Monday, 21 September 2015

KISAH SEBUAH SENYUM
Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana .
Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!
Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.
Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Allah juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Allah itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Allah telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang-orang terdekat anda. Agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan.
diambil dari : http://nafirikasih.blogspot.co.id/2015/04/kisah-sebuah-senyum.html

Tuesday, 8 September 2015

TUGAS DAN PANGGILAN GEREJA



    3      Tugas dan Panggilan gereja yakni  :
-   Koinonia (Persekutuan)
-    Marturia (Kesaksian)
-    Diakonia (Pelayanan)


Koinonia (Bersekutu)
Koinonia adalah anglikisasi dari kata Yunani (κοινωνία) yang berarti persekutuan dengan partisipasi intim. Kata ini sering digunakan dalam Perjanjian Baru dari Alkitab untuk menggambarkan hubungan dalam gereja Kristen perdana serta tindakan memecahkan roti dalam cara yang ditentukan Kristus selama perjamuan Paskah [John 6:48-69, Matius 26: 26-28, 1 Korintus 10:16, 1 Korintus 11:24]. Akibatnya kata tersebut digunakan dalam Gereja Kristen untuk berpartisipasi, seperti kata Paulus, dalam Persekutuan - dengan cara ini mengidentifikasi keadaan ideal persekutuan dan masyarakat yang harus ada – Komuni (persekutuan).
Penggunaan pertama dari koinonia dalam Perjanjian Baru Yunani ditemukan juga dalam Kisah 2:42-47, dimana kita membaca deskripsi mencolok dari kehidupan bersama bersama oleh orang-orang Kristen awal di Yerusalem: "Mereka mengabdikan diri untuk mengajar para rasul dan persekutuan, untuk memecahkan roti dan doa ... Semua orang percaya bersama-sama dan memiliki segala sesuatu di umum. Menjual harta mereka dan barang-barang, mereka memberikan kepada siapa pun karena dia perlu ... Mereka memecahkan roti di rumah mereka dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, memuji Allah dan menikmati disukai semua orang. "
Gereja sebagai Koinonia adalah tubuh Kristus. Di dalam tubuh Kristus, semua orang menjadi satu, dan satu di dalam semua oleh Kristus (1 Kor.12:26). Persekutuan koinonia itu dialaskan atas dasar Firman Allah, Baptisan dan Perjamuan Kudus. Dengan dasar itu pulalah anggota gereja saling memperdulikan dan dikumpulkan bersama dalam Perjamuan Kudus sebagai komunitas yang kudus secara nyata. Persekutuan koinonia itu bukan hanya merupakan perkumpulan begitu saja, melainkan persekutuan yang bersifat soteriologis (keselamatan). Oleh Roh Kudus, gereja bergerak dinamis menuju akhir, yaitu penggenapan Hari Tuhan (parusia).
Di dalam persekutuan Koinonia ibadah (workship) berperan merefleksikan kekudusan persekutuan. Ibadah menjadi pusat penyampaian syukur dan terima kasih kepada Tuhan Allah atas seluruh bekat yang melimpah dalam seluruh sisi kehidupan komunitas gereja, misalnya perkawinan, pekerjaan, kesehatan, peningkatan ekonomi, keberhasilan, keselamatan dari mara bahaya, dsb. Semua berkat ini tentunya meneguhkan iman yang patut kita syukuri. Oleh sebab itu, ibadah juga harus merefleksikan komitmen hidup melayani Tuhan dengan perkataan dan tindakan setiap hari.
Mutu persekutuan haruslah senantiasa dipelihara dan ditingkatkan seiring tantangan dan kecenderungan jaman (nurturing). Iman itu bukanlah sekali dan untuk seterusnya, nmun merupakan proses dalam kehidupan seluruh warga gereja sesuai kebutuhan kategori usia masing-masing; anak-anak, remaja/pemuda, dewasa dan lansia (Ef.4). Bentuk-bentuk diskusi, Penelaahan Alkitab (PA), retreat dan lain-lain, haruslah dikembangkan secara kreatif. Semua kegiatan harus bertujuan membantu warga memahami Alkitab demi pertumbuhan iman yang sehat sehingga mampu menyingkapi tantangan jaman ditengah realita kehidupan; politik, ekonomi, kekerasan, hak azasi, gender, ekologi, globalisasi dan sebagainya.
Dengan pemahaman Firman Tuhan dan penghayatan iman yang benar setiap warga sadar akan dirinya sebagai bagian integral gereja yang memiliki panggilan untuk mendukung misi gereja melalui talenta dan charisma yang dimilikinya (imamat am orang-orang percaya). Perlu kita sadari tanpa mendalami pendidikan Kristen tersebut, persekutuan gereja sebagai tubuh Kristus (koinonia) akan beralih menjadi komunitas politis (political community).

Marturia (Bersaksi)
Marturia (dari bahasa Yunani: martyria) adalah salah satu istilah yang dipakai gereja dalam melakukan aktivitas imannya, sebagai tugas panggilan gereja, yaitu dalam hal kesaksian iman. Kesaksian iman yang dimaksud adalah pemberitaan Injil sebagai berita keselamatan bagi manusia. Marturia biasanya disandingkan dengan tugas gereja yang lain, yaitu koinonia yang berarti persekutuan dan diakonia atau pelayanan.
Kata "marturia" sendiri sangat dekat dengan kata "martir" (dalam bahasa Arab: "syahid"), yaitu orang-orang yang mati karena memberitakan Injil pada zaman sesudah Yesus Kristus.[1] Memang banyak orang Kristen perdana yang harus mengalami penganiayaan karena kepercayaannya, dan pengorbanan ini terus berlanjut sampai sekarang. Karenanya, istilah "marturia" dan "martir" itu banyak kali dirancukan, dan diasosiasikan dengan para "syuhada", yaitu orang-orang Kristen yang disiksa sampai mati karena imannya, atau para misionaris yang dibunuh dalam menjalankan tugasnya, menyampaikan berita Injil ke tempat-tempat yang belum pernah mendengar berita itu.
Ibadah koinonia yang berpusat atas dasar Baptisan, Firman Tuhan dan Perjamuan Kudus bukan bertujuan hanya untuk persekutuan itu secara eksklusif tetapi harus melahirkan komitmen untuk memberitakan dan menyaksikan berita keselamatan kepada semua mahluk. Pemberitaan dan kesaksian itu harus dilakukan oleh orang percaya baik secara individu maupun sebagai persekutuan.
Kita dipanggil oleh Tuhan Yesus secara individu maupun persekutuan untuk melaksanakan misi Tuhandi bumi ini. Yesus Kristus mati di kayu salib  – kita percaya Tuhan Allah dating ke dunia ini di dalam AnakNya Yesus Kristus yang telah mati untuk menyelamatkan kita dan dunia ini. Oleh sebab itu tugas pemberitaan (marturia) itu harus dilakukan oleh persekutuan gereja baik individu maupun persekutuan masing-masing. Setiap orang sadar akan kemuridannya (discipleship) dalam perjalanan hidupnya. Sekali kita menyadari hal itu maka kita harus memiliki komitmen dan kesetiaan sebagai murid Yesus Kristus. Dengan kesadaran sedemikian persekutuan menjadi alat yang kuat untuk mengkominikasikan berita keselamatan Kristus.

Diakonia (Melayani)
Pemberitaan dan kesaksian itu tidaklah selalu dilaksanakan dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan atau pelayanan diakonia. Perlu kita ingat, ada kalanya suara perbuatan lebih nyaring gaungnya dari pada perkataan. Dengan tindakan maka Injil juga dapat diberitakan dan di dengar oleh orang-orang tuli.
Barangkali di suatu konteks tertentu gereja sulit melakukan pemberitaan firman Tuhan (khotbah) karena peraturan-peraturan Negara terkait, dengan tujuan membungkam gereja akan berita keselamatan itu. Akan tetapi dengan pelayanan diakonia gereja tidak dapat dibungkam sebab persekutuan koinonia memiliki seluruh berkat dalam kehidupannya yang dapat dibagi kepada orang lain dalam nam Yesus Kristus.
Perkataan, kehidupan dan tindakan diakonia yang kita berikan kepada orang lain atas nama Tuhan Yesus Kristus adalah juga marturia. Maka dari itu, diakonia adalah bagian integral dari misi Gereja. Marturia dan diakonia adalah dua sisi dari mata uang yang sama dan merupakan misi gereja yang mendasar.
Pelayanan diakonia sering dipahami hanya sebatas konsep caritas, membantu para janda, yatim piatu, fakit miskin demi kesejahteraannya. Sebenarnya, gereja dalam pelayan diakonia harus mencakup : pelayanan diakonia mencakup upaya pemahaman akar penyebab keprihatinan social sekaligus mengembangkan prakarsa pemberdayaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
Hanya dengan pemahaman pelayanan diakonia sedemikian gereja dapat berfungsi sebagai agen transformasi ditengah masyarakat sebagai pewujudan karya keselamatan Yesus Kristus. Gereja menjadi garam dan terang dunia.

Seberapa pentingkah diakonia bagi pelayanan gereja ?
Istilah “diakonia” berasal dari bahasa Yunani,  διακονια artinya pelayanan, sedangkan orang yang melakukannya disebut sebagai pelayan (δίακονος).
J. C. Sikkel pernah mengatakan bahwa “The church can live without buildings, without diakonea the church dies”.   Secara teologis ini berarti , bahwa diakonia adalah nafas gereja. Gereja baru menjadi gereja sesungguhnya bila melakukan diakonia, oleh karenanya diakonia sangat penting dalam rangka menunjukan eksistensi gereja pada saat ini.
Misi Gereja adalah mewartakan Firman Allah dalam rangka mewujudkan kerajaan Allah di dunia. Misi tersebut tidak akan dapat dilakukan tanpa diakonia sebab diakonia adalah fungsi Gereja yang sebenarnya (Nafas Gereja).  Oleh sebab itu, pelayanan tersebut bukanlah suatu pilihan atau kekhususan bagi para pelayan tahbisan akan tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab bagi setiap orang yang telah menerima baptisan. Tugas dari para pelayan adalah membenahi warga jemaat, agar menjadi pelaku diakonia demi pembangunan tubuh Kristus di dunia ( Efs.4:12). Oleh karena itu diakonia harus mampu memberdayakan, membangun dan membentuk persekutuan persaudaraan sehingga dalam mewujudkan persekutuannya jemaat saling bergantung dan saling melayani antara satu dengan yang lain.

