebab dengan menyimpan kesalahan orang lain, persoalan bisa berkembang menjadi lebih serius. Suatu contoh buruk kita dapati pada kisah pembantaian penduduk Sikhem oleh anak-anak Yakub.
Pembantaian itu berakar pada persoalan pemerkosaan Dina oleh Sikhem, anak Hemor, raja negeri itu di mana Yakub dan anak-anaknya tinggal. Sebenarnya Sikhem dan ayahnya sudah berdamai, tetapi oleh karena dendam yang membara, maka hal itu berakhir dengan pembantaian habis-habisan.(Kej 34)
“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”(Mat 5:23,24)
13:6 LAI TB, Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
NKJV, does not rejoice in iniquity, but rejoices in the truth;

KASIH ITU ADIL
Kasih agape penuh empati terhadap kemalangan orang lain. Kasih agape tidak menekan atau menyetujui perbuatan yang melanggar firman TUHAN dan hukum, sehingga membuat orang lain menderita.
Sungguh merupakan perbuatan yang memprihatinkan apa yang telah diperbuat oleh Izebel terhadap Nabot (1 Raja 21). Orang benar itu harus meninggal karena ketidakadilannya. Demikian juga dengan penyaliban Tuhan Yesus. Betapa sukacitanya orang-orang Farisi dapat menyalibkan Tuhan Yesus, sekalipun mereka tidak mempunyai alasan untuk berbuat demikian.
Untuk itu firman Allah memperingatkan: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.”(1 Tim 6:11)
13:7 LAI TB, Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
NKJV, bears all things, believes all things, hopes all things, endures all things.

KASIH MENUTUPI SEGALA SESUATU
Kasih agape tidak menjatuhkan dan mencemooh kelemahan atau kegagalan orang lain, tetapi menjaga kehormatan sesama dengan penuh pengertian. Kasih agape tidak akan pernah membuka aib siapapun, sekalipun harus menanggung rugi semuanya bagi puji hormat kemuliaan-Nya.
Suatu lukisan indah telah digambarkan oleh Bapa yang baik (Luk 15). Ketika si Anak bungsu bertobat dari dosa-dosanya dan memohon pengampunan, si Ayah tidak pernah mengungkit-ungkit kesalahan anaknya. Tidak menanggapi sama sekali segala ucapan permohonan maaf yang disampaikan oleh anaknya, tetapi dengan segera dia memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk mengadakan pesta menyambut kedatangan anaknya.
Perhatikanlah pernyataannya ini: “Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.”(Luk 15:21,22)

KASIH ITU PERCAYA SEGALA SESUATU
Kasih agape mengatasi segala kecurigaan, kebimbangan atau ketidakpercayaan. Kasih agape memilih percaya segala yang baik dari orang lain dan menerima mereka apa adanya. Perhatikan firman ini: “Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Jangan-lah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu.”(Ams 3:29,30)

KASIH ITU MENGHARAPKAN SEGALA SESUATU
Kasih agape selalu optimis bahwa hari depan akan lebih baik daripada hari ini. Kasih agape tidak pernah menyerah dan putus asa. Kasih agape akan selalu berjuang untuk meraih yang terbaik, untuk kebahagiaan bersama dengan TUHAN dan sesamanya. Mereka tidak dihantui ketakutan dan kecemasan. Kata-kata iman mewarnai suasana kehidupan sehari-hari. Halangan dan rintangan, susah payah dan sakit-penyakit tidak pernah menyurutkan cita-cita yang luhur dan mulia.
Pengharapan senantiasa berbicara tentang sesuatu yang baik di masa yang akan datang. Seorang percaya tidak bisa hidup sendiri, tetapi selalu memerlukan sesamanya. Apakah yang kita harapkan dari sesama kita? Yang baik, bukan? Sebagaimana kita menghadapkan segala sesuatu yang baik dari sesama kita, hendaklah kita melakukannya terlebih dahulu untuk mereka. Apabila kita sudah melakukan apa yang baik bagi sesama kita, maka percayalah bahwa sesuatu yang baik pun akan datang kepada kita.
“Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”(Kol 1:23)
“Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.”(Ibr 6:20)

