”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
(Roma 12:2)
Berubahlah..................(Kau Juga )
Menjadi orang Kristen berarti harus mengalami perubahan. Kalau sebelum percaya dan sesudah percaya Yesus, tidak ada perubahan berarti sia-sia belaka menjadi Kristen. Tuhan Yesus meminta kita untuk berubah dan Dia juga memberikan kita kekuatan-Nya untuk bisa berubah. Berubah dalam hal apa? Berubah dalam hal karakter yang tidak baik menjadi baik.
Perubahan itu ternyata dimulai dari pembaharuan budi. Apa itu budi? Yang dimaksud budi ialah akal, pikiran dan perasaan kita. Nah, setiap kita mendengar firman berarti sebenarnya budi kita sedang dibaharui. Dan Roh Kudus juga memberikan pengertian yang membawa kita kepada perubahan sesuai kebenaran Allah.
Oleh karena itu, yang terjadi kepada kita ialah mengalami perubahan dalam karakter setelah mengalami pembaharuan budi melalui pendengaran akan firman Tuhan. Tapi mengapa, ada yang sudah jadi Kristen puluhan tahun, karakternya tidak berubah juga? Itu namanya bebal! Orang bebal itu hebat dalam mendengar tapi selalu gagal dalam mempraktekkan firman.
Kita dapat dikatakan 'berbeda' bila ada perubahan hidup yang benar-benar nampak dan bisa dilihat oleh orang lain dengan ditandai buah-buah Roh. "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." (Matius 3:8). Berubah dan berbuah merupakan kehendak Tuhan bagi setiap orang percaya. Inilah kehendak Tuhan itu: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2), dan "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8).
Mengapa setiap orang percaya harus berubah dan berbuah? Seorang Kristen dapat dikatakan berubah apabila karakternya juga berubah. "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu." (1 Korintus 13:11). Berubah berarti bergerak menuju ke arah Kristus dengan meninggalkan sifat kanak-kanak dan bertumbuh menjadi dewasa rohani. Bukankah masih banyak orang Kristen yang sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan dan ditinjau dari sudut umur pun sudah dewasa (tua), namun mereka tetap saja memiliki kerohanian yang kerdil? "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil." (Ibrani 5:12-13).
Terkadang kita lebih cenderung berfokus mengubah orang lain supaya menjadi lebih baik, tetapi akhirnya kita lelah dan kecewa sendiri. Padahal kita tidak punya andil untuk mengubahkan orang lain. Hanya Tuhan yang sanggup. Yang kita dapat lakukan hanya berdoa dan menunjukkan kasih kepada orang tersebut. Selebihnya Tuhan yang akan bertindak untuk mengubahkan orang tersebut.
Belajar mengubah diri sendiri jauh lebih baik ketimbang memaksa Kawan kita berubah sesaui apa yg kita mau..
Perubahan adalah harapan dan tantangan!
Perubahan bersifat pasti dan tidak tebang pilih. Bagi sebagian orang perubahan adalah harapan yg membawa sukacita namun tidak sedikit orang yg tenggelam dalam kegelisahan karena merasa dipukul oleh proses perubahan. Suka atau tidak suka, setuju atau tidak. Perubahan adalah fakta yang tidak dapat dihindari dari kehidupan. Semua orang tanpa kecuali akan menghadapi fase perubahan.
Respon kita terhadap perubahan menunjukkan sejauh mana kematangan hubungan kita kepada Allah.
Perubahan ditentukan oleh beberapa faktor:
I. Pembaharuan HATI adalah kekuatan menghadapi PERUBAHAN
" Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang"
Realita yg dihadapi orang percaya bukanlah kehidupan yg terus menerus nyaman sesuai harapan. Allah sering kali tidak mengubah keadaan atau orang yg tidak menguntungkan disekitar kita namun Allah justru berhasrat mengubah hati kita lebih dahulu supaya sanggup menghadapi terjadinya segala perubahan.
Rumusan kehidupan kadang berjalan tidak simetris, dimana orang baik seharusnya mendapatkan ganjaran keberhasilan dan kemujuran bukan orang jahat yg mendapatkan kemakmuran. Hal ini memantik persepsi salah tentang ketidak adilan Allah dan iri hati kepada sesama.
Daud dengan tegas bahkan berulang kali memperingatkan:
"jangan marah; jangan iri hati; berhentilah marah ; tinggalkanlah panas hati" karena sikap tersebut hanya membawa kepada kejahatan
Gagasan PENERIMAAN DIRI menjadi kekuatan untuk dapat menguasai diri!
Menerima dengan senang hati segala bentuk perubahan bukan sekedar menyelesaikan aspek psikologis manusia namun juga membenarkan sikap secara teologis.
Penerimaan diri sendiri , keadaan dan orang lain menjadi sangat penting, karena bermula dari titik inilah langkah kita berlanjut dengan benar. Ironisnya reaksi alami terhadap perubahan keadaan atau orang disekitar kita adalah sikap memberontak, lebih nyata diungkapkan dalam sikap marah dan iri hati.