Bentuk – bentuk Diakonia
1. Diakonia Karitatif.
Ada beberapa pendapat yang mengatakan diakonia karitatif adalah bentuk diakonia yang tradisional. Charity adalah tindakan belas kasihan. Tindakan yang merefleksikan belas kasihan Allah kepada manusia. Banyak gereja mendasarkan Matius 25 : 31-46 sebagai bentuk diakonia karitatif. Diakonia karitatif hanya melihat kondisi yang terjadi saat ini, hanya melihat penderitaan, kemiskinan, bencana ataupun bentuk–bantuk lainya tanpa mencari lebih jauh apa yang menjadi penyebab terjadinya penderitaan tersebut. Pdt. Mart Erkelina Br Tarigan S. Th dalam bimbingan PJJ menegaskan bahwa diakonia karitatif hanya bersifat insidental dan filantropis.
Kongkritnya contoh bentuk diakonia karitatif adalah memberikan sembako pada korban-korban bencana alam, memberikan santunan kepada fakir miskin, memberikan bantuan kepada panti asuhan. Jika kita contohkan dalam program pemerintah maka yang tergolong dengan diakonia karitatif adalah program BLT. Diakonia bentuk ini di istilahkan dengan memberi ikan.

2. Diakonia Reformatif
Ada perkembangan pemikiran yang terjadi pada diakonia reformatif ini dimana ketika jemaat kelaparan tidak lagi hanya memeberikan roti atau ikan namun memberikan kail yang mendidik masyarakat untuk berusaha menghidupinya atau dengan kata lain memberikan pengetahuan, keterampilan agar mampu keluar dari kemiskinan dan permasalahan yang dihadapi. Persolan lain muncul ketika lahan untuk bercocok tanam sudah tidak ada lagi dan kolam untuk memancing tidak ada lagi maka tetaplah kemiskinan tidak teratasi.
Pelayanan diakonia ini lebih menekankan pada aspek pembangunan. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan community development

3. Diakonia Transformatif
Diakonia transformatif awalnya dipelopori oleh gereja di Amerika Latin untuk menjawab kemiskinan yang sangat parah pada waktu itu. Diakonia transformatif merupakan bentuk kepedulian gereja yang terlibat langsung dalam persoalan-persoalan sosial kemanusian. Diakonia seharusnya tidak hanya memberikan belas kasihan kepada korban-korban kemiskinan dengan cara memberikan bantuan-bantuan sebab jika hanya dengan cara itu besok mereka akan datang lagi dan akhirnya terciptalah mental-mental ketergantungan. Namun dengan diakonia transformatif pendekatanm yang dilakukan adalah dengan pola pendekatan pengorganisasian komunitas agar mereka dapat merancang dan merencanakan hidup mereka sendiri.   Abraham Kuyper, seorang teolog Calvinis mengatakan bahwa gereja terlalu lamban dalam bertindak dan telah ketinggalan dalam menghadapai kemiskinan dibandingkan dengan lembaga-lembaga lain di luar gereja. (Matius 9:35-38). Pt. Robert Sinuhaji SE dalam bukunya yang berjudul Gereja dan Politik secara keras menyatakan “tanpa kepedulian terhadap orang-orang miskin, maka gereja sesunguhnya telah gagal mengemban misi kristen” Saat ini seharusnya kita sadar bahwa misi Yesus hadir tidak hanya pada masalah-masalah rohani semata, namun Yesus menyentuh permasalahan kemanusian (sosial,politik,hukum,ekonomi), (Luk4:18-19). Yesus bukan hanya menentang aliran kepercayaan yang Ia rasa menyimpang namun Yesus juga menentang kekuasaan yang menindas kaum miskin yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan mereka. (Mat 23:1-36).
Yesus disalibkan karena pengusa Romawi pada saat itu merasa terancam akan keberanian Yesus membela kaum tertindas. Jika dianalogikan Yesus ingin mencapai sebuah situasi dimana kita butuh nasi, tetapi kita ingin memperolehnya dengan keadilan (justice). Kita butuh nasi, tetapi kita ingin memperolehnya dengan kebebasan (freedom). Kita butuh nasi, tetapi kita ingin memperolehnya dengan martabat dan pengharapan (dignity and hope).    Cerita orang samaria yang sering dijadikan bahan contoh akan kepedulian nya kepada korban perampokan (victim) dibandingkan orang Lewi yang mengenal hukum taurat nampaknya harus dikaji lebih mendalam lagi. Benar, bahwa satu sisi ada nilai plus yang dimiliki oleh orang samaria akan kepedulianya terhadap korban perampokan tersebut namun sudah seharusnya kita pada tahap pemahan yang lebih tinggi lagi, dimana kepedulian terhadap korban perampokan sudah “harus” kita lakukan tetapi tidak hanya sampai disitu melainkan kita sudah harus sampai kepada tahap apa yang menjadi latar belakang terjadinya angka kriminalitas dan solusi apa yang harus kita temukan. Disinilah penekanan diakonia transformatif hadir.
Gereja diharapkan hadir memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat umum di pedesaan bagaimana cara bercocok tanam yang baik, bertani dengan kembali ke alam (back to nature) tidak lagi menggunakan pupuk kimia dan juga mampu membantu pemasaran produk hasil pertanian sampai kepada konsumen sehingga sampai kepada hasil akhir yang diharapakan dengan membantu dari awal hingga akhirnya. Gereja diharapkan memiliki perhatian kepada pendidikan secara ril, hal ini antara lain ditunjukan GBKP dengan mendirikan Yayasan pendidikan Kristen Neumann Indonesia, mendirikan PAK Gelora Kasih. Kedepanya GBKP diharapkan mampu menyiapkan lapangan kerja bagi lulusan-lulusan tersebut sehingga lulusan tersebut tidak terbentur lagi dengan sulitnya mencari lapangan pekerjaan. GBKP juga concern terhadap masalah-masalah kesehatan dengan mendirikan komisi HIV – AIDS dan Napza. Program Diakonia GBKP lainya antara lain mendirikan BPR Pijer Podi kekelengan dimana salah satu tujuan didirikanya adalah mengatasi kemiskinan dengan melayani masyarakat pedagang kaki lima agar tidak terjerat oleh para rentenir.
Gereja diharapkan tidak hanya mampu berbuat kepada mereka yang telah mengenal Kristus tetapi juga kepada masyarakat luas dalam bentuk-bentuk diakonia yang lebih transformatif, memberikan pemamahan akan kesetaraan gender, gereja mampu hadir dalam penegakan masalah HAM, gereja mampu memberikan solusi tentang penanggulangan ilegal loging, gereja memberikan pembelaan (advocacy) kepada masyarakat lemah. Hal ini dapat dialakukan gereja dengan membentuk suatu lembaga yang khusus concen mengurusi masalah-masalah kemanusian.
Namun harus disadari persolan yang lain akan muncul ketika gereja secara berani dan tegas benar-benar mewujudkan diakonia sebagai tugas panggilan gereja. Di India ketika ibu Theresa sangat perduli kepada orang–orang miskin bukan respon positif yang beliau dapatkan akan tetapi tuduhan bahwa ibu Theresa berniat meng – Khatolik – an India pada saat itu. Masih segar di ingatan kita juga ketika terjadi bencana tsunami di Aceh dan gempa bumi di Jogjakarta, banyak dari kita yang turut ambil bagian dalam membantu korban-korban bencana tersebut namun isu kristenisasi yang berkembang di masyarakat pada waktu itu. Sadar atau tidak ketika kita memberikan bantuan dalam bentuk apapapun juga dengan dilatar belakangi oleh gereja maka akan ada penolakan baik itu secara tersirat ataupun munculnya opini negatif dikemudian hari bagaiman mungkin diakonia transformatif dapat kita terapkan jika penolakan yang akan kita hadapi…???
Keadaan ini harus diatasi dengan jalan kita menerapakan diakonia transformatif dengan melepaskan gereja sebagai sebuah organisasi namun melihat pengertian gereja sebagai individu kita masing masing, bukankah ini pengertian gereja yang sesungguhya (1 Petrus 2:9). Hati kita sudah seharusnya memiliki visi penerapan diakonia trsformatif bagaimana hadir untuk membela kaum-kaum marjinal, hadir dalam kehidupan sosial pengentasan kemiskinan dan terlibat langsung pada sebuah sistem kebijakan yang kedepaannya mampu menciptakan kebijakan yang berpihak pada masyarakat lemah (Mat 5:13-15). Warga Kristen seharusnya hadir dimana–mana, disetiap bidang kemanusiaan dan mampu hadir dengan ide-ide penanggulangan permasalahan kemanusian yang ada pada saat sekarang ini. Seorang pengusaha mampu menciptakan lapangan kerja selaus-luasnya, Politikus mampun menciptakan produk undang-undang yang berpihak kepada rakyat, ahli hukum berani menegakkan keadilan, jurnalis tetap menyuarakan suara rakyat (Vox Populi Vox Dei) dan lain sebagainya.

Ketiga model diakonia tersebut membantu gereja untuk segera dapat melakukan tugas dan panggilannya sebagai gereja yang akan mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam praxis pembebasan dan bagi pelayanannya yang holistik, komprehensif dan memberdayakan!


Sumber :

-          Widyatmadja, Yosep P. Yesus dan Wong Cilik. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
-           Diakonia Sebagai Misi Gereja: Praksis dan Refleksi Diakonia Transformatif. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
-          van Kooij dkk, Rijn. Menguak fakta, Menata Karya Nyata: Sumbangan Teologi Praktis Dalam Pencarian Model Pembangunan Jemaat Kontekstual. Jakarta: BPK Gunung Mulia
-          A. Noordegraaf, Orientasi Diakonia Gereja, (ed)., Sahetapy, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia,2004),4
-          J.L.Ch. Abineno, Sekitar Diakonia Gereja, (Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 1976), 53
 

Tuesday, 1 September 2015

BAGAIMANA MENJAWAB ????

Beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan kepada orang kristen


Tanya : "Mengapa tuhannya orang Kristen itu tiga?

Jawab "Dengarlah, hai orang Israel TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!"
Ulangan 6:4
"Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa." Markus 12:29
Kami tidak pernah mempercayai bahwa Allah itu jumlahnya tiga

Tanya: "Mengapa orang Kristen menyebut Yesus itu anak Allah?"
Jawab : "Yesus disebut Anak Allah bukan berarti Allah itu beranak atau mempunyai anak secara jasmani."
"Firman itu telah menjadi manusia (Yesus)" Yohanes 1:14
Semua manusia di dunia berasal dari debu tanah, kecuali Yesus, Dia adalah Firman Allah yang menjadi Manusia, Firman Allah itu adalah Allah.
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." Yohanes 1:1
Seorang perempuan tidak dapat mempunyai anak kalau tidak ada benih dari laki-laki. Maria tidak menerima benih dari laki-laki, tetapi Maria mengandung, padahal dia masih perawan. Jadi yang dikandung maria itu adalah Firman Allah. Disebut anak manusia (Maria), disebut Anak Allah karena yang dikandung Maria itu itu adalah Firman Allah. Berbeda dengan Adam, Adam tidak dilahirkan, tetapi diciptakan Allah, yang dibuat dari tanah, sebab itu Adam disebut manusia ciptaan yang pertama, bukan Anak Allah.

