1 Petrus 2:22
”Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya”.
Jadi, apa dan siapa yang telah dibuktikan dan
dimantapkan oleh ayat pengkoreksi yang satu ini? Atau apakah pembuktian
korektif model ini dapat dijadikan jurisprudensi untuk mengoreksi suatu
perselisihan?
MUSTAHIL ADA
WAHYU TUHAN YANG BOLEH KADALUARSA
Pewahyuan silam ini, telah menempatkan murid-murid
Isa, ibuNya, dll semua menjadi korban, tertipu daya oleh cara Allah SWT
mempergantikan Isa dengan seseorang yang diserupakanNya secara tersembunyi.
Ketertipuan ini terus berjalan hingga diungkapkan oleh Muhammad (lihat rujukan
QS 3:54).
Pertanyaan kita yang paling elementer: ”Kenapa Allah
baru merasa perlu mengkoreksi di abad ke-7 untuk sebuah kasus besar dari abad
ke-1?” Kenapa kadaluarsa selama 6 abad? Membiarkan bermilyar manusia mati dalam
kesesatannya yang terlanjur ”menjunjung salib Yesus,” karena belum sempat
dikoreksi Allah? Salahkah ibu Maria, murid-murid Yesus, dan bermilyar
pengikutNya, jikalau mereka semua telah mengimani penglihatan yang ”salah”,
karena mata mereka telah disesatkan oleh pembalasan tipu-daya Allah sendiri?
Cara pembalasan Tuhan terhadap si penipu dengan
menipu balik sipenipu itu, sungguh tidak dikenal dalam Alkitab. Namun hal itu,
diadopsi menjadi bagian yang diwahyukan Quran, sehingga para penterjemah
terkesan agak rikuh dalam memilih dan memakai pelbagai istilah dan gaya yang
saling berbeda untuk menterjemahkan ”khairul maakiriin,” dalam kedua ayat
berikut ini (perhatikan teks bahasa aslinya).
”Dan mereka itu membuat tipu daya, Allah membalas
tipu daya mereka, dan Allah sebaik-baik (pembalas) tipu daya” (and Allah is the
best of schemers, Moh. Pickthall)
”Mereka membuat tipu daya, tetapi Allah (juga)
membuat tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembuat tipu daya.” (and Allah is
the best of plotters QS 3:54; 8:30).
Dalam paham Kristianitas, manusia menipu-daya karena
hakekatnya jahat dan sumber dayanya terbatas. Namun Tuhan yang berhakekat
Mahakudus dan tidak terbatas sumber dayaNya tidak harus terpaksa—bahkan tidak
bisa—membalas tipu dengan tipu, apapun kondisi dan alasannya! Teroris bisa
menyandera dan membunuh keluarganya polisi dengan golok, namun polisi tidak
bisa membalas membunuh keluarga si teroris, apalagi dengan meriam yang
menghancurkan pula tetangga, lalu berkata: “Rasain lu, saya lebih canngih
membunuh kalian, kan?.”
Kristianitas mengimani Tuhan yang dapat melawan dan
menghukum siapa dan apa saja dengan cara yang tak terbayangkan manusia, namun
tidak dapat melawan hakekat diriNya yang “tidak berdusta dan tidak mungkin
berdusta.” Dan “Tuhan tidak dapat menyangkal diriNya” (Titus 1:2, Ibrani 6:18;
2 Timotius 2:13).
Tuhan tidak bisa terang-terangan membela dan memberi
kehormatan kepada Isa setinggi-tingginya—dengan menghancurkan palang
salib—sambil mencangking dan menghajar semua musuhNya untuk berlutut di depan
kaki Isa! Namun Kuasa Kebenaran, dan Wibawa KehormatanNya memustahilkan Dia
secara sembunyi-sembunyi memilih menipu daya semua orang sambil membiarkan
diriNya dipaksa manusia bejad untuk menghentikan masa dakwah nabiNya (Isa)
secara prematur. Dengan dilenyapkannya Isa disitu dan tamat riwayatnya entah
bagaimana, bukankah sia-sia seluruh prestasi kenabiannya?
Dan tamat pula seluruh kepercayaan murid-muridNya
akan kehebatan dan janji-janji Gurunya. Melainkan menyisakan tercerai-berainya
mereka dalam rasa ketakutan, tidak mampu, dan percuma menginjili, karena toh sang
Guru sendiri sudah dikalahkan (lihat akhir dari pasal ini).
Kebanyakan Muslim tidak mencoba untuk memahami bahwa
sedari dahulu, Tuhan semesta alam selalu merujuk kepada satu formula
penyelamatan manusia, yaitu hidup melalui kematian. Dan kematian Yesus itu
mengalahkan MAUT bagi umatNya!
Dulu harga kematian disimbolkan oleh korban
sembelihan anak domba; dan kini digenapi oleh pengorbanan Anak Domba Tuhan
dalam penyaliban Yesus. Apabila kematian-kurban dari Yesus ini ingin “dibela”
dengan cara dihilangkan, maka Ia justru akan kehilangan segala-galanya!
(1). Hilang lenyap Diri Isa, dari murid-murid yang
dikasihiNya. Dilenyapkan Tuhan entah kemana, tanpa pra-berita, tanpa pamit,
tanpa saksi, tidak terjejaki. Meninggalkan penginjilan secara prematur sebelum
berbuah (lihat butir 3).
(2). Hilang lenyap Kalimat Isa, Injil dan ajaran Isa
tidak terjaga di dunia, padahal terjaga disisi Allah dan tergores kekal di
Lauhul Mahfuz di surga. Injil Isa Islami dibiarkan hilang lenyap dari dunia
entah kemana, tidak terjejaki, sehingga Cuma Injil Palsu karya Paulus cs –lah
yang tertinggal dan kini tersebar ke seluruh pelosok bumi dalam 1000-an bahasa
di dunia.
(3). Hilang lenyap Misi Isa bersama dengan semua
murid-murid awal Isa (hawariyyin, para pengikut beriman), Mereka tidak terjaga,
terdesak kalah dan hilang semua, disapu oleh murid-murid Paulus dengan ajaran
sesatnya yang terus berjaya hingga kini. Padahal Quran menjanjikan kemenangan
bagi murid-murid Isa (QS 61:14);
“...Pengikut (Isa) yang setia itu berkata:’Kamilah
penolong-penolong agama Allah...maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang
yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang
menang’ ”.
Tetapi dimanakah Injil Isa dan para pengikut Isa
(Islami) yang menang itu sekarang? HILANG! Hilang segala-galanya disapu habis
oleh kuasa nabi-nabi palsu yang dapat melebihi Isa! Total kesia-siaan Isa ini
adalah konsekuensi sebab-akibat yang keras sekali, Muslim menolak
kematian-kurban Yesus Al-Masih di kayu salib! Muslim tahu bahwa Isa
adalah sosok yang digelar “Yang Terkemuka di dunia
dan di akhirat” dan “Tanda yang Besar bagi Semesta Alam”.
Jadi silahkan Muslim kini memilih satu diantara dua:
Isa yang kehilangan segala-galanya (Keberadaan DiriNya, Kalimat, Ajaran &
KaryaNya) ataukah Isa yang tersalib dalam kematian-kurban demi memberikan kita
HIDUP yang KEKAL.
BINCANG-BINCANG SOAL ISU: “YESUS
ITU TUHAN”
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata, ‘Sesungguhnya Allah ialah Almasih putera Maryam’ ” (QS 5:17)
“Barangsiapa
diantara kalian mentuhankan Isa, maka kafirlah ia yang sejauh-jauhnya”.
Itulah pendirian besi dari teman Islam terhadap Anda
yang menyembah Yesus sebagai Tuhan. Hanya sayang tidak dijabarkan apa pasalnya
dan apa buktinya bahwa Yesus itu tidak mungkin Tuhan!? Oke, Quran memang
mengkafiri siapa saja yang menolak wahyunya di atas. Tetapi untuk membuktikan
bahwa sosok Isa itu hanya nabi dan rasul manusiawi saja tidak bisa lebih itu
adalah sebuah pekerjaan raksasa, kalau bukan mustahil! Muhammad mencoba
menampilkan bukti-insani bahwa ’Almasih itu adalah putera Maryam, keduanya ini
adalah manusia yang sama-sama memakan makanan’ (QS 5:75). Ya, jadi secara
implikatif mana bisa Tuhan itu perlu makan-minum karena lapar dan haus. Mana
mungkin Tuhan bisa lapar dan haus atas barang yang diciptakanNya. Mana ada
Tuhan yang makan minum selama 30-an tahun di dunia? Yang ada, Anda pasti
mengada-ada dan tersesat sejauh-jauhnya!