Apa pentingnya penerimaan diri dalam menghadapi perubahan?
a. Penerimaan diri menunjukkan pengenalan PRIBADI ALLAH
Percayalah kepada TUHAN........bergembiralah karena TUHAN.....serahkanlah hidupmu kepada TUHAN......berdiam dirilah dihadapan TUHAN.....
Menempatkan Tuhan sebagai pribadi yg tidak pernah berhenti bekerja dan tidak pernah berbuat salah dalam pekerjaanNya!.
Kemarahan sebagai tanggapan atas perubahan keadaan, sering kali bermuatan kecurigaan terhadap Allah dengan sangkaan telah bersikap tidak adil kepada mereka yg merasa telah berbuat benar. Faktanya Allah tidak mungkin diam atau telah berbuat kesalahan dalam karyaNya.
b. Penerimaan diri menunjukkan keutamaan nilai KEABADIAN
"mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau"
Perubahan yg sedang kita hadapi saat ini adalah dinamika kehidupan alami. wajar, biasa saja dan harus terjadi, hanya berlangsung sementara saja.
c. Cara penilaian kita yg temporer (sementara, fana) seharusnya diubahkan menjadi cara berpikir yg abadi. Bukan sebatas indah pada hari ini saja namun apakah juga berguna sampai dikeabadian!
d. Penerimaan diri menunjukkan pentingnya nilai KEBENARAN
"Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan"
Kehilangan kepercayaan diri akan berdampak pada tidak terkontrolnya penguasaan diri. Dengan sikap tidak puas atau melawan terhadap perubahan, hal itu bukan saja tidak dapat menyelesaikan persoalan justru menciptakan persoalan baru yg lebih menyulitkan diri sendiri.
Perspektif yg harus dibangun adalah menata kembali pola pikir : seberapa lama perubahan itu akan terjadi dan seberapa bernilai benar perubahan tersebut. Jika berorientasi KEKEKALAN dan KEBENARAN itulah perubahan yg sedang dikerjakan Allah dalam diri kita.
II. Pembaharuan IMAN adalah kuasa menuju terjadinya PERUBAHAN
Banyak perkara yg tidak mampu kita kerjakan dengan diri sendiri. Kita tidak sanggup mengubah keadaan sekitar, tidak sanggup mempengaruhi orang lain bahkan tidak sanggup merubah diri sendiri. Sementara segala sesuatu terus berubah yg berdampak pada eksistensi diri kita.
Adakah jalan terbaik untuk menghadapi perubahan?
Daud menyerukan, mengajak dan memerintahkan kita supaya berketetapan iman untuk hanya mempercayakan seluruh dinamika kehidupan pada Tuhan.
III. Pembaharuan KETAATAN adalah rahasia yang membawa pada PERUBAHAN
Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya; "TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, "
Berulang kali diteriakkan ungkapan: tetap tinggal selama-lamanya, sampai selama-lamanya terpelihara, akan mewarisi negeri, milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya. Gagasan ini menjelaskan bahwa yang dikerjakan Allah bukanlah perubahan semu tetapi perubahan besar, perubahan nyata dan perubahan abadi, suatu bentuk pekerjaan yg sangat berkualitas tinggi.
Survival (bertahan hidup sampai selama-lamanya) bersama dengan Allah menjadi hak hidup mereka yg teguh berpegang pada hukum Tuhan.
Bagaimana perubahan abadi dapat menjadi bagian kita?
Dari mana dimulainya perubahan yg bernilai benar dan abadi , dimulai dari kesediaan kita berjalan menurut firman Allah. Langkah ini jauh lebih mendasar dari kebutuhan pemahaman psikologis , mengatur strategi atau memperbesar kapasitas kerja supaya dapat meraih sukses masa depan.
Rahasia perubahan masa depan jelas dimulai dari KESELARASAN HIDUP didalam ALLAH.
Sejauh mana ketaatan kita dalam melakukan firman Allah itu berbanding lurus dengan intervensi Allah dalam melakukan perubahan masa depan kita.
Semakin cepat karakter pribadi berubah seturut firmanNya, semakin banyak perkara ajaib yg Allah kerjakan menjadi hak kita. Semakin lama kita menunda ketaatan pada firmanNya maka akan menambah daftar panjang kegagalan dan penantian kosong yg menyengsarakan.
Allah merindukan semua orang yg percaya kepadaNya mendapatkan pancaran kasih setia dan kuasaNya.
Selamat mengalami perubahan bersama dengan Allah.
KERINDUAN untuk berubah membutuhkan KOMITMEN. KOMITMEN membutuhkan KESUNGGUHAN. Dan KESUNGGUHAN membutuhkan CARA YANG BENAR yaitu sesuai FIRMAN TUHAN!