 Tanya : "Mengapa orang Kristen menyebut Yesus itu Allah?"
Jawab : "Sebelum Yesus menjadi manusia, Yesus adalah Firman Allah, dan Firman Allah itu adalah Allah.
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yoh 1:1)
Yesus berkata, "Aku dan Bapa adalah satu." Yohanes 10:30
"...dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku"(Yohanes 11:45)

 Tanya : "Mengapa kalian mempercayai Yesus itu mati disalib dan dibunuh?"
Jawab : "Yesus datang ke dunia untuk menebus dosa manusia sesuai dengan janji Tuhan yang tertulis dalam kitab Taurat dan Mazmur." Coba Saudara baca ayat-ayat berikut ini:
"Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." Ibrani 9:22

"Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir." Imamat 16:15

"Laki-laki itu harus membawa tebusan salehnya kepada TUHAN ke pintu Kemah Pertemuan, yakni seekor domba jantan sebagai korban penebus salah. Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu dengan domba jantan korban penebus salah di hadapan TUHAN, karena dosa yang telah diperbuatnya, sehingga ia beroleh pengampunan dari dosanya itu." Imamat 19:21-22

Jadi menurut hukum Taurat, setiap dosa tidak bisa dihapus dengan amal melainkan dengan darah domba, namun dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan, Allah sudah mempersiapkan penebusan dosa yang sempurna, yang tertulis di dalam kitab Yesaya 53.

"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padalah kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah." Yesaya 53:4-8

Dan dalam kitab Mazmur 22
"Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku diantara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku."Mazmur 22:17-19

Kitab Taurat dan Mazmur ditulis jauh sebelum Injil diturunkan. Dan Yesus datang untuk menggenapi apa yang sudah dituliskan.

"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia." Yohanes 1:29
Disini Nabi Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya) memberi kesaksian, bahwa Yesus itu diutus oleh Allah untuk menghapus dosa umat manusia (Yesus dikatakan sebagai Anak Domba Allah)

Dan Yesus sendiri berkata:
"Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Matius 26:26-28
"Sejak itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, iman-iman kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Matius 16:21

Dengan demikian bahwa kematian Yesus Kristus bukan karena kebetulan, melainkan sesuai dengan nubuatan dan ketetapan Allah yang tertulis dalam kitab Taurat dan Mazmur.
 


Tanya : "Mengapa orang Kristen masih mempercayai Alkitab yang sudah dirubah?"
Jawab : "Kami percaya bahwa Alkitab yang kami pegang sekarang ini isinya tidak pernah dirubah."
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
Markus 13:31

"Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis didalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan" Wahyu 22:18-19
Kami orang Kristen percaya, bahwa setiap Firman yang sudah disampaikan (Taurat, Mazmur dan Injil) tidak akan berlalu atau dirubah sampai selama-lamanya, karena Allah itu hidup dan berkuasa untuk menjaga firman-Nya sampai selama-lamanya.
 


Tanya : "Mengapa Injil yang Anda pegang sekarang ini berbeda dengan injil Barnabas?"
Jawab : "Barnabas adalah injil palsu. Sebab Barnabas tidak pernah menulis kitab Injil dan injil Barnabas ditulis kurang lebih abad 13 dalam bahasa Italy, seharusnya Injil yang asli ditulis abad pertama."


Penolakan  orang Islam  terhadap KRISTEN
1. MENOLAK DOGMA TRINITAS. QS. 5:73
2. MENOLAK SEBUTAN ANAK ALLAH. QS. 112:3; QS. 72:3
3. MENOLAK ISA ALMASIH DIKATAKAN ALLAH. QS. 5:72
4. MENOLAK KITAB ORANG KRISTEN SEKARANG. QS. 5:15; QS. 2:75
5. MENOLAK KEMATIAN ISA AL MASIH. QS 4:157

 1.PENOLAKAN DOGMA TRINITAS

Seluruh umat Islam pasti dengan jelas menolak dogma TRITUNGGAL atau TRINITAS. Karena kesalahpahaman didalam menyikapi dan menilai iman orang Kristen yang dilandasi dengan dasar pernyataan Al Qur'an:

"Laqod kafarol ladziina qooluu innallaha tsaalitsu tsalaatsa"
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga". (Qs. Al Maaidah 5:73)

"Wa idz qaalallaahu yaa 'iisabna maryama aanta qultu linnasit takhidzuunii wa ummiya ilaa haini minduunilaahi, qoala subkhaanaka maa yakuunu lii an quula maa laisa lii bikhaq".
"Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia; Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku". (Qs. 5:116)

Berangkat dari dua nats itulah orang Islam mengatakan bahwa Allahnya orang Kristen itu tiga yang dikenal dengan istilah TRINITAS/TRITUNGGAL. Dimana orang islam menilai bahwa Tuhannya orang Kristen itu berjumlah tiga. Yang didasarkan atas pernyataan Qs. 5:73, Qs. 5:116 dan Qs. 4:171. Dimana kalau saudara teliti dan hayati dengan hati-hati ayat-ayat itu menyoroti 3 wujud pribadi yaitu: Maria, Isa dan Allah, dengan demikian Allah adalah salah satu dari yang ketiga. Padahal iman Kristen yang Alkitabiah bukanlah yang demikian yang disebut dogma TRINITAS, melainkan menjabarkan bagaimana keberadaannya (existensi) Tuhan itu? Yaitu Mencipta, Berfirman, dan Memelihara atau Membimbing.

Orang Kristen percaya: Tuhan Mencipta disebut dengan panggilan BAPA.
Orang Islam menyebut dengan istilah AL KHOLIQ.

Orang Kristen percaya Firman Allah itu telah menjadi manusia yaitu Yesus.
Orang Islam percaya firman Allah yang menjadi tulisan dan dibukukannya itu disebut Al Qur'an
Dengan kata lain Firman Allah yang berbentuk tulisan dan dibukukan itulah disebut Al Qur'an. Tidak ada paksaan atau terserah mau pilih yang jadi buku atau yang jadi manusia.

Allah memelihara atau membimbing oleh orang Kristen disebut Roh Kudus.
Dimana Allah atau Tuhan itu wujud-Nya Roh (Yohanes 4:24; 2 Korintus 3:17).
Orang Islam biasanya mempergunakan dengan istilah Taufik dan Hidayah.

Rohnya Tuhan yang berdiam di dalam diri manusia untuk memelihara, memimpin dan membimbing manusia supaya mentaati segala perintah-Nya itulah yang disebut ROH KUDUS. Dengan demikian yang disebut TRINITAS bukan berbicara jumlahnya Allah melainkan keberadaanNya Tuhan itu.

Dalam pernyataan Qs. 5:73 dan Qs 5:116 itu menyoroti dan mengkritik paham sesat aliran MARIAMIS yang mempergunakan istilah Dogma TRINITAS memasukkan oknum MARYAM (Maria) sebagai salah satu wujud Allah yaitu Maria, Yesus dan Allah dengan demikian Allah adalah salah satu dari yang tiga. Coba renungkan dan hayati kembali Qs. 5:73 dan Qs. 5:116. Di samping itu Al Qur'an juga mengkritik aliran PAGANISME (penyembah beberapa berhala) di antara nama berhala itu adalah Al lata, Al uzza dan Manah sebagai Allah dan Anak Allah (baca Qs. An Najm. 53:19-21).

Dalam pernyataan Qs. 5:73 dan Qs. 5:116 itu tidak kena mengena serta meleset jauh dari pandangan iman orang Kristen dengan mempergunakan dogma TRINITAS. Karena dogma TRINITAS menyatakan keberadaan Tuhan yang Maha Pencipta, Berfirman dan Memelihara, orang Islam juga percaya bahwa Tuhan itu Pencipta, Tuhan itu berfirman, dan Tuhan itu memelihara.

2. PENOLAKAN SEBUTAN ANAK ALLAH

Semua orang Islam tidak akan mau menerima dan mengaku kalau Yesus (Isa) itu disebut Anak Allah, karena berdasarkan Al Qur'an:

"Lam yalid wa lam yuu lad"
"Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan".
"Wa annahuu ta'aalaa jaddu rabbinaa mattakhadza shokhibataw walaa walada".
"Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Tuhan tidak beristri dan tidak beranak". Qs. 112:3 dan Qs. 72:3

Dengan berpegang pada dua nats ayat di atas itulah orang Islam menolak bahwa Yesus (Isa) disebut Anak Allah.

Orang Islam beranggapan bahwa Allah mempunyai anak secara biologis atau secara fisik. Coba cermati dan teliti kembali Qs. 72:3 itu. Sehingga kalau Allah itu punya Anak yang Alkitabiah di seluruh dunia tidak beranggapan dan berkeyakinan seperti itu. Kalau orang Kristen mengatakan Yesus disebut Anak Allah itu adalah kata majasi atau kata analogis (kiasan, perumpamaan) yang bersifat rohani sebab wujud hakekat Tuhan itu Roh atau ghaib. Yohanes 4:24; 2 Korintus 3:17 "Bahwa Tuhan itu adalah roh".

Kalau orang Islam beranggapan bahwa Tuhan orang Kristen itu wujud hakekatnya manusia terus kawin dengan manusia lantas punya anak yang bernama Yesus. Saya malah tidak bisa membayangkan kalau Allah itu kawin dengan manusia bagaimana caranya? Waduuh... itu namanya sesat alias menghujat... Jadi jelasnya Yesus disebut Anak Allah itu menyatakan pra keberadaan-Nya pada hakekatnya atau wujud esensi-Nya adalah ghaib atau tidak nampak oleh mata kepala siapapun, baca dengan teks dan lafad Arabnya Qs. 3:45, Qs. 4:171 dan HSB 1496 di situ tersirat pernyataan: Isa itu ada utusan Allah, Kalam Allah dan Roh Allah.

Jadi Yesus disebut Anak Allah itu yang pada hakekat-Nya adalah Firman Tuhan yang ghaib (tidak nampak) karena melekat sehakekat dalam dzat diri Ilahi keluar menjadi wujud manusia itulah Anak Tuhan yang tunggal atau Firman yang hidup atau dengan kata lain Firman yang menjadi kehidupan manusia yang berwujud manusia bernama Yesus Kristus atau Isa Almasih atau juga disebut Yeshua Hamashiah. Yohanes 1:14 "Firman itu telah menjadi manusia". Orang Islam juga mempunyai keyakinan bahwa Firman Allah yang berwujud tulisan itu disebut Al Qur'an dengan kata lain bahwa Al Qur'an itu adalah Kalam Allah.

Demikian juga Isa Qs. 3:45; Qs. 4:171 dan HSB 1496 serta Hadits Anas Bin Malik hal. 72 yang berbunyi:

"Isa faa innahu Rohulullah wa kalimatuhu"
Artinya: "Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Kalam Allah".