Itukah
bukti bahwa Yesus itu tak mungkin Tuhan? Bukti insani demikian justru telah ditangkis
oleh Yesus sendiri ketika Ia berkata: “PadaKu ada makanan yang tidak kamu
kenal...” (Yohanes 4:32).
Ya, banyak Muslim yang tidak tahu, bahkan tidak
sedikit yang justru “takut tahu” tentang keistimewaan dan kedahsyatan hakekat
dan keberadaan Isa Al-Masih! Sharingkanlah itu dalam hikmat Tuhan melalui satu
sentakan pertanyaan kunci:
”Quran memang mengatakan Isa Almasih itu nabi dan
rasul. Itu disatu sisi. Namun tahukah Anda, Quran disisi lainnya juga mencatat
bahwa Isa itu bukan sekedar nabi dan rasul, melainkan melebihi nabi dan rasul?
Tahukah Anda kenapa pakar Islam mulai percaya bahwa Isa misalnya, adalah
manusia yang paling pintar diseluruh jagat raya?”
Teman Muslim tidak punya pilihan. Ia rikuh.
Sepertinya tahu (sebagian) tetapi tidak betul-betul tahu. Ia harus mendengar
apa yang akan Anda katakan. Maka gunakanlah kesempatan ini secara menyeluruh
untuk menuntun pemahaman mereka kepada jati-diri Yesus yang ilahi. Pakailah
bahan-bahan yang begitu kaya yang telah kita paparkan dimuka. Kini Anda dapat
mulai dengan perbincangan berikut ini.
”Bagaimanapun,
setiap kita layak untuk melihat apa-apa yang diutarakan Quran tentang
keutamaan dan kebesaran yang diberikan Tuhan secara
langsung kepada Isa Almasih. Apalagi banyak sekali diantara keutamaannya adalah
bersifat adikodrati. Mari kita simak secara teliti bahwa Isa memanglah manusia
yang paling pintar sedunia. Kita baca Surat 3:55; 5:110; 3:48”
Semua ayat ini menyaksikan betapa Tuhan berwahyu
langsung kepada Isa. Tidak seperti nabi lainnya dimana pewahyuan harus melalui
Jibril.
”Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Alkitab,
Hikmah, Taurat dan Injil”. Quran mengkonfirmasikan bahwa Tuhan juga mengajar
Isa tentang menulis dan berbicara dengan manusia diwaktu masih dalam buaian
maupun sesudah dewasa, serta menyampaikan wafatnya Isa”.
Itu sebabnya dan memang tidak salah bahwa ada ini
bukanlah melakukan substitusi dengan penghancuran & pelenyapan semua
Alkitab asli, melainkan untuk turut menambahi (bukan mengganti) koleksi
Kitab-asli yang sudah ada dengan kitab-kitab apokrif yang dikarang sendiri.
Kitab apokrif ini hadir bahkan sampai sekarang, semisal Injil Nazarin, Kisah
Petrus, dll yang banyak mendongengkan mujizat-mujizat sihir. Lihat, betapa
Injil Barnabas pun sering dijago-jagoi oleh orang muslim tertentu sebagai Injil
asli, tetapi mereka sendiri bahkan tidak memeriksanya, apalagi mengimaninya!
(1).
Bahwa Taurat dan Injil itu ada dalam tangan bani Israil/ada disisi mereka,
eksis secara fisik disisi para pemiliknya, tidak hilang seperti yang sering dituduhkan
(QS 2:41, 89, 91; 3:93; 5:43,44,47, dll). Bila Kitabnya korup atau hilang
habis, untuk apaMuhammad menyerukan agar Alkitab itu diimani? Muhammad memang
perlu mengindikasikan adanya para penyeleweng atau penggelap ayat Alkitab,
namun sekali-kali itu bukanlah penghapusan/pelenyapan eksistensi Alkitab yang
otentik. Sebaliknya kita menyaksikan diseluruh Quran bahwa Muhammad pada
zamannya, tidak pernah menegur, mencegah, atau melarang siapapun untuk membaca
Alkitab yang ada ditangan orang-orang Yahudi di Mekah atau Madina, apalagi yang
ada di tanah Israel! Tuhan malahan mendesak untuk muslim mem bacaNya:
”Katakanlah, ’Maka ambillah Taurat dan bacalah dia
jika kamu orang-orang yang benar”. (QS 3:93).
Panjang lebar dalam bab ’Tritunggal’ dan bab ’Anak
Tuhan’ dimuka, dimana Yesus adalah Firman Tuhan yang ilahi, kekal dan tak
terbatas itu turun (nuzul) berinkarnasi menjadi manusia yang terbatas sesaat.
Dalam bahasa Quran itu dikatakan ’Kalimat Allah yang disampaikanNya kepada Maryam,
dan roh daripadaNya’ (awas, jauhkan kata-kata penafsiran terjemahan yang sering
ditambahkan, cernakan makna kata- katanya seperti yang terdapat dalam bahasa
aslinya). Tampak bahwa asal-usul keberadaan Isa Almasih itu bukanlah dari
Maryam atau zat dunia, melainkan dari DNA non-dunia ’Kalimat Allah dan RohNya’,
yang masuk kedalam dunia. Dalam Injil, gen-sorga yang masuk ke dunia ini
dibahasakan Yesus dengan kata-kata: ”Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas.
Kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini...Aku keluar dan datang dari
Tuhan” (Yohanes 8:23,42).
2. Isa Almasih satu-satunya sosok dunia
yang diperkuat oleh Rohulqudus (QS 2:87, 253)
Pengidentikan yang spekulatif antara Rohulqudus
dengan Jibril telah diutarakan dimuka. Dalam Quran, hanya Isa seorang yang
diperkuat oleh ”Rohulqudus”. Tuhan tidak pernah eksplisit memakai istilah
’Jibril’ dalam memperkuat Isa. Bila mana kedua oknum itu identik, tentulah
Muhammad yang intim dengan Jibril itu juga akan tercatat sebagai nabi yang
diperkuat oleh Rohulqudus. Namun ternyata Rohulqudus ini hanya dikhususkan
kepada Isa, satu sosok yang sama kudusnya (lihat point 7).
Malahan
cukup mengherankan bahwa konfigurasi ”Tritunggal” sepertinya muncul dalam
ayat-ayat QS 5:110, 2:87, 253, dimana Allah dengan RohNya tampak bersatu-padu
dengan diri Isa untuk menghadirkan tanda mujizat:
”Aku
(Allah) menguatkan engkau (Isa) dengan Rohulqudus...” ”Kami (Allah) memperkuat
dia (Isa) dengan Rohulqudus”.
Tentu kita terpaksa bertanya, kenapa Allah harus
menggandengkan Isa dengan Rohulqudus dalam satu rangkaian ala Tritunggal,
khusunya ketika ingin melakukan suatu mujizat? Dan kenapa Muhammad dan
lain-lain nabi tidak digandengkan langsung kepada keduanya? Jawabnya di point
7.
3. Hanya Isa yang berotoritas kuasa
seperti yang dipunyai oleh Tuhan, yaitu membangkitkan kematian dan menciptakan
kehidupan!
Kematian seseorang dan dihidupkan kembali oleh Isa
dituturkan dalam Quran. Juga dikisahkan penciptaan makhluk hidup dari benda
mati, yaitu menjadikan burung hidup dari burung-burungan tanah liat, dengan
tiupan kehidupan (QS 3:49; 5:110). Tidak ada nabi atau malaikat sekalipun yang
diberi otoritas kuasa mencipta dan menghidupkan benda mati. Itu kuasa yang
hanya dipunyai Allah (QS 46:33; 22:73; 32:9). Perdefinisi, siapapun yang mempunyainya,
Dialah yang disebut Tuhan, sang Pencipta!
Tetapi sebagian pakar Islam tidak ingin melihatnya
dari segi otoritas Isa, melainkan menafsirkannya sebagai otoritas karena Izin
Allah semata. Namun pendalilan ini tentu gugur dengan sendirinya sebab memang
tidak ada sesuatu hal di dunia ini yang dapat terjadi diluar izinNya. Adakah
sehelai rambut Anda rontok tanpa izin Tuhan? Tambahan kata ”izin Allah”
hanyalah sebagai bahasa pengingat, bukan syarat mutlak yang harus dikenakan
kepada Isa. Sebab bila itu benar syarat, maka Allah justru mengizinkan manusia
secara resmi untuk menjadi sekutuNya, yaitu dengan menjadikannya Pencipta
Sesaat, Tuhan Sesaat, padahal hanya Allah-lah Tuhan!