KASIH ITU SABAR MENANGGUNG SEGALA SESUATU
Kasih agape berpegang teguh pada komitmen. Kasih mula-mula tak akan pernah surut dengan banyaknya persoalan. Kasih tetap menjaga sukacita dalam badai penderitaan dan kesukaran. Kasih menjaga kemurnian dalam pencobaan dan tetap tegar bertahan dalam ujian. Kasih semakin berakar kuat di dalam TUHAN di tengah tantangan kehidupan.
Perhatikanlah betapa banyak beban yang ditanggung oleh Daud karena kasihnya kepada Saul. Sebelum menjadi raja Saul pernah duakali melempar lembing kepadanya, memburunya di padang belantara, menjebaknya dengan meminta mas kawin 100 kulit khatan orang Filistin, dsb, tetapi Daud tidak mengenal putus asa dan tetap mengasihi Saul. Hal itu terbukti dengan bagaimana Daud meratapi kematian Saul dan menghukum orang yang mengaku membunuhnya (1 Sam 18-26;2 Sam 1)
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”(Roma 5:3-5)
“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.”(Yak 1:2-4)

3. Keabadian Kasih :
1 Korintus 13:8
LAI TB, Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
NKJV, Love never fails. But whether there are prophecies, they will fail; whether there are tongues, they will cease; whether there is knowledge, it will vanish away.

KASIH ITU TIDAK BERKESUDAHAN
Kasih agape tidak pernah menjadi pudar karena waktu, usia, sakit-penyakit, kesukaran maupun tantangan. Kasih tidak pernah berhenti berharap, tidak pernah memilih yang buruk sebagai penyelesaian masalah. Kasih agape selalu menjaga eratnya dan indahnya persahabatan.
Kasih tidak berkesudahan, harfiah : kasih tidak akan menghilang/ tidak pernah roboh. Ia bersifat abadi (1 Yohanes 4:16). Kasih tidak sama dengan karunia-karunia yang diperuntukkan untuk kehidupan sekarang. Nubuat, bahasa lidah, pengetahuan mempunyai batas, tetapi kasih tidak. Kasih yang sungguh-sungguh akan bertahan dalam ujian waktu dalam hubungan manusia. Karena "kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan" (Kolose 3:14) ; Kasih adalah perekat ilahi dan tanpa kasih, kesatuan umat Allah akan berantakan. Kasih adalah bagian dari kekekalan, kasih akan bertahan jauh melebihi segala sesuatu yang memiliki keabsahan dan kedudukan penting di dunia ini.
Paulus akan membandingkan karunia kenabian dan bahasa lidah dalam pasal 14 untuk menunjukkan keunggulan nubuat. Namun dalam bab ini ia memberikan pendahuluan bahwa kasih bersifat kekal. Demikian ia memusatkan perhatian untuk sementara pada karunia-karunia roh dan pengetahuan, yang akan berkurang kepentingannya dibandingkan dengan kasih.
Nubuat akan berakhir, waktunya akan tiba ketika orang-orang tidak membutuhkan penghiburan, kitab suci tidak lagi perlu dijelaskan, ketika tidak ada lagi masa depan tersembunyi yang harus disingkapkan. Bahasa lidah juga akan berhenti; cara bersekutu yang 'misterius' dengan Allah ini (1 Korintus 14:2) akan menjadi kuno ketika umatNya dapat berbicara kepadaNya secara langsung, dengan bertatapan muka dengan muka (ayat 12).