Jadi jelas istilah kata Anak Allah bagi Yesus bukan karena Allah itu beristri, terus istri Allah itu melahirkan anak yang bernama Yesus. Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia, yang melakukan karya penebusan dan penyelamatan manusia. Dengan demikian setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamatnya sudah bebas dari ancaman hukuman api neraka jahanam, karena Yesus sudah mati di kayu salib untuk menebus seluruh umat manusia yang berdosa. Itulah yang disebut Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang kepada setiap insan.

"Karena begitu besar kasih Bapa akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Yohanes 3:16

"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Bapa."
2Korintus 5:21

Tetapi masih ada juga orang yang mengatakan, "tidak mungkin Tuhan bisa menjadi manusia". Jawabannya adalah kebalikannya "justru malah tidak mungkin Tuhan tidak bisa jadi manusia". Kenapa tidak langsung mempergunakan istilah kata "Kalam Allah atau Firman Allah". Ingat setiap kultur daerah mempunyai adat, budaya dan bahasa yang berbeda-beda, lagi pula perkembangan peradaban dan kebudayaan zaman dulu dan sekarang tidak bisa disamakan pasti ada perubahan atau pembaharuan, kalau dipaksakan akan mengubah makna arti historis, spiritualistis, theologisnya, maka untuk menjaga kelestarian agar tidak kehilangan pengertian yang menyimpang tetap dipertahankan makna dan artinya pada posisi aslinya.



3. PENOLAKAN ISA AL MASIH DISEBUT ALLAH

Semua orang Islam pasti akan menolak dengan keras kalau Yesus (Isa) itu disebut Allah atau Tuhan, karena berdasarkan pernyataan Al Qur'an:

"Laqad kafarol ladziina qooluu innallaha huwal masiikhubnu maryama", artinya: "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, "sesungguhnya Allah ialah Almasih putra Maryam", Qs. 5:72, juga disertai dengan pernyataan Qs. 20:98, yang bunyinya demikian:

"Innamaa ilaa hukumullohul ladzii laa ilaaha illa huwa"
"Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia" Qs. 20:98

Dengan demikian seluruh umat Islam diwajibkan mengucapkan krido, ikrar atau shahadat tain (kalimat tauqid) mengucapkan keesaan Allah, yang bunyinya:

"Ashadu anaa ilaa ha illalah"
artinya: "Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah".

Dengan pernyataan itu jelas orang Islam tidak akan menerima dan mengakui Tuhan selain Allah. Oleh sebab itu dalam menyikapi dan memahami pribadi Yesus oleh orang Kristen disebut Tuhan atau Allah, orang Islam jelas akan salah paham atau salah pengertian di dalam menafsirkan. Memang Tuhan itu adalah Allah dan Allah itu adalah Tuhan. Dua kalimat kata "Tuhan dan Allah" tidak bisa dipisahkan namun bisa dibedakan. Allah adalah hakekat oknumnya, yaitu Dzat Wajibul Wujud (yang wajib ada keberadaan-Nya). Istilah Ibraninya Asher Haya (yang ada).

Tuhan adalah: Kuasa Allah atau kewibawaan Allah. Seperti kalimat "Allahu rabbul alamin" artinya: Allah adalah Tuhan alam semesta atau Allah adalah penguasa alam semesta.Terus bagaimana kalau kalimat seperti ini "Mukholafatuhu lilkhawadzisi" (Allah wujud-Nya tidak serupa dengan makhluq-Nya), lantas dihubungkan Yesus yang keberadaan-Nya manusia. Kalau Yesus disebut Allah mengacu pada pra keberadaan-Nya yang hakekatnya adalah Firman Allah menjadi manusia.

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu melekat sehakekat dengan Elohim (Allah) dan Firman itu adalah Elohim (Allah). Yohanes 1:1

Muncul pertanyaan, Siapakah yang dimaksud "pada mulanya" dalam kalimat ayat itu? Yaitu Yesus sebelum menjadi manusia dan keberadaan-Nya sebagai Firman. Sekarang mari lanjutkan Yohanes 1:14 "Firman itu telah menjadi manusia". Coba sekarang renungkan di ayat pertama mengatakan: "Firman itu adalah Allah", jadi Firman atau Allah itu yang menjadi manusia. Terus sekarang hubungkan dengan Qs. 4:171 "Sesungguhnya Almasih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya". Terjemahan dalam kurung tidak kami cantumkan karena teks asli Arabnya tidak ada. Atau renungkan juga bunyi Hadits ini "Isa faa innahu Rohulullah wa kalimatuhu", "Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Kalam Allah" (Hadits Anas Bin Malik hal. 72) atau bisa juga saudara baca HSB 1496.

Jadi disini jelas sekali baik Kitab Injil, Al Qur'an dan Hadits ketiganya sama-sama menyatakan bahwa Yesus atau Isa dalam pra keberadaan-Nya sebagai manusia adalah Firman Allah.

Mari kita lanjutkan sekarang dengan istilah kata Tuhan.
Tuhan artinya Sang Pemilik atau Sang Penguasa.

"Yesus mendekati mereka dan berkata: "kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Surga dan di bumi." Matius 28:18

Sekarang hubungkanlah dengan Al Qur'an:

"Ketika Malaikat berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat daripada-Nya namanya Almasih Isa Putra Maryam. Seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang terdekat dengan Tuhan".
Qs. Ali Imran 3:45

Pertanyaannya, yang punya kuasa di bumi dan di Surga atau istilah Al Qur'annya terkemuka di dunia dan di akhirat pada dasarnya kan Allah? Kenapa Isa punya kedudukan yang sama dengan Allah? Kalau begitu siapa sesungguhnya Isa Almasih itu sebenarnya? Jawabnya adalah Roh Allah, Kalam Allah yang menjadi manusia. Makanya Isa itu bisa memberitahu tentang hari kiamat Qs. 43:61, "Isa itu dikatakan Iman Mahdi (Pemimpin yang Agung) dan Hakim yang Adil (HSM. Jilid I hal. 74)

Yesus itulah nanti yang menentukan secara mutlak seseorang dimasukkan ke Surga atau neraka.

"Lalu semua bangsa akan dikumpulkan dihadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akam menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."
Matius 25:32-34

"Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."
Markus 16:16

"Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Bapa."
Yohanes 3:18


Jadi jelasnya Yesus itu adalah Allah karena Dia adalah Pribadi yang Awal dan yang Akhir. Dalam kitab Wahyu Yesus berkata:

"Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
Wahyu 1:8,17; 2:8; 22:13

"Huwal awwalu wal akhiru wadhdhariru wal bathinu; wa huwa bikulli syaiin 'aliim"
"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Dzhahir dan Yang Batin ( Yang Nampak dan Yang Tidak Nampak); dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu."
Qs. 57:3

Yesus disebut Tuhan karena Yesus yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dunia dan di akhirat (Qs. 3:45; Matius 28:18). Karena Yesus adalah pribadi yang Awal dan yang Akhir dalam keillahian-Nya, maka Yesus punya kekuasaan tertinggi di Surga maupun di dunia. Pribadi yang punya kuasa mutlak itulah disebut Tuhan. Dan Tuhan itulah yang berhak menyelamatkan maupun menghukum siapapun ke dalam lautan api neraka jahanam.

Untuk memantapkan keyakinan bahwa Yesus itu Tuhan dan Juruselamat, baiklah saya jelaskan dengan keterangan ilmu Kristologi yang Alkitabiah.
Mari kita buka sekarang Kitab Yesaya 45:5

"Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Elohim (yang disembah), bahasa Arabnya, "Ana rabbu wa laisa akharu la ilaaha siwaya".

Tegasnya nats ini menyatakan "Tidak ada Tuhan kecuali Elohim". Dengan kata lain bahwa Elohim (yang disembah) itu adalah Tuhan. Sekarang buka lagi Kitab Yesaya 45:21, di situ dikatakan: "Bukankah Aku, Tuhan? Tidak ada yang lain, tidak ada Elohim (yang disembah) selain daripadaKu! Elohim (sesembahan) yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!

Kesimpulan nats itu, "Tidak ada Juruselamat kecuali Elohim atau dengan kata lain Elohim itulah Juruselamat. Sekarang kita renungkan bahwa Elohim itu adalah Tuhan dan Juruselamat.

Pertanyaannya sekarang, apakah wujud Elohim dan Tuhan itu? "Elohim itu Roh" (Yohanes 4:24) "Tuhan itu Roh" (2Korintus 3:17). Jadi baik Elohim maupun Tuhan itu adalah Roh. Pengertian Roh disini adalah ghaib yang artinya tidak seorangpun yang bisa melihat wujud hakekat-Nya. (Yohanes 1:18). Sekarang sudah jelas bahwa wujudnya Elohim (yang disembah atau sesembahan) yang disapa dengan sebutan Tuhan dan Juruselamat itu adalah Roh, bukan manusia. Elohim yang disapa dengan sebutan Tuhan dan Juruselamat itu bersemayam atau berdiam dan berkarya dimana? Ada di dalam diri pribadi Yesus (Isa). Hal ini seturut dengan pengakuan dan pernyataan Yesus itu sendiri.

"Apa yang Aku katakan padamu, tidak aku katakan dari Diri-Ku sendiri, tetapi Bapa (Elohim yang wujudnya Roh) yang diam (bersemayam) di dalam Aku. Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya". Yohanes 14:10

Pertanyaannya, pekerjaan apa yang dilakukan? Pekerjaan Karya penyelamatan. Sehubungan dengan itu maka Yesus disebut Juru Selamat.

Jadi Elohim yang wujudnya Roh disapa Tuhan dan Juruselamat itu tidak berdiam atau bersemayam dan berkarya di dalam binatang, bebatuan atau tumbuh-tumbuhan melainkan menyatu atau manunggal di dalam diri manusia. Mengapa di dalam manusia? Sebab yang akan diselamatkan adalah manusia. Kenapa harus di dalam manusia Yesus? Sebab Yesus (Isa) itu pra kemanusiaan-Nya adalah Firman Tuhan dan Firman Tuhan itulah yang menjadi wujud manusia. Yesus Kristus/Isa Almasih. Oleh karena Dia (Yesus/Isa) mempunyai hakekat dan sifat keilahian dengan kuasa keTuhananNya menyelamatkan umat manusia yang percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Orang-orang yang percaya kepada-Nya itulah yang akan diselamatkan dari ancaman hukuman api neraka jahanam. Bukan orang yang beragama atau bukan karena kesolehan menjalankan hukum agama. Karena agama hanya sebagai alat untuk hidup taat, bukan sebagai penyelamat.

