Seorang kakek adalah sorang tukang kayu, suatu hari ia
membuat beberapa peti kayu untuk gerejanya. Peti peti tersebut kemudian diisi
pakaian yang dikumpulkan jemaat untuk dikirim ke panti asuhan di Cina. Dalam
perjalanan pulang kerumah, kakek merogoh kantong baju untuk mengambil
kacamatanya, namun kacamatanya tidak ada. Kakek baru menyadari, kemungkinan
kacamatanya jatuh ke salah satu peti ketika ia sedang menutup peti-peti kayu tadi.
Kakek itu sangat sedih sekali, karena ia baru saja membeli kacamata tersebut
dengan harga $20.
Untuk membeliu kacamata lagi sangatlah berat dan tidak mungkin karena kakek itu
masih membiayai 6 anaknya . dalam keadaan frustasi kakek ini berkata “Ini tidak adil, Tuhan. Saya sudah memberikan
waktu dan uang saya untuk pekerjaanMu, tetapi seperti ini hasilnya.”
Beberapa bulan kemudian, pimpinan panti asuhan yang juga adalah
seorang misionaris di Cina datang mengunjungi gereja – gereja yang sudah memberi
bantuan panti asuhannya di Cina. D isuatu hari minggu, misionaris itu berbicara di sebuah
gereja kecil dimana kakek tersebut
berjemaat. Misionaris itu berterimakasih atas bantuannya yang sudah mereka
terima. “ Tetapi yang paling penting,
saya harus berterima kasih untuk sebuah kacamata yang kalian kirimkan. Kalian
tahu, komunis menggeledah panti asuhan kami dan menghancurkan semua prabotan
dan barang-barang yang ada termasuk kacamata saya. Setiap hari kepala saya
pusing dan tidak dapat melihat dengan jelas tanpa kacamata. Bersama rekan
sepelayanan kami membawa masalah itu dalam doa, kemudian peti-peti kalian tiba.
Ketika dibongkar kami menemukan sebuah kacamata di balik selimut”. Lama misionaris itu berhenti dan tidak sanggup
melanjutkan kata-katanya. “ Setelah
mencoba, ternyata kacamata tersebut pas dan cocok dengan mata saya, trimakasih
untuk hal itu,” sambungnya lagi.
Jemaat yang mendengarkan bersukacita atas keajaiban tersebut,
tetapi sang misionaris masih menyimpan pertanyaan dalam hati, karena daftar
barang yang dikirimkan tidak tercantum kacamata, dan
dia merasakan keajaiban Tuhan yang sudah menolongnya. Sementara itu, seorang
pria yang tak lain adalah kakek tersebut duduk dibangku belakang dengan air
mata yang mengalir. Kakek tersebut baru menyadari bahwa Tuhan dengan cara yang
ajaib dan menakjubkan telah memakainya untuk
menolong orang lain.
Ada saat – saat dimana kita
lebih gampang protes dan menyalahkan Tuhan dan merasa sayang diri, dari pada
bersyukur untuk kejadian yang tidak kita inginkan. Terkadang kita tidak
menyadari bahwa Tuhan sedang memakai kita untuk memberkati orang lain, melalui cara yang tidak kita
pahami. Di sisi lain, cerita ini juga mengingatkan kita akan kasih dan
pemeliharaan Tuhan yang sanggup memenuhi kebutuhan kita.
Jika saat ini kita sedang bergumul dengan kebutuhan hidup,
prcayalah janji Tuhan. Filipi 4:19 “ Allahku akan memenuhi segala keprluanmu
menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus. “
. . . . . . . . BERSYUKURLAH SENANTIASA UNTUK SETIAP KEJADIAN, KARENA
MUNGKIN SAJA TUHAN SEDANG BEKRJA DIBALIK SEMUA I TU . . . . .. . . . . .
Berkah Dalem Gusti Yesus.