[Alkitab memberikan penerangan yang jelas bagaimana
senyawanya hubungan kuasa Yesus itu dengan Sang Bapa. Kuasa Yesus seluruhnya
berasal dari diriNya yang selalu kompatibel dengan kehendak Bapa, sehingga
otomatis terizin secara inklusif: ”Sebab sama seperti Bapa membangkitkan
orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak (Yesus) menghidupkan
barangsiapa yang dikehendakiNya.” (Yohanes 5:21)].
4.
Hanya Isa yang diakui mengetahui hal-hal gaib apa yang dimakan manusia dan apa
yang disimpan dirumah (QS 3:49).
Bandingkan
kontrasnya ayat ini dengan pengakuan Muhammad sendiri bahwa:
”Aku
tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak
(pula) aku mengetahui yang gaib...” (QS 6:50a, 7:188).
Quran mematok bahwa pengetahuan akan yang gaib hanya
eksklusif ada pada Tuhan (QS 27:65), dan kini pengetahuan tersebut ada pula
pada Isa. Sedemikian tahunya sehingga Isa pula yang satu-satunya tahu akan hari
kiamat! Dalam Injil, dikatakan Yesus tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Dialah yang tahu segala sesuatu! (Yohanes 2:25, 16:30).
5. Malaikat menegaskan bahwa Isa
Al-Masih adalah sosok yang terkemuka, baik di dunia maupun diakhirat (QS 3:45).
Inilah gelar ”Lordship”, gelar Rajawi dengan
kekuasaan rohani yang besar di segala alam, baik di bumi, maupun di Firdaus,
atau di segala Alam termasuk alam barzakh. Termasuk peran Isa sebagi tanda dan
saksi bagi hari kiamat, ketika Isa datang kembali dihari Penghakiman.
(Ini senafas dengan apa yang tertulis di Alkitab,
kuasa yang paling menggentarkan setan dan Iblis: dan (Tuhan) mendudukkan Dia
(Yesus) disebelah kananNya di Sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah
dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut.
Bukan hanya didunia ini saja, melainkan juga didunia yang akan datang (Efesus
1:21)).
6. Isa AlMasih dinyatakan sebagai pembuat
hukum (legislatif). Dia sanggup mengubah hukum-hukum Taurat dengan cara
menghalalkan apa yang diharamkan untuk manusia (QS 3:50).
Ini
dikatakan Quran secara lurus, bukan suatu tafsiran. Hakekat dari ”Kalimat
Allah” dan ”Roh daripada-Nya” yang melekat pada Isa yang memungkinkan Ia
merevolusikan hukum. Dialah perubah dan penetap/pembuat hukum.
Tiada
lain, pembuat hukum-hukum tuhan, ya hanya Tuhan! [Dalam Injil, Yesus tidak
mengubah hukum, tetapi Dialah Hukum. Dalam kotbahnya diatas bukit, Yesus menunjukkan
diriNya berotoritas penuh dalam pemurnian hukum.
”Kamu telah mendengar firman: ”Kasihilah sesamamu
manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Disini Yesus memperhadapkan ”apa kata firman Tuhan”
dengan ”apa kata Yesus”. Ini tentu tidak bisa dilakukan oleh ”AKUNYA” Yesus
dengan otoritas yang kurang dari Tuhan]
7. Keberadaan
isa dinyatakan suci, benar, oleh malaikat (QS 19:19, 34).
Dialah satu-satunya nabi yang dinyatakan suci tanpa
dosa (sinless) dan tidak berbuat dosa (fault-less) walau hanya kekeliruan kecil
sekalipun. Ia berkata di dalam kebenaran (whole Truth). Isa tidak ada cacat
sedikitpun, tidak pernah minta pengampunan Tuhan. Ia sesuci Yang Tersuci! Dan ini
berbeda dengan para nabi lain manapun. Kenyataan yang dahsyat ini sering
tersembunyi bagi kebanyakan Muslim. Itu sebabnya mereka kurang menyadari kenapa
hanya isa yang diperkuat oleh Rohulqudus, dan tidak memperkuat lainnya. Quran
mengindikasikan keberdosaan nabi-nabi selainnya, dan Tuhan sempat mengampuni
dosa
mereka.
Termasuk didalamnya Adam, Ibrahim, Musa, Daud, Yunus, dan Muhammad. (al QS
2:36; 7:22,23; 26;82; 28;15,16; 38:24,25; 37:142; 40:55; 47:19; 48:1,2).
Tetapi
kita semua tahu bahwa yang Mahasuci itu hanya ada pada Tuhan seorang.
[Sebaliknya dalam Injil, Yesus bukan hanya kudus tanpa dosa, namun Ia-pun
berkuasa memberi kekudusan karena berkuasa mengampuni dosa seseorang. Ia
berkata kepada seorang pendosa, ”Hai anakKu, dosamu sudah diampuni” (Mrk 2:5)].
8. Hanya Isa Al-Masih yang menjadi tanda
dan saksi bagi hari kiamat. Isa Al-Masih Mampu memberikan pengetahuan tentang
hari kiamat (QS 4:159; 43:61).
Quran
menyaksikan bahwa Isa Al-Masih, secara eksklusif dan pribadi yang mengetahui
rahasia hari Kiamat. Hanya Dialah yang menjadi tanda dan saksi bagi hari
penghakiman tersebut. Kita tahu hari kiamat adalah rahasia-ilahi terbesar yang
hanya ada pada ”otak-ilahi” (QS 33:63; 31:34). Menjadi pertanyaan, kenapa Isa
diberi kuasa tunggal untuk mengetahui rahasia hari kiamat selama dibumi ini?
Konsekuensi ajaran, dakwah atau perintah-perintah
Isa yang manakah yang membuat Dia memerlukan pengetahuan demikian? Agaknya
tidak ada jawaban yang memuaskan, kecuali Dia sendiri ilahi.
Para pembaca yang berakal budi, Manusia sering lupa,
bahwa ketika mencari kehakikian, ia justru cenderung masuk ke dalam alur
non-hakiki. Kita tidak akan mungkin mengenal hutan dengan cara masuk ke dalam
saja, lalu mencoba mengotak-atik pohon ini dan itu. Maka lihatlah juga
perjalanan kehidupan Isa Al-Masih di dunia ini secara keseluruhan, dan kita
akan mendapati kehakikian keilahian dari asal-usulNya, keberadaanNya, ucapan
dan perilakuNya, hingga kepada kepulanganNya, yang semuanya adalah adikodrati,
tidak tunduk pada kodrat semesta:
1).
Ketika Isa dalam kandungan, Dialah penjelmaan tunggal gen-DNA ”Kalimat Allah
dan Roh Allah”.
2). Ketika Isa hidup, Ialah yang
berfirman (wahyu) langsung—menyembuhkan sakit terparah yang ada—menghidupkan
mayat—mencipta hidup—menurunkan hidangan langit—merevolusi hukum Allah—penuh
hikmat dan pengetahuan adikodrati—terkemuka di dunia nyata maupun maya dan
akhirat—total kudus— mentransformasi/mengubah hati manusia—tidak mati dengan
meninggalkan jasadNya: ”Yang berasal dari debu kembali ke debu yang fana: yang
berasal dari ’Roh Allah’ yang kekal kembali kepada kekekalanNya...”
3).
Ketika Isa berpulang dari dunia, Dia diangkat oleh Allah kembali kepadaNya
sebagai asal-muasal Gen DNA dirinya yang dari surga. (QS 3:55; 4:158).
Yesus telah menegur manusia untuk tidak melihat ujud
mujizat saja—dan mentok sampai disitu. Dia justru meminta kita untuk melihat
tanda sebagai sebuah pertanda, yaitu tanda dibalik mujizat itu: ”...kamu
mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda melainkan karena kamu
telah makan roti (mujizat) itu dan kamu kenyang” (Yohanes 6:26).
Yohanes juga menegaskan bahwa mujizat tidak melayani
dirinya untuk dikagumi, juga tidak sekedar untuk menyampaikan nikmat/berkat
mujizat kepada si penerimanya. Tanda mujizat dilakukan sebagai pertanda bagi
manusia untuk mengenal dan mempercayai Sumber Berkat itu sendiri, yaitu Sang
Pelakunya, agar mereka dapat diselamatkan:
”Masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus—yang
tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah
dicatat supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Tuhan, dan supaya kamu
oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yohanes 20:30-31).
Yesus adalah
Tuhan!
Perkataan atau
KalimatNya adalah kekal:
”Langit dan bumi
akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu!”
Kepada Anda dan
saya, Yesus berkata, sekaligus mengkonfirmasikan ke-Aku-anNya: ”Kamu menyebut
Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.”