Kembali pada pernyataan di atas bahwa Yesus (Isa) disebut Allah, Tuhan atau Juruselamat bukan karena semata-mata jasad kemanusiaan-Nya tapi keIlahian-Nya yang menjadi manusia itulah yang disebut Allah atau Tuhan atau Juruselamat. Jadi yang disangkal Al Qur'an Al Maaidah 5:72 adalah kemanusiaan-Nya saja:

"Laqad kafarol ladziina qoo luu innallaha huwal masiikhubnu maryama",
artinya: "Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam". Qs. Al Maaidah 5:72

Kesimpulan ayat di atas, "orang itu kafir, kalau menganggap Allah itu adalah Isa Al Masih anaknya Maryam", Wah, bisa kacau deh dan amburadul donk... kalau imannya orang Kristen demikian. Sebab akan timbul pertanyaan, kalau memang benar Allah itu putra Maryam. Pertanyaannya sebelum Maryam mempunyai anak berarti Allah belum ada? Dan kedudukan-Nya kalau begitu lebih tinggi Ibunya (Maryam) daripada Allah? Sungguh ironis sekali kalau demikian adanya. Tapi iman Kristen yang Alkitabiah bukanlah demikian kenyataannya melainkan harus dibedakan dimana konteks keberadaan keIlahian Yesus dan kemanusiaan Yesus. Jadi kalau mau mengoreksi keIlahian Yesus Kristus harus berpegang Dogma Theologi Kristologi, supaya tidak terjebak hanya satu sisi yang akan menimbulkan pandangan kesalahpahaman yang membutakan.



4. PENOLAKAN KITABNYA ORANG KRISTEN SEKARANG

Orang Islam beranggapan bahwa kitab sucinya orang Kristen yang dipegang sekarang ini sudah tidak suci atau asli lagi. Karena berpedoman pada pernyataan ayat-ayat Al qur'an diantaranya:

"Alladziina yattabi 'uunar rasuulan nabiyyat umiyyal ladzii yajiduunahuu maktuuban 'indahum fit taurooti wal injiili ya' muruhum...", artinya: "Orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang umi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka"
(Qs. 7:157)

Dan juga diperkuat pernyataan ayat berikut ini:

"wa idz qoola 'iisabnu maryama yaa banii israa iila innii rosuulullahi ilaikum mashadiqol limaa baina yadayya minat tauroti wa muba sysyiron bi rosuuiln ya 'ti min ba 'diismuhuu ahmad..." artinya: "Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: 'Hai bani Israel, sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu memberikan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahKu, yang namanya Akhmad (Muhammad)..." (Qs Ash. Shaff 61.6)

Dengan dasar pedoman Al Qur'an pada 2 nats ayat di atas, orang-orang Islam berkeyakinan bahwa Muhammad itu sudah tertulis nubuatannya di dalam kitab Taurat dan Injil, tapi bukan kitab Taurat dan Injil yang dipegang orang Kristen sekarang, yang mana keadaannya sudah tidak suci atau asli lagi.

Sehubungan dengan tidak terdapatnya sebuah nama Ahmad atau Muhammad di dalam Kitab Perjanjian Lama dan Baru, maka Allah berfirman kepada Muhammad, menyatakan bahwa: "Ada orang yang mengaku rasul, nabi yang umi namanya sudah tertulis di dalam Taurat dan Injil. Dan Allah juga menyatakan bahwa "Isa berkata kepada bani Israel, akan adanya seorang Rasul sesudah-Nya yang bernama Ahmad." Memang tidak pernah ada tertulis di dalam Alkitab Taurat dan Injil seorang Rasul atau nabi yang bernama Ahmad maupun Muhammad. Penulis Alkitab Perjanjian lama dan Perjanjian Baru adalah orang-orang yang beriman, tidak segampang itu mengatakan dengan sembarangan; yaitu mengatakan "telah mengubah atau menyembunyikan".

Menurut keyakinan orang Islam bahwa Kitab Taurat diberikan dan dipercayakan kepada Nabi Musa As. Kitab Zabur (Mazmur) diberikan dan dipercayakan kepada Nabi Daud As. Kitab Injil diberikan dan dipercayakan kepada Nabi Isa As. Kalau ketiga kitab itu sudah diberikan dan dipercayakan kepada para Nabi dan Rasul yang diutus-Nya, tetapi ternyata mereka tidak bisa menjaga keabsahan dan keasliannya. Pertanyaannya yang salah itu yang mengutus atau yang diutus? Kalau memang demikian adanya tentunya yang mengutus yang dipersalahkan, karena yang mengutus itu adalah Tuhan Yang Maha Tahu, kenapa yang diutus itu tidak bisa mempertanggungjawabkan, tetapi tetap diutus? Perlu diketahui bahwa Yesus (Isa) pada masa hidupnya dibumi tidak pernah menerima sebuah kitab, yang bernama kitab Injil. Justru kitab Injil itu pada dasarnya yang mencatat kehidupan pelayanan Yesus di muka bumi serta mencatat kematian, kebangkitan dan terangkat-Nya kembali ke Surga. Pertanyaannya, kenapa Al Qur'an salah informasi dan persepsi yaa...? Perlu diketahui juga bahwa para perncatat Kitab Perjanjian Baru itu para murid-Nya sendiri serta orang-orang yang hidupnya sezaman dengan Yesus itu sendiri. Mereka semua itu adalah para saksi mata yang hidup melihat peristiwa kejadian itu secara langsung.

"Theofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar."
Lukas 1:1-4

Dengan demikian para murid beserta para saksi mata tidak pernah mendengar ucapan Yesus yang menubuatkan kedatangan seorang Nabi atau Rasul bernama Ahmad atau Muhammad. Dan Yesus sendiri pun tidak pernah mengatakan demikian.

Kalau yang dikatakan Al Qur'an itu dari kutipan ucapan Yesus dalam bahasa Ibrani atau Aramik yang dicatat dalam Kitab Yohanes 16 membicarakan masalah kehadiran Ruakh Hakadosh (Roh Kudus) yang disebut dengan nama lain Roh Kebenaran dalam bahasa Ibraninya Ruakh Ha Emed. Mungkin dari kata-kata itulah dipersepsikan (dianggap) Ahmad atau Muhammad, mengingat ucapan Ha Emed dan Ahmad itu kedengaran bunyinya mirip/sama. Kalau memang benar demikian Ahmad atau Muhammad itu utusan Yesus. Haleluya, puji Tuhan karena Ha Emed datang itu diutus oleh Yesus.

"Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu; adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi; Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu".
Yohanes 16:7


Jadi kesimpulan ayat itu Yesus akan pergi, terus Dia akan mengutus Ruakh Ha Emed, dan pekerjaan Ha Emed itu adalah menghibur orang Kristen. Kalau memang benar adanya bahwa Ha Emed itu adalah Ahmad atau Muhammad datang itu diutus Yesus untuk menghibur orang-orang Kristen donk...? Kalau gitu orang Kristen bisa sama-sama dengan umat Islam mengucapkan Haleluya 12 kali, karena sama-sama merasa dihibur oleh Ahmad atau Muhammad.

Ada pertanyaan lagi, yang salah itu bukan par nabi dan rasul tapi umat yang berkhianat, oleh sebab itu Allah dalam Al Qur'an berfirman lagi yang memberi tuduhan dan prasangka kepada ahli kitab:

"Yaa ahlal kitaabi qad jaa akum rosuulnaa yubayyinu lakum katsuram mimaa kuntum tukhfuuna minal kitaabi waya ' fuu 'ankatsiirin...", artinya: Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan.
(Al Maaidah 5:15)

Pernyataan semacam itu justru sangat ironis sekali karena di sisi lain saat Muhammad kebingungan dan kebimbangan dalam keraguannya menerima wahyu dari Allah, lantas Allah malah memerintahkan Muhammad yang bunyinya demikian:

"Fa in kunta fii syakin mim maa anzalnaa ilaika fas alil ladziina yaq ra uunal kitaaba min qablika..."
"Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu..."
(Qs. Yunus 10:94)

Secara nalar dan logika, mestinya Allah harus melarang secara keras dan tegas kepada Muhammad supaya tidak bertanya kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum Muhammad. Sebab isi kitab yang dibaca itu sudah banyak yang disembunyikan, dengan demikian orang yang membaca kitab itu sudah tidak dapat dipercaya sama sekali atau tidak bisa dipercaya lagi. Tapi ironisnya mengapa Allah justru malah menyuruh Muhammad bertanya kepada mereka?

Golongan Islam kembali menuding kitab yang kita pegang sekarang ini telah dirubah sehingga isinya sudah tidak asli lagi, hal ini didasarkan pernyataan Al Qur'an.

"A fa tathma'uuna ayyu ' minuu laqum waqod kana fariiquum minhum yasma uuna kalamallahi, tsumma yukharri fuunahuu minba 'di maa aqoluuhu wahum ya 'lamuun".
"Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui".
(Qs. Al Baqoroh 2:75)

Benarkah ayat itu menuding kitab yang kita pegang ini yang diubah? Sama sekali tidak ada hubungannya dan kena mengena. Coba saudara cermati, teliti, dan hayati serta fahami bunyi isi ayat itu dengan sungguh-sungguh saudara pasti akan menemukan isi ceritanya.

Jalan ceritanya demikian: Pada waktu itu Muhammad menyampaikan ajarannya di lingkungan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Lantas sebagian orang-orang Yahudi dan Nasrani mengikutinya. Saudara bisa baca sendiri pernyataan ini di Qs. 3:199. Di sana dikatakan ada ahli kitab yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepadamu (Al Qur'an). Para ahli kitab ini mengikuti serta mendengarkan firman Allah yang disampaikan oleh Muhammad dengan sunguh-sungguh. Tapi setelah dirasa tidak cocok dengan ajaran keyakinan mereka semula yang berpedoman dan berpegang pada Kitab Taurat dan Injil, maka mereka sebagian kembali lagi kepada ajaran mereka semula yang berpedoman sepenuhnya hanya dengan Kitab Taurat dan Injil serta tidak mau lagi mempercayai dan mengimani lagi kata-kata Al Qur'an. Di situlah latar belakang turunnya ayat Al Qur'an seperti di atas.

Marilah kita sekarang renungkan kalimat demi kalimat supaya lebih jelas. "Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu". Berarti dulu sudah ada orang-orang Yahudi dan Nasrani yang disebut ahli kitab itu percaya kepadanya (Muhammad). Dan Muhammad tetap mengharapkan mereka supaya percaya kepadanya. Seperti itulah Allah memberi teguran kepada Muhammad. Kita lanjutkan kalimat berikutnya: "Padahal segolongan dari mereka mendengar Firman Allah". Jelas kata-kata itu ditujukan kepada segolongan mereka yang mendengar Firman Allah (Al Qur'an) yang disampaikan oleh Muhammad. Sebab kalau itu ditujukan kepada kitab makna bunyinya tidak hanya "Yasmau" (mendengar) melainkan harus ditambah dengan kata "qirath" (membaca) sebab pada zaman Muhammad hidup, Kitab Taurat dan Injil sudah beredar di daerah Arab, oleh sebab itu orang Yahudi dan Nasrani (ahli kitab) tidak hanya cukup mendengar melainkan sudah membaca sendiri setiap hari.