4. Kasih Menyempurnakan :
1 Korintus 13:9-12
13:9 LAI TB, Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
NKJV, For we know in part and we prophesy in part.
13:10 LAI TB, Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
NKJV, But when that which is perfect has come, then that which is in part will be done away.
13:11 LAI TB, Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
NKJV, When I was a child, I spoke as a child, I understood as a child, I thought as a child; but when I became a man, I put away childish things.
13:12 LAI TB, Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
NKJV, For now we see in a mirror, dimly, but then face to face. Now I know in part, but then I shall know just as I also am known.
Segala sesuatu akan diubah jika yang sempurna tiba. Lalu segala sesuatu yang tidak sempurna itu akan lenyap, bahkan karunia bahasa lidah yang digemari orang Korintus (juga dalam denominasi tertentu sekarang ini).
Yang sempurna menyisihkan yang kurang sempurna dengan memenuhinya. Kasih menyempurnakan pengetahuan yang tidak sempurna. Kasih menyempurnakan pengetahuan, yang tidak sempurna. Kehidupan ini tidak ada yang sempurna (Filipi 3:12), maka harus ada pertumbuhan didalam kedewasaan Kristen seperti halnya seorang anak berkembang dari kanak-kanak hingga dewasa. "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak" (ayat 11) ; suara bayi digantikan oleh bibir yang terbata-bata lalu muncullah potongan-potongan kata dan frasa (bicara kanak-kanak), hingga akhirnya kemampuan bicara dikuasai. Paulus nyaris tidak memaksudkan bahwa bahasa lidah adalah sejenis bahasa bayi; tetapi, karena ia belum menyebutkan bahasa lidahdalam ayat 9 sebagai sebuah karunia yang tidak sempurna, ia mungkin menunjuk secara tidak langsung pada kenyataan bahwa bahasa lidah (atau yang sering disebut bahasa roh) adalah bagian dari masa kanak-kanak Kristen dan bukan masa dewasa. Dengan memberi tekanan kepada bahasa lidah dan kurang menghargai kasih, dari sikap jemaat di Korintus ini menampakkan sifat yang belum dewasa.
Setiap orang lebih dahulu "berpikir seperti kanak-kanak" dalam cara sederhana dan tidak rumit. Seorang dewasa terlebih dahulu memiliki sifat kanak-kanak itu; ia mempunyai persepsi yang terbatas tentang realitas, kurang dapat menilai yang sesungguhnya, ia hanya dapat melihat sebatas dunianya yang kecil. Kedewasaan berarti berakhirnya masa kanak-kanak.
Bahkan, pengetahuan yang paling jelas adalah seperti bayang-bayang dibandingkan dengan kasih yang melihat dari muka ke muka. Orang-orang Korintus mengejar pengetahuan. Paulus mengatakan bahwa ini merupakan tanda ketidak-dewasaan mereka. Jika pengetahuan ini berkembang dalam hikmat Kristen. Dalam hikmat ini orang Kristen akan belajar menyingkirkan cara kekanakan dan mengejar kasih sebagai hikmat yang paling tinggi, karena keutamaan yang paling besar dan sempurna adalah kasih.

Keluaran 33:11
LAI TB, Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
NKJV, So the LORD spoke to Moses face to face, as a man speaks to his friend. And he would return to the camp, but his servant Joshua the son of Nun, a young man, did not depart from the tabernacle.

Keluaran 33: 18-23
33:17 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."
33:18 Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."
33:19 Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
33:20 Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."
33:21 Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu;
33:22 apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
33:23 Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

Musa mendapat kesempatan memandang belakang Allah merupakan bukti keterbatasan dan sekaligus bukti keakraban Musa dengan Allah. Namun dengan jelas Allah menyatakan bahwa Musa tidak akan tahan melihat wajahNya, sebab Musa akan mati jika melihat wajahNya (ayat 20). Hal ini dikenal dengan istilah "theofani", kehadiran kemuliaan Allah, penyataan secara kelihatan dan secara supra alamiah keagungan Allah yang tertinggi dan yang tiada taranya. Istilah "theofani" ini juga bisa kita mengerti bahwa manusia dalam persekutuannya yang paling erat sekalipun dengan Allah, belum dapat melihat Allah sesungguhnya, dan baru belihat "pantulan cermin". Tetapi, akan tiba waktunya akan datang ketika kita berjumpa dengan Allah "muka dengan muka". Didalam hidup di dunia ini, pernyataan-pernyatan Allah dinyatakan dengan "pantulan" (yang belum sempurna), kita terbatas mengenal hal yang belum sempurna, dan kita akan mengenal dengan sempurna. Pengertian sekarang ini seperti melihat dalam cermin yang tidak sempurna (bandingkan dengan 2 Korintus 5:7) tetapi nanti, dalam hidup sesudah ini, kita akan melihat muka dengan muka :

1 Yohanes 3:2
LAI TB, Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
NKJV, Beloved, now we are children of God; and it has not yet been revealed what we shall be, but we know that when He is revealed, we shall be like Him, for we shall see Him as He is.
Demikian jugalah halnya dengan pengenalan : sekarang sebagian (tidak sempurna); nanti sepenuhnya (sempurna seperti pengenalan Allah akan orang Kristen sekarang ini sudah sempurna). Satu-satunya pengenalan yang pasti ialah bahwa Allah didalam kasihNya telah memilih kita untuk kekekalan; bahwa Allah Sang Gembala yang baik itu mengenali domba-dombaNya, itulah yang terpenting (Yohanes 10:14).