”Aku (Yesus) adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Firman
Tuhan yang ada, dan yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa”
(Markus 13:31; Yohanes 13:13, Wahyu 1:8).
Alkitab
menjelaskan bahwa Yesus itu Tuhan! Bukan yang dituhankan oleh manusia!
Tuhan
yang dinubuatkan, contoh: Yesaya 7;14; 9:6
Bukan berasal
dari dunia (bukan gen dunia), contoh: Yohanes 8:23, 42
Berkuasa
Mengampuni Dosa / Menguduskan, contoh: Markus 2:5; Lukas 5:24; Ibrani
2:11
Pencipta
dan Penjaga Alam semesta, contoh: Yohanes 1:3, Kolose 1:15-16
Maha Tahu
contoh: Yohanes
2:25; 16:30
Maha Kuasa,
contoh: Matius
28:18; Wahyu 1:8
Ada
Dimana-mana, contoh: Matius 18:20; 28:20
Kekal/ Pra Eksis
sebelum Ciptaan,
contoh: Mikha
5:1,2; Yohanes 1:1; 8:58; Kolose 1:17, Wahyu 1:8
Pemberi Hidup,
contoh: Yohanes
1:3, 5:21; 10:28; 11;25
Kasih yang
Kekal,
contoh: Efesus
5:25, Yohanes 13:1; 15:12-13
BINCANG-BINCANG SOAL ISU :
"YESUS ITU ANAK ALLAH"
* Qs 4:171
Maha Suci Allah
dari mempunyai anak,
* Qs 9:30
orang Nasrani
berkata: "Al Masih itu putra Allah".
Sebagai pengikut Kristus, Anda sampai kapanpun akan
berkata "Yesus Kristus itu Anak Allah", dan teman Muslim Anda sampai
kapanpun akan selalu menyanggah Anda: "Yesus itu bukan Anak Allah" .
Masih mending Anda belum dimasukkannya dalam laknat
Tuhan-nya seperti pada ayat di atas. Bintang-bincang Anda dengan teman Muslim
ini tidak akan selesai, karena Anda dan teman Muslim tersebut masing-masing
meyakini 2 hal yang berseberangan secara diametral dan tidak terjembatani.
Alkitab menyebut bahwa Yesus Kristus itu
Anak Allah – ada 59x disebutkan –namun minimal ada 17
kali Qur'an membantah tegas bahwa Allah itu tidak beranak. Makin Anda
memaksakan betulnya Anda dalam isu ini, makin yakinlah teman Muslim Anda akan
merasa bahwa merekalah yang lebih betul!
Tarik-menarik begini sungguh melelahkan dan sia-sia.
Maka carilah titik temu pemahaman Anda bersama dan hanya setelah itu, barulah
Anda bisa beranjak lebih lanjut dalam diskusi yang menghasilkan (produktif).
Dan titik temu pemahaman bersama sesungguhnya dapat
dimunculkan ketika kita secara kreatif mengajukan pertanyaan-balik, dengan
pertanyaan kunci kepada dasar referensi mereka, bukannya referensi kita,
sebagai berikut :
"Ya kami umat Kristiani memang mengimani secara
tegas bahwa "Yesus Kristus itu Anak Allah", dan kami tahu bahwa hal
ini disanggah oleh Muslim. Namun kami tidak tahu apa dugaan kalian ketika
mendengar kami berkata "Yesus Kristus itu Anak Allah"?. Menurut
Anda "Anak
Allah" yang macam apakah yang kami percayai itu?”
Percayalah, teman Anda akan terdiam sejenak! Tidak
akan mudah baginya untuk menjawab pertanyaan-kunci Anda yang satu ini. Ia akan
sedikit menghindar dan menjawabnya dengan mengaburkan substansinya. "Ya,
kalian percaya ada Allah yang dipanggil Bapa, ada Allah yang dipanggil Anak
atau Yesus itu?" Hal ini tentu tidak menjawab pertanyaan-kunci Anda.
Tegaskan sekali lagi maksud Anda, menanyakan tentang pengertian Qur'an akan
"Anak Allah" yang mereka tuduh sesat itu!
Anda jangan menjawab apa-apa sebelum
pertanyaan-kunci Anda dijawab! Tidak bisa lain, ia (bersama Anda) harus
menjawab dengan merujukkan ayat-ayat Qur'an tentang "anak Allah" atau
"Allah yang beranak".
* Qs 19:35
Tidak layak bagi
Allah mempunyai anak.
* Qs 4:171
Maha Suci Allah
dari mempunyai anak...
* Qs 72:3
Dia tidak
beristri dan tidak (pula) beranak.
* Qs 6:101
Dia
Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak
mempunyai istri.
Perhatikan, semua ayat di atas ini merujuk kepada pemahaman
Muslim bahwa maksud orang-orang Kristiani ini ketika menyebut "Yesus
itu Anak Allah" adalah bahwa Allahmendapat Sang Anak dari hubungan
badan (biologis) dengan seorang istri.
Kini Anda dapat berkata : "Ya, Maha
Suci Allah dari yang mempunyai anak secara biologis. Bilamana Yesus adalah Anak
Allah dalam pengertian demikian, tentu hal itu merupakan penghujatan manusia
kepada Allah. Kita pun sebagai umat Kristiani juga akan menolak keras pemahaman
'Allah beranak yang menghasilkan Anak Allah dari hasil hubungan seksual' macam
ini!"
Ada celah baru yang mulai menguak... Keingin-tahuan
teman Muslim menjadikan suasana hatinya untuk menerima informasi Anda yang
jujur, dan tidak apriori ataupun balik menghujat/menuduh, dan menajiskannya.
Merekapun akan mencoba bertanya :
"Jadi,
bagaimanakah pengertian "Anak Allah" menurut versi keimanan
Kristiani?"
Kini, anda mendapat peluang indah untuk menjernihkan
salah-paham ini dalam suasana yang jujur dan bersahabat.
Penjelasan
tentang "Anak Allah" :
Anda yakinkan kepada mereka "Tidak ada orang
Kristiani manapun yang percaya bahwa Allah beranak dan diperanakkan"
sebagaimana juga tertulis dalam Qur'an (Qs 112:3). Entah kepada lapisan
masyarakat manakah ayat ini diberikan? Karena konsep "Anak Allah"
dalam Kristianitas tidak pernah merujuk kepada sesuatu yang ragawi yaitu hasil
dari hubungan seksual 'Allah dengan istrinya'. Maha Suci Allah dari mempunyai
anak hubungan biologis!
Itu sebabnya pengertian Anak dalam keimanan
kristiani adalah total non-duniawiah, supra-natural/adikodrati, yaitu KELAHIRAN-INKARNATIF,
dari Kalimat Allahyang disampaikanNya kepada Maryam :
* Qs 4:171
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas
dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan- Nya kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah
kamu kepada Allah dan rasul-rasul- Nya dan janganlah
kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu).
(Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci
Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.
Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
Isa
Al-Masih adalah The-Word incarnated, yaitu Firman/Kalimat Allah yang Ilahi
turun (nuzul) masuk kedunia (melalui Maria). "lahir" menjadi anak
manusia!
Karena di sini ada unsur kelahiran, maka istilah
"Anak" menjadi sebutan yang tepat sebagaimana yang diwahyukan Allah
sendiri pada :
* Yohanes 1:1,
14
1:1
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.
KJV,
In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God
TR (Textus Receptus) Translit
Interlinear, en {pada} archê {permulaan} ên {ada} ho logos {Firman,} kai {dan}
ho {itu} logos {Firman} ên pros ton {bersama} theon {Allah,} kai {dan} theos
{Allah} ên {(Dia) adalah} ho {itu} logos {Firman.}
1:14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
KJV,
And the Word was made flesh, and dwelt among us, and we beheld his glory, the
glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth.
Translit Interlinear TR (PB asli dalam
bahasa Yunani), kai {adapun} ho {itu} logos {Firman} sarx {daging} egeneto
{telah menjadi,} kai {dan} eskênôsen {berdiam} en {diantara} êmin {kita,} kai
{(bahkan)} etheasametha tên {kita telah melihat} doxan autou {kemuliaanNya, }
doxan {kemuliaan} ôs {sebagai} monogenous {Yang Tunggal/ Yang Unik} para {dari}
patros {Bapa,} plêrês {penuh} charitos {dengan anugerah} kai {dan} alêtheias
{kebenaran.}
Sebutan Isa sebagai Kalimatullah (Sang Firman)
tidaklah sia-sia sebab maknanya ditampakkan dalam setiap kalimat yang keluar
dari mulut Isa yang selalu adalah Wahyu. Untuk selalu berwahyu, Ia tidak pernah
menunggu wahyu dari Jibril atau perantara lainnya, sebab Ia adalah Sang Firman
itu sendiri.