Jadi kesimpulannya yang dikatakan "mendengar" disini adalah mendengar Firman Allah (Al Qur'an) yang disampaikan oleh Muhammad, lantas bagi mereka tidak diimani lagi. Dan akhirnya mereka oleh Allah dikatakan mengubahnya, dengan perkataan kalimat berikut ini:
"lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya". Jadi dengan jelas kalimat disitu menyatakan bahwa mereka yang sudah memahami Al Qur'an tetapi kembali tidak mau mempercayainya lagi, dituding telah mengubahnya".

Jadi singkatnya yang diubah dalam kalimat ayat di atas bukanlah Alkitab yang diimani oleh orang Kristen sekarang ini, melainkan Al Qur'an yang pernah didengar oleh orang Yahudi dan Nasrani waktu mereka mengikuti Muhammad, tetapi mereka tidak mau mengimani Al Qur'an lagi, maka mereka dituduh telah mengubahnya.

Untuk membuktikan pernyataan ini, baiklah kami lanjutkan dengan beberapa pertanyaan:
1. Kalau Alkitab sudah dirubah, kenapa Allah masih menyuruh Muhammad bertanya kepada orang-orang yang membaca Alkitab Qs. 29:46? Logikanya mestinya Allah harus melarang Muhammad jangan bertanya kepada mereka supaya tidak disesatkan, karena kitabnya sudah dirubah.
2. Pada saat Muhammad kembali ragu-ragu menerima Al Qur'an, Allah juga menggunakan standar dasar Alkitab itu sebagai petunjuk bagi bani Israel (Qs. 32:23). Dengan kata lain Alkitab masih tetap diakui standar kebenarannya.
3. Kalau memang benar Alkitab itu sudah dirubah, mengapa Muhammad tetap disuruh beriman kepada Alkitab Qs. 3:84, Qs. 29:46?
4. Mengapa Allah masih menyatakan bahwa di dalam Taurat dan Injil ada petunjuk, ada cahaya dan ada pengajaran bagi orang yang bertaqwa Qs. Al Maaidah 5:46? Mestinya kan Allah harus berkata bahwa Taurat dan Injil itu sudah tidak ada petunjuk, cahaya dan pengajaran karena sudah dirubah.
5. Kenapa Al Qur'an juga mengatakan bahwa Allah telah menurunkan Alkitab dengan membawa kebenaran Qs. Al Baqoroh 2:176? Mestinya dalam Alkitab sudah tidak ada kebenaran karena sudah dirubah.
6. Bahkan Allah mengatakan kepada ahli kitab, tidak dipandang beragama sedikitpun hingga menegakkan Taurat dan Injil Qs. Al Maaidah 5:68. Pertanyaannya, Taurat dan Injil kan sudah dirubah kenapa masih harus ditegakkan, mestinya kan Al Qur'an saja yang diperintahkan untuk ditegakkan?
7. Kalau benar Alkitab itu sudah dirubah secara langsung mengatakan bahwa Allah tidak bisa memelihara kitab-Nya sendiri, karena membiarkan kitab-Nya dirubah orang.
8. Ada yang berdalih dengan berkata demikian, "Makanya Allah menurunkan Al Qur'an sebagai penyempurna kitab-kitab yang terdahulu". Dengan kata lailn kitab-kitab yang terdahulu itu tidak sempurna, kata-kata itu secara langsung juga menganggap Allah itu kurang bijak, karena menurunkan Alkitab yang tidak sempurna.
9. Dan masih banyak sekali yang harus saya ungkapkan supaya tidak penasaran, tetapi hal ini sudah cukup menguatkan sebagai pembuktian bahwa Alkitab yang ada sekarang ini tidak ada perubahan dari dulu sampai sekarang dan yang akan datang. Seperti yang tertulis dibawah ini,

"Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi Firman Tuhan kita tetap untuk selama-lamanya."
(Yesaya 40:8)

"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
(Markus 13:31)

"Tetapi Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Inilah Firman yang disampaikan Injil kepada kamu."
(I Petrus 1:25)

"Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengarkan perkataan-perkataan nubuat dari kita ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Tuhan akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Tuhan akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
Wahyu 22:18-19

Amin, puji Tuhan.



5. PENOLAKAN KEMATIAN ISA ALMASIH

Umumnya orang Islam menyangkal bahwa Yesus (Isa) tidak dibunuh dan tidak disalib, yang didasarkan pernyataan Qur'an:
"Wa qoulihim innaa qotalnaal masiikha usabna maryama rosuu lallahi wamaa qotaluhuu wa maa sholabuuhu walaakin syubbiha lahum, wa innalladzii nakhtala fuu fiihi syakin minhu maa lahum bihu min ilmin illathtiba adhdhonni, wa maa qotaluuhu yaqiinaa"
"Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangka belaka mereka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa" (Qs. An Nissa 4:157)

Kesimpulan nats ayat itu adalah menyatakan bahwa Isa tidak dibunuh dan disalibkan melainkan orang lain yang diserupakan dengan Isa. Sehingga umumnya orang Islam mengatakan bahwa Isa tidak mati disalib, yang mati itu bukan Isa melainkan orang lain yang diserupakan Isa. Namun demikian ada sebagian orang Islam yang mengaku bahwa Isa benar disalib, tetapi tidak mati di atas salib yaitu Islam aliran Ahmaddiyah.

Marilah kita sekarang kaji dan hayati kembali ayat-ayat itu dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Pertama, harus saudara sadari benar-benar bahwa kedua kitab saling bertentangan didalam memberi keterangan. Suatu kasus kejadian kematian seseorang yang bernama Yesus (Isa), Alkitab mengatakan bahwa Yesus benar-benar mati yang disertai dengan bukti dan saksi.

"Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang kerajaan Tuhan."
Kisah Rasul 1:3

"Seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan firman"
Lukas 1:2

Sedangkan Al Qur'an yang turun belakangan memberikan laporan yang berbeda bahwa sebenarnya Isa tidak mati, yang mati orang lain dan Isa langsung diangkat Allah SWT (Qs. 4:158). Pertanyaannya mana yang lebih benar di antara pernyataan kedua kitab itu yang memberi laporang kejadian saling bertentangan? Mungkinkah kedua kitab itu bersumber dari Tuhan yang sama, tapi isi alur ceritanya sering terjadi perbedaan? Masa ada Tuhan yang pikun alias pelupa selalu memberi cerita yang berbeda dalam satu kejadian, kemarin ngomong 'ya', sekarang ngomong 'tidak'. Kalau Tuhan seperti itu, bisa jadi kacau dan rusak tatanan ciptaan-Nya ini!?

Marilah sekarang mengkaji dan meneliti ayat-ayat Al Qur'an itu sendiri. Coba saudara buka Qs. Maryam 19:33 :
"Wassalaamu 'alayya yauma wulidttu wayauma amuutu wayauma ub'atsu khayyaa."
"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
Qs. 19:33

Kesimpulan kronologis ayat diatas, pertama dilahirkan (hidup); kedua meninggal (mati); ketiga bangkit (keluar dari kubur) dan keempat hidup kembali. Realita kenyataan artinya yang hidup kembali setelah mengalami kematian itu bukan setan, bukan siluman dan bukan tipuan melainkan benar-benar Yesus (Isa). Jadi yang jelas urutannya: Lahir - Meninggal - Bangkit - Hidup kembali, awas!!! Jangan dibolak-balik urutannya, kalau saudara bolak-balik, itu namanya tidak sopan!

Sekarang kita buka lagi Qs. Ali Imran 3:55. Kita ambil pointnya saja: "... Hai Isa sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaku,...". Kesimpulannya Allah akan menyampaikan ajal (kematian) Isa dan Allah akan mengangkat Isa kepada-Nya. Jadi disini juga sangat jelas urutan-urutannya: Mati - Diangkat, dengan kata lain mati dulu baru diangkat. Awas!!! Jangan dibolak-balik, nanti kuwalat! Coba sekarang hubungkan kembali dengan Qs 4:157-158.

Disana jelas Isa dikatakan tidak mati melainkan langsung diangkat. Inilah anggapan umum orang Islam bahwa Isa itu tidak mati melainkan diangkat Allah, Isa akan mati setelah mendekati hari kiamat nanti. Pernyataan itu tertulis dalam Al Qur'an atau tidak, kalau tidak awas...! Jangan mengada-ada, nanti kena hukum bid'ah. Kembali kita melihat pernyataan ayat-ayat Al Qur'an tadi:

1. Allah menyampaikan bahwa Isa akan mati lantas diangkat (Qs. 3:55)
2. Al Qur'an menyatakan Isa itu lahir - meninggal - bangkit - dan hidup kembali (Qs. 19:33)
3. Al Qur'an mengatakan Isa tidak mati, tetapi diangkat Allah (Qs. 4:157-158)

Coba sekarang renungkan dengan nalar yang wajar di sisi lain Allah mengatakan mati baru diangkat tapi di sisi lain mengatakan tidak mati tapi diangkat. Mana yang benar diantara kedua salah satu pernyataan itu? Yang benar mati atau tidak mati, pilih salah satu! Al Qur'an itu kan turun belakangan kenapa laporannya bertentangan? Siapakah saksi hidup Al Qur'an pada saat kejadian peristiwa itu?

Al Qur'an mengatakan yang dibunuh, disalib mati itu bukan Isa melainkan orang lain yang diserupakan Allah. Pertanyaannya, siapakah nama orang yang dibunuh dan disalib itu? Apakah kesalahan orang itu sehingga dijadikan tumbal (pengganti) kematian Isa di kayu salib? Bukankah itu namanya Allah tidak adil, orang yang tidak salah apa-apa malah dibunuh, disalib? Mengapa Allah pakai segala macam tipu-tipuan, kalau yang mati itu bukan sesungguhnya Isa melainkan orang lain? Apakah Allah ini takut dengan orang sehingga tidak berani terang-terangan? Allah melarang orang untuk tidak ragu-ragu dan bimbang, tapi secara langsung Allah malah membuat keraguan dan kebimbangan, karena yang mati sebenarnya disalib itu tidak dijelaskan namanya, berasal dari keluarga siapa dan dari daerah mana?

Al Qur'an mengatakan bahwa mereka semua tidak mempunyai keyakinan bahwa orang yang mereka bunuh itu Isa, darimana laporan Al Qur'an itu diperoleh? Sebab semuanya telah meyakini dengan pasti bahwa yang dibunuh itu memang benar Yesus (Isa). Siapa sebenarnya yang dikatakan Al Qur'an ragu-ragu dan tidak yakin itu? Padahal yang bersangkutan yaitu Yesus sendiri menunjukkan bukti secara langsung bahwa dirinya memang mati dan diri-Nya hidup kembali.

"Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri ditengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
Yohanes 20:24-27

"Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut."
Wahyu 1:17-18

Aneh sekali kalau pihak orang lain menceritakan kejadian yang lain. Coba renungkan dengan pikiran yang terang. Setelah bangkit yang bersangkutan sendiri mengakui bahwa diri-Nya memang mati, keluarga-Nya yaitu orang tua-Nya (Maria) melihat dengan mata kepalanya sendiri secara jelas yang mati disalib itu adalah Anaknya sendiri. Saudara-saudara-Nya juga mengakui, sahabat-sahabat-Nya juga mengetahui serta lawan-lawan-Nya juga mengatakan kematian tanpa ada keragu-raguan sedikitpun. Jelasnya tidak ada yang salah paham dan ragu-ragu dalam peristiwa penyaliban dan pembunuhan Yesus itu baik dari pihak kawan maupun pihak lawan, kecuali Al Qur'an. Sebab Al Qur'an yang muncul ratusan tahun kemudian menceritakan yang berlainan. Siapakah yang sebenarnya bercerita dibalik ayat Al Qur'an itu, sehingga timbul simpang-siur dan banyak kekeliruan.

Contoh kasus kejadian sebenarnya:
Para pahlawan revolusi RI telah dibunuh dengan kejam dan sadis oleh para penghianat dan dikubur bersama-sama di dalam satu lubang di sumur tua yang dikenal dengan nama Lubang Buaya. Istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, sahabat-sahabatnya dan tetangga-tetangga sangat amat tersayat-sayat hati dan perasaannya melihat persis peristiwa kejadian itu berlangsung, tapi tiba-tiba sekarang ada orang Amerika bernama Bush yang tidak tahu menahu tentang peristiwa kejadian itu berkoar-koar dengan cerita yang berbeda dan sangat berlainan. Bagaimana perasaan mereka semua yang telah mengalami dan melihat sendiri peristiwa itu terjadi, tapi diceritakan orang lain yang berlainan? Dari ilustrasi ini saja pasti saudara sudah bisa menangkap gambarannya dengan jelas. Jadi kesimpulan Qs. 4:157 itu tidak jelas bahkan bertentangan dengan Qs. 3:55 dan Qs. 19:33. Dan orang Islam sendiripun juga saling bertentangan didalam menyikapi Qs. 4:157 itu. Seperti Islam aliran Ahmadiyah mengakui bahwa Isa itu disalib, tapi umumnya Islam yang lain menolak. Dengan demikian Islam sendiri saling bertentangan, tidak ada kefahaman, malah berbantahan. Hal ini memang sudah dinubuatkan Tuhan sendiri melalui hamba-Nya yang setia dan taat yaitu Simeon.

"Sesungguhnya Anak ini (Yesus) ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda-tanda yang menimbulkan perbantahan."
Lukas 2:34

Haleluyah, tergenapi melalui golongan lain.



" MASALAH INJIL BARNABAS"

1. Barnabas bukanlah salah satu dari ke-12 murid Tuhan Yesus.
2. Barnabas tidak pernah bercakap-cakap dan tatap muka secara langsung dengan Tuhan Yesus.
3. Barnabas tidak pernah dinyatakan oleh Tuhan Yesus sebagai murid yang paling dikasihi.
4. Barnabas seorang keturunan suku Lewi berasal dari pulau Cyprus, menggabungkan diri dengan para rasul setelah Tuhan Yesus naik ke Surga (Kisah Rasul 4:36-37)
5. Injil Barnabas dicatat pada abad ke-13 dalam bahasa Italy.

Keterangan didalam Injil palsu Barnabas sangat bertentangan dengan situasi dan kondisi daerah Palestina yang sebenarnya.

1. Kesalahan geografis.
Pasal 20 Injil palsu Barnabas menceritakan bahwa Yesus dikatakan dari daerah Galilea menuju ke daerah Nazaret naik perahu. Padahal semua orang di sana pasti tahu kalau daerah Nazaret itu letaknya di daratan pedalaman, bukan diseberang lautan, dan jaraknya antara daerah Galilea dengan Nazaret itu sekitar 20 km. Mana mungkin orang yang mau menuju ke daratan malah naik perahu. Dengan secara jelas menunjukkan suatu bukti yang otentik, bahwa penulis Injil palsu Barnabas itu tidak mengetahui situasi dan kondisi daerah Palestina yang sebenarnya. Mungkin penulisnya mimpi bin ngigo kali...

2. Kesalahan biografi sejarah.
Pasal 3. Penulis Injil Palsu Barnabas menceritakan bahwa ketika Yesus lahir Pilatus sudah memerintah daerah Palestina sebagai gubernur. Padahal menurut data-data sejarah Pilatus datang memerintah daerah Yudea (Palestina) tahun 26-36 Masehi. Jadi dengan demikian menunjukkan bahwa penulis Injil palsu Barnabas itu adalah orang yang sangat awam tentang kejadian yang sebenarnya, apalagi kalau dituntut untuk menunjukkan bukti data-data sejarah... wah malah salah kaprah dan nggladrah.

3. Kesalahan dalam bidang peraturan hukum keagamaan.
Pasal 152. Penulis injil palsu Barnabas menceritakan bahwa orang-orang kafir atau orang-orang diluar Yahudi termasuk pasukan tentara romawi bebas memasuki tempat ibadat suci orang Yahudi. Di sana dikatakan bahwa Yesus sedang berdialog dengan pasukan tentara Romawi di dalam rumah ibadah (tempat suci) orang Yahudi. Padahal itu merupakan pelanggaran peraturan hukum kenajisan keagamaan yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh seluruh bangsa Yahudi, bahwa "orang-orang diluar Yahudi yang tidak menganut agama Yahudi dilarang masuk tempat ibadat". Orang-orang Romawi sendiri dalam menyikapi masalah ini sangatlah hati-hati sekali, sebab kalau sampai peraturan hukum kenajisan itu dilanggar akan menimbulkan huru-hara dan prahara besar. Ternyata penulis Injil palsu Barnabas kurang hati-hati dan teliti di dalam menyikapi serta menyoroti masalah ini.

4. Kesalahpahaman dalam penilaian kaum biarawan.
Pasal 145. Penulis Injil palsu Barnabas menceritakan bahwa orang-orang Farisi itu seolah-olah tinggal dalam biara, sehingga bisa dikatakan kaum biarawan. Padahal yang dikatakan kaum biarawan pada waktu itu adalah orang Esen (bhs. Yunani; Essenoi), yaitu orang-orang yang mengisolasi diri atau orang-orang yang menjauhkan diri dari keramaian duniawi atau juga dengan kata lain, orang-orang yang hidupnya selalu mendekatkan diri kepada Sang Ilahi serta menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi. Tetapi kalau kaum Farisi adalah orang-orang yang menekuni dalam bidang agama, namun mereka semua masih bebas bergaul dengan masyarakat luas. Ternyata penulis Injil palsu Barnabas adalah orang yang sering salah paham sehingga menyamakan dan mencampuradukkan golongan Farisi dengan golongan Esen. Makanya kalau tidak tahu jangan sok memberi tahu nanti malah keliru, akhirnya jadi lucu.

5. Kesalahan dalam penilaian satuan mata uang.
Pasal 98. Penulis Injil palsu Barnabas menceritakan bahwa Philip menjawab Yesus, "Tuan 200 keping emas tidak cukup untuk membeli roti sekian banyak itu." Padahal satuan mata uang di Palestina pada waktu itu adalah dinar, dan logamnya adalah perak, bukan emas. Satu dinar pada waktu itu adalah standar (ukuran) bayaran untuk upah buruh kerja sehari (Matius 20:2,13). Jadi 200 keping emas mestinya kalau dibelikan roti, sudah mencukupi orang banyak sekali. Dengan demikian, penulis Injil palsu Barnabas sangat awam dalam perhitungan dan penilaian mata uang. Apakah mungkin penulis Injil palsu Barnabas itu adalah orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekolahan, namun langsung menerima ilham, maka dari itu sering timbul dan muncul kesalahpahaman.

6. Kesalahan dalam perayaan tahun Yobel
Pasal 82. Penulis Injil palsu Barnabas menceritakan bahwa tahun Yobel diperingati setiap 100 (seratus) tahun sekali. Padahal tahun Yobel diperingati oleh bangsa Yahudi setiap 50 (lima puluh) tahun sekali, sesuai yang tertulis dalam kitab Taurat (Imamat 25:8-13). Pertama kali tahun Yobel diperingati setiap 100 tahun sekali atas dasar dekrit (keputusan) Paus Yonisius VII pada tahun 1300. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Injil palsu Barnabas dicatat pada sekitar abad 13. Sekarang ketahuanlah kedok kepalsuannya. Sebab kalau itu adalah Injil yang ditulis oleh Barnabas yaitu rekan para rasul, seorang suku Lewi dari Siprus (Kisah Rasul 4:36), sudah jelas pasti dicatat pada abad 1 (pertama) dan paling tidak dengan mempergunakan bahasa Yunani, Ibrani atau Aram, bukan ditulis pada abad 14 dan juga bukan menggunakan bahasa Italy, nanti malah akan menyebabkan para pembacanya sulit mengerti, lha wong Barnabas sendiri tidak pernah mendengar bahasa Italy, apalagi mempelajarinya. Kecuali Barnabas imitasi alias tidak asli, yang bikin cerita dan dongeng 1001 mimpi dengan membonceng atas nama Injil Barnabas.

Pertentangan yang mencolok antara Injil Barnabas dan Al Qur'an.
Al Qur'an mengatakan: Isa Almasih atau Mesias adalah Isa putra Maryam (Qs. 3:45, Qs. 4:171).
Injil Barnabas mengatakan: Muhammad adalah Al Masih atau Mesias.

Pertanyaannya, manakah diantara kedua pernyataan mengenai Al Masih itu yang benar? Al Qur'an atau Injil Barnabas? Kalau Al Qur'an yang benar berarti Injil Barnabas yang salah, tapi kebalikannya kalau Injil Barnabas yang benar berarti Al Qur'an yang salah. Pertanyaannya: Yang dikatakan Al Masih atau mesias dalam Al Qur'an itu Muhammad atau Isa putra Maryam? Kalau yang dikatakan Al Qur'an (Qs. 3:45; Qs 4:171) Al Masih itu adalah Isa putra Maryam, berarti Injil Barnabas telah melecehkan pernyataan Al Qur'an.

Menurut Injil Barnabas: Muhammad adalah Imam Mahdi.
Menurut HSM Jilid I hal. 74: Imam Mahdi itu adalah Isa.
Hadits Ibnu Majjah: "La mahdia illa isabnu maryam", artinya: "Tidak ada Imam Mahdi kecuali Isa putra Maryam".