5. Iman, Pengharapan dan Kasih; Yang Terbesar ialah Kasih

1 Korintus 13:13
LAI TB, Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
NKJV, And now abide faith, hope, love, these three; but the greatest of these is love.
TR, νυνι δε μενει πιστις ελπις αγαπη τα τρια ταυτα μειζων δε τουτων η αγαπη
Translit. interlinear, nuni {sekarang} de {tetapi} menei {tetap ada/ tinggal} pistis {(yaitu) iman} elpis {harapan} agapê {kasih} ta tria {tiga} tauta {(hal-hal) ini} meizôn {yang lebih/ paling besar} de {dan} toutôn {dari (hal-hal) ini adalah} hê agapê {kasih}

Tiga serangkai : iman, pengharapan dan kasih, ayat diatas menulis 'τα τρια ταυτα - TA TRIA TAUTA', "ketiga hal-hal ini" dalam bentuk jamak. Dan kita temui kata sebelumnya 'μενει - MENEI' dalam bentuk 'tunggal', yang menunjukkan bahwa "ketiga hal-hal" itu merupakan suatu kesatuan.
Dalam pengertian apakah ketiganya itu tinggal secara bersamaan? Paulus membuat sebuat pernyataan mutlak yang dapat dipahami dalam beberapa cara. Ketiganya tinggal didalam hidup ini sebagai kasih karunia Allah yang mempertahankan hidup Kristen; tanpa iman tidak mungkin ada penerimaan akan keselamatan, tanpa pengharapantidak mungkin ada daya tahan yang penuh kesabaran, dan tanpa kasih tidak mungkin ada persekutuan diantara orang percaya.
Tetapi mengingat argumen sebelumnya bahwa karunia-karunia rohani akan berakhir dan pernyataan bahwa kasih bersifat kekal (tidak berkesudahan, ayat 8 ). Maka yang terbesar adalah kasih.
Kita perhatikan dalam ayat diatas, kata Yunani μειζων - MEIZON adalah adjektiva komparatif yang digunakan untuk membandingkan dua atau lebih, "yang lebih besar" menurut bahasa Yunani sering bermakna "yang paling besar". Sehingga kita mendapat pengertiannya sbb :
Iman dengan penuh percaya menerima Allah sebagaimana Ia adanya, dan Pengharapan 'bertahan dalam iman' danKasih adalah yang abadi dan yang terbesar.
Dalam pengertian tertentu, bahkan kekekalan tidak akan berarti tamatnya iman dan pengharapan, karena penerimaan akan janji-janji Allah yang penuh kemuliaan itu tidak akan pernah berakhir. Namun iman akan disisihkan oleh pengelihatan; pengharapan akan digenapi penantian-penantiannya. Dan rencana Allah yang telah dimulai dengan kasih, akan disempurnakan didalamnya. Kasih adalah kuasa yang tinggal tetap yang mempersatukan Allah dengan manusia, manusia dengan manusia. Itulah sesuatu yang tidak dapat dilakukan dengan pengalaman 'pengelihatan', bahasa lidah, bahkan juga pengetahuan mendalam dan karunia-karunia kenabian (nubuat).

Kasih adalah karunia yang hakiki, yang menjadi ciri dari jemaat yang layak menyandang nama Kristen. Kasih adalah kriteria untuk menilai nilai relativitas karunia-karunia yang lain, karena karunia diberikan demi untuk pembangunan jemaat (1 Koritus 14:1-5). Sedangkan kasih tinggal tetap sebagai hal yang kekal dalam kehidupan jemaat bahkan dalam kehidupan setelah ini.

Selamat mengasihi…

Sumber:
http://www.sarapanpagi.org
http://www.diasporasejahtera.com

0 comments:

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.