Demi kebenaran yang kasat-mata, teman-teman Muslim
perlu membuang jauh sangkaan-sangkaanny a yang total-keliru tentang pengertian
sebutan "Anak Allah", seolah- olah itu bikin-bikinan manusia, atau
yang sering mereka tuduhkan bahwa pengertian ini asalnya dari ajaran Paulus.
Gelar
"Anak Allah" sama sekali bukan bikin-bikinan manusia. Tidak
samasekali! Istilah tersebut justru diumumkan langsung dari mulut Allah sendiri
:
* Matius 3:17
lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
KJV,
And lo a voice from heaven, saying, This is my beloved Son, in whom I am well
pleased.
TR Translit, kai idou phônê ek tôn ouranôn legousa
outos estin ho huios mou ho agapêtos en hô eudokêsa.
Istilah
yang sama ini juga dinyatakan dari mulut Gabriel kepada Maria sebanyak 2 kali :
* Lukas 1:32-35
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak
Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta
Daud, bapa leluhur-Nya,
KJV,
He shall be great, and shall be called the Son of the Highest: and the Lord God
shall give unto him the throne of his father David:
TR, outos estai megas kai huios upsistou klêthêsetai
kai dôsei autô kurios o theos ton thronon dabid tou patros autou
1:33
dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan
Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. "
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana
hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35
Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah
Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus, Anak Allah
KJV,
And the angel answered and said unto her, The Holy Ghost shall come upon thee,
and the power of the Highest shall overshadow thee: therefore also that holy
thing which shall be born of thee shall be called the Son of God.
TR Translit, kai apokritheis ho aggelos eipen autê
pneuma agion epeleusetai epi se kai dunamis upsistou episkiasei soi dio kai to
gennômenon agion klêthêsetai huios theou
Pernyataan Gabriel yang lebih dari satu kali
menyatakan status "Anak" sekaligus memperlihatkan betapa Gabriel
justru menampik (baca : mengkoreksi) kaitan "Anak Allah" itu dengan
konsep-kedagingan / biologis (hasil hubungan suami dan istri) seperti yang ada
dalam benak Maria tadinya, dan kini malahan terulang dalam benak penuduh dari
kalangam Muslim pada umumnya.
Catatan :
Mungkinkah Gabriel berdusta? Perlukah?
Karena ada kesenjangan wahyu Gabriel terhadap wahyu
yang dibawa Jibril bagi Muhammad! Lukas 1:35 jelas menyatakan bahwa Gabriel
telah mengkoreksi apa yang terlanjur salah dalam benak Maria tentang
"ke-anak-an" (sonship) yang dimaksudkan Injil. Sementara Jibril dalam
Qur'an justru berbalik dan terus berkutat dalam pemahaman
"ke-anak-an" insani!
Bandingkan
keduanya :
(1)
"Bagaimana hal (melahirkan anak) itu mungkin terjadi, karena aku (Maria)
belum bersuami?" (Lukas 1:34)
(2)
"Bagaimana Dia (Allah) mempunyai anak padahal Ia tidak beristri" (Qs
6:101)
Gabriel berkata
bahwa Anak Allah itu KUDUS, dan Jibril menyangkal/menafikan kedua-duanya :
(1)
"Anak
yang kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah" (Lukas 1:35)
(2) "Maha
Suci Allah dari yang mempunyai anak..." ; "Tidak layak Allah
mempunyai Anak" ( Qs 4:171 ; Qs 19:35 )
-----
Sebutan "Anak Allah" yang disampaikan
lewat para nabi tidak terkira banyaknya, termasuk kesaksian yang bersifat
nubuat, yang tadinya bahkan tidak disadari oleh nabi yang menubuatkannya
sendiri.
Lihatlah akan 2 nubuat nabi Yesaya yang
"mustahil" tentang kelahiran satu "Anak Ajaib", dan
ternyata nubuat kelahirannya ini benar-benar setelah 7 abad sejak hal itu
dinubuatkan! Dahsyatnya terbukti, kebenaran yang mustahil, telah menempatkan
ayat-ayat tersebut tak mungkin bisa dipalsukan manusia. Namun entah mengapa
kebenaran yang begitu fantastis itu bisa absen dari pewahyuan Qur'an.
Nubuat pertama :
* Yesaya 7:14
LAI
TB, Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda (perawan) mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
KJV,
Therefore the Lord himself shall give you a sign; Behold, a virgin shall conceive,
and bear a son, and shall call his name Immanuel.
Hebrew translit, LAKHEN YITEN ADONAI HU LAKHEM OT
HINE HA'ALMAH HARA VEYOLEDET BEN VEKARAT SHEMO IMANUEL
Kelahiran seajaib itu dimaksudkan sebagai satu
pertanda besar untuk mengantar kita kepada maknanya yang sejati dan lurus,
yaitu bahwa Sang Anak Ajaib itulah Imanuel (artinya : Allah menyertai kita)
yang berarti Dia-lah Allah yang dapat dan mau menyertai kita selalu!
Nubuat kedua : *
Yesaya 9:5
LAI
TB, Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan
untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan
orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
KJV,
For unto us a child is born, unto us a son is given: and the government shall
be upon his shoulder: and his name shall be called Wonderful, Counsellor, The
mighty God, The everlasting Father, The Prince of Peace.
Hebrew translit, KI-YELED YULAD-LANU BEN NITAN-LANU
VATEHI HAMISRA AL-SHIKHMO VAYIKRA SHEMO PELE YO'ETS EL GIBOR AVI-AD SARO-SHALOM
Adalah
kemustahilan bahwa seorang Anak dapat disebut sebagai "Allah Yang
Perkasa".
Namun hal itu
sungguh terjadi pada diri Yesus 700 tahun kemudian!
Perhatikan
bahwa Yesaya bernubuat tanpa tahu dan tanpa melihat tanda-tanda, dan tanpa
dapat menunjukkan Anak Ajaib tersebut. Sebagai anti-klimaksnya datang nubuat
dari Nabi Yahya / Yohanes Pembabtis. Berlainan dengan Yesaya, Nabi Yahya bukan
mengklaim saja tanpa apa-apa yang menyokongnya, melainkan justru melihat sebuah
tanda, yaitu Roh Kudus yang turun dari langit seperti merpati, dan tinggal di
atas Yesus!
Tanda Surgawi yang tiada duanya inilah yang
menjadikan dasar nabi Yahya harus bersaksi dengan cara menunjuk-hidung langsung
ke sosok Yesus Kristus yang ada dihadapanNya. Perhatikan perkataan langsung
kepada Yesus "Sang Anak". Right now and here "inilah" dan
"lihatlah" :
"Aku telah melihat Roh turun dari langit
seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya (Yesus). ….aku telah melihat-Nya
dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah". (Yohanes 1:32-34)
Dan... Yesus
Kristus bersaksi tentang diriNya :
... Aku telah
berkata: "Aku Anak Allah" (Yohanes 10:36)
Dan
mereka (setan-setan) itupun berteriak : * Matius 8:29
Dan
mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak
Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
* Markus 3:11
Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh
tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah."
Bila
iblis/setan yang menjadi musuh Allah yang terbesar sampai mengakui Anak ini,
maka musuh manakah lagi yang dapat menolaknya dengan lebih shahih?
Jadi, jikalau ada teman Muslim yang masih besikukuh
menolak gelar "Anak Allah" ini, mereka kini sedikitnya akan mulai
mengetahui bahwa diantara Allah dan segala makhlukNya -- dari yang kudus hingga
yang ter-iblis -- sejak manusia awal diciptakan hingga abad ke 7 M, hanya
Muhammad seoranglah yang tercatat melaknati sebutan otentik yang berasal dari
mulut Allah sendiri.
Dalam pandangan Muslim, ketika Kalimat Allah
di-nuzul-kan ke dunia lewat agen pewahyu (Jibril), itu menjadi sebuah Al~Qur'an
yang diberitakan oleh nabi- Nya. Namun dalam pandangan Kristiani, ketika Firman
Allah di-nuzul-kan ke dunia, Ia adalahTheWord incarnated ( Sang
Firman yang inkarnasi)menjadi "Anak Allah" dalam sosokYesus
Kristus yang Ilahi, yang langsung berfirman tanpa agen perantara. Ia datang
bukan saja untuk berfirman, tetapi sekaligus untuk menyelamatkan umat manusia.