Pertanyaannya: Yang benar pernyataan Injil Barnabas atau Hadits? Kalau yang benar pernyataan Hadits berarti Injil Barnabas juga melecehkan pernyataan Hadits. Pantaskah buku yang banyak kesalahannya dan tidak selaras dengan pernyataan Al Qur'an dan Hadits itu dipertahankan terus?



TENTANG TUDINGAN "ORANG KRISTEN ITU KAFIR"

Istilah kata "kafir" artinya tidak percaya, kata itu tergantung dari sudut mana dan siapa yang mengatakan. Contoh dari penganut agama tertentu mengatakan pengikut agama lain itu kafir. Pernyataan itu wajar dan sah-sah saja, karena tidak percaya kepada agama yang diyakini dan diimaninya.

Tapi Al Qur'an tak pernah mengatakan bahwa orang Kristen atau pengikut Isa itu Kafir, malah ada pernyataan Al Qur'an mengatakan bahwa pengikut Isa ditinggikan di atas orang-orang kafir (Qs. 3:55). "... dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu (Isa) di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat...". Jadi kalimat ayat itu tegasnya menyatakan orang-orang yang mengikuti Isa (Yesus) status dan kedudukannya ditinggikan (dimuliakan) di atas orang-orang kafir, sampai batas kapan berlakunya pernyataan itu? Sampai hari kiamat. Jadi dengan kata lain sebelum kiamat tiba pintu pertobatan masih terbuka lebar, maka dari itu siapa saja yang mau menjadi pengikut Isa Al Masih atau Yesus Kristus akan selamat pada hari kiamat, hidup kekal bahagia di negara Surga, di negeri Surgawi, Kerajaan Tuhan.


 KESELAMATAN / MASUK SURGA

Kekristenan pada hakekatnya bukan hanya masalah agama saja melainkan persoalan iman dan keselamatan atau masuk Surga. Dan masuk surga itu bukan berdasarkan kesolehan ibadah serta perbuatan amal seseorang, tapi berdasarkan kasih karunia, pemberian, kemurahan atau rahmat dari Tuhan.

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Tuhan, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Efesus 2:8-9

Ayat itu menjelaskan dengan tegas bahwa keselamatan atau masuk Surga itu bukan hasil usaha kesolehan ibadah seseorang melainkan kasih karunia kemurahan Tuhan.

" 'Anjaabir qaala sami'tun nabiyya sholallahu 'alaihi wa sallam yaquulu: laa yud khilu akhadan minkum 'amluhul jannah, wa laa yujiiruhu minannaar. Wa laa anaa. illa birakh matin minallah"
" Dari Jabir r.a katanya dia mendengar Nabi Saw. bersabda: "Bukan amal seseorang yang memasukkannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. belaka" HSM 2414

Pernyataan Hadits Shakheh Muslim ini sangat jelas dan tegas bahwa masuk Surga atau selamat dari api neraka itu bukan amal seseorang yang menentukan melainkan dengan rahmat dari Allah.

Silahkan saudara baca sendiri Qs. 44:10-42 dan Qs. 6:51, di sana dikatakan dengan tegas dan jelas juga, kesimpulannya demikian: Pada hari kiamat (pengadilan, penghakiman atau penghukuman) tidak ada kerabat yang bisa memberi syafaat, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah.

Jadi sangat jelas sekali baik Alkitab, Al Qur'an maupun Hadits menyatakan bahwa masuk Surga atau selamat dari api neraka bukan usaha atau amal seseorang melainkan kasih karunia atau rahmat dari Tuhan. Bagaimana cara Tuhan memberikan kasih karunia keselamatan kepada seseorang; melalui iman, tapi iman yang bagaimana? Sebab semua orang beragama pasti mengakui bahwa dirinya orang yang beriman. Iman yang menyelamatkan adalah percaya, mengenal dan mengandalkan Yesus Kristus saja yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Baca ayat-ayat di bawah ini:

1. Yohanes 3:18,
"Barangsiapa percaya kepada-Nya (Yesus Kristus), ia tidak akan dihukum, barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman..."

Ayat itu jelasnya mengatakan: Barangsiapa percaya kepada Tuhan Yesus Kristus tidak dihukum, tetapi barangsiapa tidak percaya Tuhan Yesus Kristus diancam hukuman.

2. Markus 16:16,
"Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum".

Ayat ini dengan jelas mengatakan siapa percaya dan dibaptis diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya dihukum. Silahkan pilih, monggo kerso... percaya diselamatkan, tidak percaya dihukum.

3. Yohanes 17:3
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Tuhan yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."

Kisah Rasul 4:12,
"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus Kristus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan".

Kalau saudara renungkan dan perhatikan baik-baik bahwa Yesus Kristus itu bukan mengajar dan menunjukkan jalan keselamatan saja tetapi diri-Nya itulah Esensi atau hakekat, perwujudan keselamatan itu, makanya Tuhan Yesus Kristus tidak pernah mengajarkan doa keselamatan atau minta doa shalawat supaya Dia selamat, tetapi Dia sendiri itulah pribadi yang menyelamatkan.

4. Yohanes 14:6,
"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Pencipta alam semesta), kalau tidak melalui Aku (Yesus)".

Jadi ayat ini juga tegas dan jelas bahwa Tuhan Yesus Kristus bukan hanya sekedar mengajar tentang jalan, tentang kebenaran dan tentang kehidupan seperti guru-guru agama yang mengajar muridnya. Tetapi Tuhan Yesus Kristus memperkenalkan, menunjukkan dan menyatakan bahwa diri-Nya itulah Esensi, hakekat, wujud jalan, wujud kebenaran, wujud hidup. Maka barangsiapa yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus diberi jalan, dinyatakan benar dan dapat hidup, hidup disini artinya hidup dihadapan hadirat Sang Pencipta, Penguasa segala alam. Sebab lawan kata hidup adalah maut, binasa, neraka atau hukuman.

5. Yohanes 8:24,
"Karena itu Aku tadi berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu, sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu".

Singkatnya ayat ini menegaskan kalau ada orang yang tidak mau percaya bahwa Dia (Yesus) adalah Sang Penyelamat yang datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia, orang itu akan mati. Artinya tidak diijinkan berada dihadapan Tuhan melainkan dimasukkan ke neraka jahanam. Jadi dosa yang amat sangat berat adalah menyangkal, menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya serta seluruh umat. Pada hakekatnya masuk Surga atau selamat dari api neraka itu amat sangat mudah, tinggal percaya menerima anugrah kasih karunia keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.

Dengan satu kesimpulan, bahwa orang masuk Surga atau selamat dari hukuman api neraka itu bukan karena orang itu sudah beragama dan taat menjalankan syariat. Tetapi berdasarkan kasih karunia Tuhan serta sikap dan tanggapan seseorang itu terhadap Sang Penyelamat, yaitu Tuhan Yesus Kristus, mau mengimani bahwa Yesus Kristus itu adalah Tuhan dan Juru selamatnya atau tidak (Matius 28:18, Yohanes 3:18, Yohanes 8:24). Sekali lagi agama hanya sebagai perangkat bukan penyelamat.

Dalam hal ini saya secara pribadi sama sekali tidak bertujuan dan tidak bermaksud untuk membenci atau mengadu domba antar umat beragama. Justru saya sangat menghormati antar umat beragama untuk saling mengasihi satu diantara yang lain, agar dapat berkat selamat dari Sang Juru Selamat, yaitu Tuhan Yesus Kristus atau Yeshua Hamashiah atau juga disebut dengan panggilan nama Isa Al Masih. Supaya nanti di akhirat tidak dihukum dengan siksaan lautan api neraka yang membara selama-lamanya. Itulah hukuman yang amat sangat menakutkan, mengerikan, menegangkan dan mendebarkan bagi setiap orang, karena hukuman itu bersifat langgeng, abadi, kekal selama-lamanya tidak ada ujung pangkal waktunya.

"Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang disebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tapi orang benar ke dalam hidup yang kekal. (Matius 25:41,46)

Hukuman di sana nanti bukan seperti penjara di Nusa Kambangan yang masih dapat makan dan minum dengan kenyang dan tidur dengan tenang serta masih ada harapan untuk dibebaskan. Tetapi lain ceritanya dengan orang yang dimasukkan ke penjara neraka, di sana bersifat kekal selama-lamanya, tidak ada istilah dibebaskan. Disitulah tempat hukuman bagi orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat umat manusia.

Maka dari itu cepatlah bertobat sebelum terlambat selagi pintu pertobatan masih dibuka dengan lebar bagi orang yang masih hidup di dunia ini. Oleh sebab itu mulai saat ini imanilah dan percayailah bahwa Yesus Kristus, Isa Almasih atau Yeshuah Hamashiah itu adalah Tuhan dan Juru Selamat saudara secara pribadi, serta Tuhan dan Juru Selamat seluruh umat manusia. Maka saudara dijamin secara pasti masuk Surga alias selamat dari ancaman hukuman siksaan api neraka.

"Akan tetapi Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Tuhan. Jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Bapa oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"
(Roma 5:8-10)

Sekali lagi, segera direnungkan, dipertimbangkan dan diputuskan, sebab masalah keselamatan kalau sampai ditunda-tunda hingga ajal tiba, akibatnya akan fatal dan gagal total sampai kekal, sesal dan kesal tiada gunanya karena sudah tidak ada harapan untuk dibebaskan.

Selagi nafas kehidupan masih dikandung badan janganlah dibiarkan terus pikiran itu dihantui perasaan bimbang yang merupakan alat setan, dipergunakan untuk menyesatkan banyak orang masuk ke liang penyiksaan penjara neraka jahanam. Sepanjang kesempatan Tuhan masih memberikan, marilah datang menerima anugerah janji Firman Tuhan yang sudah disampaikan dan diabadikan dalam sebuah tulisan yang disebut Kitab Suci.

" Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku."
Yeremia 29:12-14

"Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."
Yohanes 10:10

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
Matius 11:28

Akhir kata, sampai di sini saja, apabila di dalam tulisan saya terdapat kata-kata yang salah dan menyinggung perasaan tidak menyenangkan atau menyakitkan hati nurani para pembaca, dengan sejujurnya saya Paulus M. mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetapi kalau semuanya ini menjadi berkat, mengucap syukurlah kepada Tuhan Yesus Kristus yang menjadi Juru Selamat dan sumber berkat. Dan salurkan berkat itu kepada orang lain agar tidak tersumbat, tersendat dan terlambat sampai ke alamat jiwa yang amat sangat menantikan kehadiran Sang Juru Selamat.
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan percaya dalam hatimu, 
bahwa Bapa telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, 
maka kamu akan diselamatkan.
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan,
dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Roma 10:9-10
AMIN

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.