Maka, inilah Kabar Baik, Injil, untuk umat yang menerimaNya, demi keselamatan
umat yangyang pasti ada didalam Dia. Anak Allah itu tidaklah terjadi karena
"Allah itu beranak". Ia adalah inkarnasi FirmanNya menjadi Anak
Manusia, yaitu masuknya keilahian dalam ujud kehidupan kemanusiaan. Sehingga
Allah yang tadinya tidak dapat dipahami dan didekati, kini dapat mulai
dipahami, diteladani dan "di-akrab-i" dalam relasi yang diperbaharui!
Melalui "Sang Anak" ini -- yang gelarNya
keluar dari mulut Allah sendiri -- manusia diwanti-wanti untuk sungguh melihat
dan mendengar akan Dia. Sebab ada tertulis :
* Yohanes 12:45
dan barangsiapa
melihat Aku (Anak), ia melihat Dia (Bapa), yang telah mengutus Aku.
* Matius 17:5
Dan
tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan
dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
Amin.
BINCANG-BINCANG SOAL ISU: “TUHAN TRITUNGGAL”
”Hai
Ahli Kitab... Janganlah kamu mengatakan ’Tuhan itu tiga’... Maha Suci Allah
dari mempunyai anak“ (Qs 4:171)
”Kalian
orang Kristen kok menyembah tiga Tuhan. Tidakkah itu mengada-ada, lalu
menyebutkan sebagai Tuhan Tritunggal?
Padahal itu tidak pernah ada tertulis di Bible
kalian. Bukankah itu penyesatan diri sendiri, dan bahkan memalsukan Tuhan?”
Demikian teguran yang umum dilontarkan oleh teman muslim
terhadap Anda. Maksudnya mungkin baik, tetapi Anda merasa terganggu bahkan
mungkin tersinggung, bukan karena kepercayaan Anda dirusuhi, melainkan justru
karena kepercayaan Anda itu lain dari pada apa yang ditimpakan kepada Anda!
Sungguh Anda tidak merasa menyembah Tuhan seperti yang dituduhkan. Maka Anda
ingin cepat-cepat membalas, ”Anda ngawur! Kami tidak menyembah 3 Tuhan.
Kalianlah yang mengada-ada. Sebab kami hanya mempunyai Tuhan yang esa, yaitu
Dia satu-satunya yang menciptakan bumi dan alam semesta.”
Apa yang terjadi selanjutnya bisa ditebak: tudingan
yang semrawut, debatan yang simpang- siur, dan tidak ada kesimpulan. Karena
pihak yang satu mematoki mati angka ”tiga” bagi Tuhannya orang lain sejak abad
ke-7, sementara pihak lain ini mendeklarasikan ketuhanannya yang ”satu” sejak
abad manapun! Yang mematoki 3 merasa bahwa ”tiga itu tak dapat jadi satu, dan
satu itu bukan tiga”...
Buanglah cara
yang melelahkan dan sia-sia ini. Anda tidak akan sampai kemana-mana. Anda
bersharing, bukan mempertentangkan atau membenturkan diri Anda kepada dirinya.
Anda justru perlu heran darimana mereka meyakini bahwa Anda menyembah 3 Tuhan?
Dan biasanya (pada awalnya) mereka akan menunjuk kepada Injil Anda sendiri.
Kembali Anda tak perlu buru-buru meladeni tudingan ini. Sebab pada tahap ini
dia belum dapat beranjak sedikitpun dari notion pengharaman Injil. Jadi untuk
apa Anda terlalu dini merujukkan sesuatu yang ditolaknya mentah-mentah? Lebih
baik Anda mengajaknya untuk mengklarifikasikan materi tudingannya berdasarkan
narasumber yang paling dipercayainya sendiri, yaitu AlQurannya. Sudut pandang
Alkitab baru bermanfaat diperkenalkan bilamana pihak-pihak yang berdialog mulai
merasa siap menerima informasi sebagai informasi, bukan sebagai konfrontasi.
Tanyakan sudut pandang mereka. “Jadi menurut Anda, apa yang dikatakan Quran
tentang kesesatan Tritunggal itu?”
Bersama Anda, iapun memasuki rujukan Quran,
”sesungguhnya kafirlah orang-orang yang berkata bahwa: Allah salah satu dari
yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa...”
(Qs 5:73)
“Dia tidak
beristri dan tidak beranak” (Qs 72:3)
“Bagaimana Dia
mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri” (Qs 6:101) “Maha Suci Allah
dari mempunyai anak” (4:17)
”Hai
Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikan aku dan ibuku
dua orang Tuhan selain Allah”. (Qs 5:116)
Orang
Nasrani berkata: ”Al-Masih itu putra Allah... Dilaknati Allahlah mereka.” (Qs
9:30)
”Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang
rasul... dan ibunya seorang yang sangat benar keduanya memakan makanan.” (Qs
5:75).
Allah tidak mempunyai anak dan tiada Tuhan
bersamaNya, kalau sekiranya demikian niscaya tiap-tiap tuhan membawa makhluk
yang diciptakannya dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian
yang lain...” (Qs 23:9).
Dari sederetan ayat ini, terlihat dengan sendirinya
titik pusat tuduhannya bahwa kaum Kristiani itu telah bersyirik dengan
mempersekutukan Allah dan mentuhankan Allah (sebagai Bapa), Maryam (sebagai
Ibu), dan Isa (sebagai putra Maryam), yang ketiga-tiganya disebut Tuhan.
Mereka mengharamkan 3 Tuhan, tetapi Anda datang
dengan istilah yang lebih diharamkannya lagi, yaitu ”Tuhan Tritunggal.” Mana
ada nama semacam itu dalam Bible? Sudah mensyirikkan 3 Tuhan, lalu ketiganya
disatukan? Mana dapat disatukan? Sebab, ada peringatan Quran, ”kalau sekiranya
demikian, niscaya tiap-tiap tuhan membawa makhluk yang diciptakannya dan akan
saling mengalahkan” Tuhan Tritunggal jadi-jadian ini pasti sangat ditolak oleh
Muslim.
Namun sekarang, adakah Tritunggal semacam itu yang
dipercayai oleh Anda orang Kristiani? Tidak bukan? Kinilah saatnya Anda
melontarkan kepada mereka dengan pernyataan kunci bahwa:
”Tritunggal yang ditolak oleh Alquran Anda adalah
pula Tritunggal yang sama ditolak oleh kami orang-orang Kristiani.”
Mereka tentu tertegun sesaat—antara salah dengar dan
tidak percaya—lalu menginginkan penjelasan Anda yang sejujurnya tentang
Tri-tunggal versi Kristiani.
Penjelasan
Tentang TRITUNGGAL
Perhatikan bahwa jenis Tritunggal yang disyirikkan
Quran ternyata berkonsepkan tuhan-tuhan yang saling eksklusif. Lihat betapa
masing-masing tuhan yang digambarkan itu saling mengklaim dan memperebutkan
makhluknya dan wilayahnya (Qs 23:91). Lihat pula betapa cakupan Tuhannya juga
terbatas pada yang finite-fisikal saja, dimana Qs 6:101 menggambarkan konsep
”anak” yang harus dihasilkan dari hubungan dengan istri. (relasi biologis). Dan
lihat betapa AlMasih dan ibunya hanyalah makhluk—bukan ilahi— sebab keduanya
memakan makanan (Qs 5:75). Dimanapun Quran tak pernah mengimplikasikan ”Anak”
sebagai konsep rohani!
Tritunggal
yang berlandaskan konsep duniawi ini—eksklusif dan fisikal—telah menghasilkan
tiga Tuhan yang dipersekutukan (dalam substansi tri-theist, bukan mono-theist),
yang dipastikan benar akan saling cakar-cakaran dan mengalahkan, dengan rumusan
matematika dibenaknya Muslim:
1 Tuhan (1) + 1
Tuhan (2) + 1 Tuhan (3) = 3 Tuhan
Inilah
”Tritunggal” yang ditolak Islam!
Tetapi ini pula
”tritunggal” yang ditolak Kristiani!
Tritunggal
Kristiani adalah substansi dan relasi 3 pribadi Ilahi yang amat berbeda
konsepnya. Tuhan Tritunggal adalah entitas yang total saling inklusif dan
infinite-spiritual, tidak terlukiskan dan tidak ada yang menyamai. Tak ada
relasi biologis Tuhan Pencipta dengan siapapun dari ciptaannya.
Sebagai ilustrasi perbandingan dengan meminjam model
matematika di atas, dimana sedikitnya tercermin unsur inklusif dan infinite,
maka rumusan ketritunggalan yang dimaksud lebih berupa:
1 T ~
x 1 T ~ x 1 T ~ = 1 T ~
(notasi
~ = infinite/tak terhingga).
Yaitu suatu persenyawaaan ketigaan ilahi yang tak
terbatas, dalam kesatuan Tuhan! Dalam ungkapan ringkas, kita mengistilahkannya
sebagai ”satu Apa dalam tiga Siapa dan tiga Siapa dalam satu Apa.” Yang mana
jelas tidak ada kaitannya dengan 3 oknum yang saling cakar-cakaran dan
mengalahkan!
Lebih jauh lagi, ”3 Siapa” disini adalah
Bapa—Anak/Firman (Yesus)—Roh Kudus, sama sekali bukanlah Allah &
Maryam & AlMasih (Anak) seperti yang diimplikasikan oleh Quran dalam
kaitan fisik biologis. Entah salahnya dimana (!) namun ternyata Roh Kudus ini
tidak pernah muncul dalam Quran sebagai oknum yang turut ditegur dalam ”3
Tuhan.”
Akibatnya, Tritunggal yang ditolak Quran (karena
beda subtansi dan relasi), kini malah ditolak lebih jauh lagi oleh kaum
Kristiani karena juga mencakup perbedaan oknumnya dengan Alkitab! Ketiga oknum
ilahi di dalam ke-tritunggal-annya akan kita bicarakan berikut ini dari segi
yang sering disalahpahami...
Bapa
Sebutan Bapa adalah sebutan yang dikenakan kepada
Tuhan yang Hidup, sumber segala kehidupan dan keberadaan. Dia dalam ”Zat-Nya”
yang roh tak pernah tampak bagi manusia. Ia transenden tak ada yang serupa atau
menyamaiNya. Dia ada bersama- sama dengan RohNya (Roh Kudus yang Hidup), dan
KalimatNya (yang ber-Firman). Bila tidak demikian, Dia tidaklah hidup dan tidak
berfirman Dialah Tuhan Maha Kasih yang merancang dan menjadikan apa yang ada,
sekaligus merancang penyelamatan kembali umat manusia yang jatuh dalam
kebinasaan. Maka Ia adalah Bapa Surgawi kita yang mengada dan yang memelihara.
Ia Bapa yang personal, tidak jauh dari perbuatan tanganNya. Ia ada, melihat dan
mendengar, dan tahu akan kita disegala waktu, kepada siapa kita dapat menyapa
dan memohon—langsung tanpa ikatan waktu, tempat/kiblat, dan bahasa!
Anak
Karena teman-teman Muslim dari sejak kecil dan
setiap harinya terbiasa dibombardir dengan suara yang mengumandangkan ”Allah
tidak beranak dan tidak diperanakkan.” maka dibawah sadar mereka terjadi
semacam penyempitan nalar terhadap ’ke-anak-an’ yang rohaniah. ’Anak’ disini
samasekali bukanlah buah hubungan biologis dari Allah dengan Maryam (Maha Suci
Allah dari mempunyai anak hubungan biologis), melainkan buah ’kelahiran
inkarnatif’ dari Kalimat Allah melalui Maryam (the Word Incarnated). Karena
disini ada unsur proses ’kelahiran.’ Maka istilah ”Anak” justru menjadi sebutan
yang amat tepat menggambarkan relasi Ilahi.
Perlu diketahui teman Muslim bahwa sebutan ANAK itu
bukan bikin-bikinan manusia (yang bagaimanapun, tidak mempunyai kapasitas untuk
mengetahuinya terlebih dahulu). Namun sebutan itu diumumkan langsung dari mulut
Tuhan sendiri (Matius 3:17) dan dari mulut malaikat (Gabriel dalam Lukas 1:32),
yang didengar oleh manusia (Maria, juga orang-orang yg ikut dalam peristiwa
Yesus dibaptis). Itu sebabnya Yesus juga membahasakan diriNya sebagai Anak
Tuhan dan Anak Manusia. Tidak ada pihak yang tercatat telah menolak sebutan
itu. Tidak malaikat, nabi-nabi, atau setan-setan (Lukas 4:41) dan musuh-musuh
Tuhan sekalipun (lihat pasal berikutnya tentang ANAK TUHAN). Jadi kenapa Islam
sendiri harus mati-matian menyangkal sebuah ”anak biologis” padahal itu
dipahami semua pihak lainnya sebagai suatu ”anak rohani”?
Konsepsi kelahiran atau ”keanakan” Isa, sesungguhnya
telah diungkapkan oleh Quran, disebutkan sebagai ”Kalimat Allah yang
disampaikanNya kepada Maryam.” Itu adalah Sang Kalimat, sosok Kalimat Allah
yang tidak tampak, yang turun (nuzul) kepada Maryam agar jadi tampak sebagai Al
Masih anak Maryam yang membawakan KalimatNya langsung kepada manusia. Dan ini
amat mirip dengan pengertian Alkitab, bahwa ”keanakan” ini adalah
Firman/Kalimat Tuhan yang ilahi yang turun masuk ke dunia (melalui Maria)
menjadi manusia. Simak pewahyuan dalam Yohanes 1:1 dan 14.
”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan... Firman itu telah menjadi
manusia... sebagai Anak Tunggal Bapa.”
Disini tampak semua Zat-Nya Sang Anak dalam
keilahian. Dan karena Anak ini adalah inkarnasi Firman yang gen-DNAnya
(zat-Nya) datang dari surga, maka ia juga harus kembali ke sorga.
Roh Kudus
Roh Kudus adalah Roh Tuhan sendiri, yaitu Roh
kehidupan dan kebenaran yang menjadikanNya sumber segala kehidupan dan
kebenaran. Ia menolong manusia untuk masuk dalam kebenaran (Yohanes 16:13),
memberi kekuatan, hikmat dan penghiburan. Roh Kudus itu Maha-ada, dimana-mana
dan sudah ada sejak Tuhan itu ada. Ia senyawa-esa dengan Tuhan. Ia bukan
ciptaan, bukan malaikat.
Pemahaman Muslim tentang Roh Kudus amat simpang siur
dengan banyak penafsiran yang berbeda-beda. Namun ini tidak mengherankan karena
Muhammad tahu persis bahwa ia tidak mendapat karunia untuk memahami roh. Tuhan
telah berwahyu kepadanya:
”Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit.” (QS 17:85).
Walau sudah diperingatkan Tuhan bahwa pengetahuan
tentang Roh amatlah marginal. Namun pakar islam telah berani memberi penafsiran
yang memastikan bahwa Roh Kudus itu adalah makhluk Jibril, atau bahkan
ditafsirkan sebagai ”zat” yang ditiupkan oleh Jibril! (lihat catatan kaki dari
AlQuran terjemahan Departemen Agama untuk QS 2:87). Tetapi tentu saja pemastian
ini adalah asumtif (penganggapan), sebab tak ada ayat dasar manapun dari Quran
yang pernah menyamakan keduanya.
[Catatan: ”Siapakah Jibril?” Sebab sangat aneh bahwa
[1]. Jibril itu tidak pernah memperkenalkan dirinya sebagai Rohulqudus atau
sebaliknya. [2]. Jibril tidak pernah memperkenalkan nama dan jati dirinya
sebagai Jibril kepada Muhammad. [3]. Nama Jibril muncul begitu saja dalam
Quran, tanpa perkenalan yang sepatutnya, kontras berlawanan dengan etiket
elegan dan sempurna yang pernah diintroduksikannya dalam Injil: ”Akulah Gabriel
yang melayani Tuhan, dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau” (Lukas
1:19). [4]. Selama belasan tahun Muhammad tidak pernah tahu siapa nama roh
pembawa-wahyu itu, dan karenanya ia tidak pernah menyebutnya sebagai Jibril
kecuali hanya menamainya dengan pelbagai sebutan diseputar kata ”ruh” (ada yang
disebut ”ruh” saja, atau ruh-Ku/ruh-Nya/ruh Kami/ruh dari Kami/Ruhulqudus/Ar-Ruh
Al-Amin). Padahal roh pembawa-wahyu ini dikatakan selalu intim/dekat berbicara
kepada Muhammad. Bahkan sesekali menampakkan diri kepadanya. [5]. Kelak setelah
Muhammad berinteraksi banyak dengan orang Yahudi di Medina, ia baru
berkesempatan menyebut nama yang sekian lama tersembunyi bagi dirinya: JIBRIL]
Membandingkan
Jibril vs Roh Kudus
Diseluruh Quran ada 29 ayat yang mencatat sebutan
ruh, dari Allah, namun hanya memuat 3 ayat berkenaan dengan sebutan nama
Jibril, yaitu QS 2:97,98, dan 66:4 (yang lain hanyalah terjemahan/tafsiran
tambahan yang mengatasnamakan Jibril dan hanya ada 4 ayat dimana istilah
Ruhulqudus disebutkan secara spesifik (QS 2:87, 253; 5:110; 16:102). Jadi
setiap Anda bisa dengan mudah membandingkan kedua himpunan ayat yang spesifik
ini untuk menyimpulkan apakah sosok Jibril itu pasti sama identik dengan sosok
Rohulqudus (atau kalau-kalau ada kepastian bahwa Rohulqudus itu adalah ”zat”
yang ditiupkan Jibril mengacu catatan kaki QS 2:87 yang disebut di atas?)
Bahwa ada sebagian karya yang sama diantara kedua
sosok itu—yaitu menurunkan ayat-ayat Tuhan—tentu tidak otomatis menjadikan
kedua sosok itu identik. Sebab kedua sosok itu bisa sama-sama menjadi agen pewahyu,
walau berbeda sesamanya. Bukankah misalnya Isa dan Yahya yang sama-sama nabi
dan sama-sama meneruskan wahyu itu tidak menjadikan Isa identik dengan Yahya?
Bukankah Tuhan sendiri (sebagai sosok ketiga) juga berwahyu langsung kepada
nabiNya (misalnya kepada Musa dan Isa). Dan toh Tuhan tidak dapat diidentikkan
sebagai Jibril? Mahasuci Dia daripada diserupakan.
Dalam
Alkitab, Gabriel jelas menyatakan dirinya BUKAN Roh Kudus! Gabriel berkata
langsung kepada Maria muka dengan muka:
“Roh Kudus akan
turun atasmu...”
Gabriel tidak berkata ”Aku akan turun atasmu” (Lukas
1:35). Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan sendirilah yang memberitakan firmanNya
dengan Roh KudusNya. Tuhan sendirilah yang berbicara langsung atau yang
mengilhamkan kata-kataNya. Sedangkan Malaikat Gabriel hanyalah agen pewahyu
yang diutus sesekali oleh Tuhan untuk meneruskan berita-berita adhoc khusus
secara menampakkan diri (dalam dimensi yang bisa disaksikan, termasuk mimpi).
Roh Kudus adalah oknum integral dari Tuhan sejak
semula. Ia keluar dari Bapa sama seperti Yesus yang juga keluar dari Bapa,
menjadikan diriNya Tuhan Tritunggal yang Esa! (Kejadian 1:1-2; Yoh 15:26,
8:42). Roh Kudus itu adalah ilahi, bukan ciptaan seperti yang “dipastikan” oleh
penafsir tertentu sebagai malaikat Jibril. Ia itu Maha Hadir, ada dimana-mana
dalam satu waktu. Sedangkan makhluk ciptaan tidak mungkin maha ada, melainkan
hanya dapat hadir disatu tempat dalam satu waktu. Itu sebabnya malaikat itu
diciptakan dalam jumlah besar untuk mendampingi manusia per manusia, lihat QS
13:10-11; 50:17-18 dll.
Daud berkata dalam Mazmurnya: “Kemanakah aku dapat
pergi menjauhi Roh-Mu... jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana. Jika aku
menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, disitupun Engkau. Jika aku terbang
dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu
akan menuntun aku.” (Mzm 139:7-10; lihat pula Kis 2:1-4).
Iman
Kristianitas adalah mutlak monotheistik bukan tritheist seperti yang dituduhkan
secara keliru. Siapakah diantara penganut Alkitab yang dapat dituduh tidak
mengimani monotheisme yang terpampang dalam Kitab yang dianutnya? Semisal di
Kitab Ulangan6: 4; Yesaya 44:6; Markus 12:29; Yakobus 2:19; Surat Paulus di 1 Timotius
1:17, dll.?
KESIMPULAN TERHADAP TUDUHAN
1. Tritunggal
yang ditolak Quran adalah Tritunggal yang lebih ditolak lagi oleh Alkitab,
karena disamping sama-sama menolak substansi-tritheist dan relasi-biologis,
Alkitab justru lebih jauh menolak pula pribadi-tritunggal yang diklaim Quran!
2. Sekalipun
istilah/nama “Tritunggal” tidak ada dalam Alkitab, namun konsep keberadaan
Tuhan yang Tritunggal itu bukanlah karangan-karangan manusia, melainkan jelas
bertaburan di seluruh Alkitab. Bandingkan bahwa Quran juga tidak pernah
mencantumkan seluruh 99 nama-nama Allah, melainkan hanya 72, namun Muslim dapat
mengakui bahwa ke-27 nama yang tidak tercantum itu juga melekat dalam diri
Allah!
3. 'Anak
Tuhan' bukanlah buah hubungan biologis dari Tuhan yang Maha Suci seperti yang
dituduhkan. Ia adalah Kalimatullah. The Word Incarnated. Firman Tuhan yang
ilahi turun (nuzul) masuk ke dunia menjadi manusia Yesus. Itu sebabnya setiap
kalimat yang diucapkan Yesus adalah selalu Firman. Ia tidak usah menunggu, dan
tidak pernah mendengar bisikan firman dari Jibril atau siapa lainnya, seperti
halnya dengan Muhammad.
4. ”Anak
Tuhan” adalah sebutan dari mulut Tuhan sendiri, dan diterima baik oleh Yesus,
para malaikat, nabi, bahkan oleh setan dan Iblis. Sebutan itu bukan
diada-adakan oleh Paulus dan para padri yang sesat seperti yang dituduhkan.
5. Roh
Kudus adalah Roh Tuhan sendiri dari kekal hingga kekal. Roh Kudus dan Firman
(Yesus) sama-sama keluar dari diri Tuhan, menyatakan diriNya yang Tritunggal.
Bandingkan
dengan Quran dimana Allah SWT juga ”mempersekutukan” diriNya denganKalimatNya
(Firman Allah yang tidak diciptakan Allah, melainkan ”bagian” dari Allah—yang
tidak sama dengan Allah—yang telah ada sejak semula disisi Allah. QS
43:4;85:22)? Bandingkan pula dengan Allah SWT yang juga
mengindikasikan ”kejamakan” diriNya ketika ia
berkata: ”Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat
sesungguhnya Kami benar-benar Mahakuasa” (Qs 70: 40).
6. Roh Kudus bukan malaikat Gabriel—pelayan Tuhan
yang diutus sewaktu-waktu sebagai pemberita. Malaikat yang makhluk, tidak bisa
maha ada, walau bisa kemana saja. Bandingkan beda kehadiran Jibril dan Roh
Kudus dalam terjemahan Quran (yang berbeda-beda) yang mencatat adanya Jibril
yang berseru kepada Maryam diluar Maryam (Qs 19:24) dengan Rohulqudus yang ada
di dalam Maryam (Isa dalam kandungannya Maryam, yang selalu diperkuat oleh
Rohulqudus Qs 5:110; 4:171). Bila dalam satu waktuyang sama, Jibril dan
Rohulqudus (yang makhluk itu masing-masing berada diluar dan didalam diri Maryam,
maka dapatkah keduanya dimutlakkan sama dan identik?)
7.
Dimanapun, Kristianitas tidak pernah mempertuhankan 3 Tuhan dan menjadikan
Maryam itu ”istri
Tuhan”
dan sekaligus Tuhan. Maryam itu ”istri Tuhan” dan sekaligus
Tuhan. Kristianitas mutlak beriman kepadakeesaan Tuhan (monotheist), dimana
Bapa hanya dapat dikenal melalui Anak dalam penerangan Roh Kudus.
8. Bahkan
Paulus yang dicap oleh muslim sebagai penyesat ”tritunggal” tetap menegaskan
Tuhan itu esa: ”Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala
zaman,Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.” (1 Timotius 1:17).
9.
Karena
tuduhan ”3 Tuhan” yang tri-theist itu tidak kena-mengena sedikitpun!
DenganKristianitas maka sebaiknya kita kembalikan kepada teman yang empunya
tuduhan untukmenjawab pertanyaan yang ditimbulkannya sendiri: ”Ahli Kitab
(Kristen dan Yahudi)manakah yang dituduh menyembah TUHAN ITU TIGA? Siapakah
tuhan-tuhan
yang tigaitu? Dan Tuhan manakah yang dituduh ber-Anak karena beristri?”
***
Sumber: ISMAEL…, Saudaraku,
Bincang-Bincang Tentang Tudingan dan Salah Paham, oleh Umar Tariqas, Reach
Catalog, Jakarta, Cape Town. Penerbitan awal dengan judul: :”Bagaimana
Mengatasi Penolakan Muslim”, 2005, Fitrah