Wednesday, 18 June 2025

"Kehangatan dalam Kebersamaan"

Renungan: Kehangatan dalam Kebersamaan

"Jikalau seorang mengatakan: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya." (1 Yohanes 4:20).

            Di tengah hiruk pikuk dunia yang terkadang terasa dingin danIndividualistis, hati kita merindukan kehangatan. Kehangatan itu tidak selalu datang dari materi atau pengakuan, melainkan seringkali terpancar dari jalinan kasih dengan sesama, khususnya dalam lingkup persaudaraan. Bayangkan sebuah perapian di malam yang dingin. Setiap kayu bakar yang menyala memberikan kontribusi kehangatan. Namun, ketika kayu-kayu itu terpisah, nyalanya akan meredup dan akhirnya padam. Demikian pula dengan kehidupan kita. Ketika kita hidup terpisah dan tanpa ikatan kasih persaudaraan yang tulus, semangat dan sukacita kita bisa meredup.

    Kasih persaudaraan bukan sekadar hubungan darah atau keanggotaan dalam suatu komunitas. Lebih dari itu, ia adalah pilihan hati untuk saling menerima, mendukung, dan menguatkan. Ia adalah kemampuan untuk melihat Kristus dalam diri setiap saudara dan saudari kita, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka.

Rasul Yohanes dalam suratnya dengan tegas menyatakan, "Jikalau seorang mengatakan: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya." (1 Yohanes 4:20). Ini adalah panggilan yang jelas bahwa kasih kepada Allah tak terpisahkan dari kasih kepada sesama.

Motivasi: Menabur Kasih, Menuai Kedamaian

Hidup dalam kasih persaudaraan bukanlah sesuatu yang datang secara otomatis. Ia membutuhkan usaha, kesediaan untuk mengalah, kemampuan untuk memaafkan, dan kerendahan hati untuk saling melayani. Namun, setiap benih kasih yang kita tabur akan menghasilkan buah kedamaian, sukacita, dan kekuatan yang luar biasa.

Mari kita renungkan:

  • Apakah kita telah membuka hati kita untuk kasih persaudaraan yang sejati? Apakah kita lebih fokus pada perbedaan atau pada kesamaan kita sebagai ciptaan Tuhan?
  • Bagaimana kita memperlakukan saudara dan saudari kita dalam perkataan dan perbuatan sehari-hari? Apakah kata-kata kita membangun atau meruntuhkan? Apakah tindakan kita menunjukkan kepedulian dan dukungan?
  • Adakah perselisihan atau luka hati yang belum kita selesaikan dengan saudara kita? Ingatlah bahwa memelihara kepahitan hanya akan meracuni diri kita sendiri dan merusak keharmonisan.

Inilah saatnya untuk mengambil langkah aktif:

  • Ulurkan tangan persahabatan: Sapa, dengarkan, dan berikan perhatian kepada saudara-saudari di sekitar kita.
  • Berikan dukungan dan bantuan: Ketika ada yang mengalami kesulitan, hadirkan diri dan ulurkan bantuan sesuai kemampuan kita.
  • Belajarlah untuk memaafkan: Lepaskan dendam dan amarah, karena pengampunan adalah kunci menuju pemulihan hubungan.
  • Rayakan keberhasilan bersama dan hibur dalam kesedihan: Jadilah bagian dalam suka dan duka kehidupan saudara kita.
  • Berdoa bagi satu sama lain: Doa adalah kekuatan yang luar biasa untuk mempererat ikatan persaudaraan.

Hidup dalam kasih persaudaraan adalah cerminan dari kasih Kristus yang telah lebih dulu mengasihi kita. Ketika kita hidup dalam kasih, kita bukan hanya memberkati orang lain, tetapi kita juga membangun komunitas yang kuat, damai, dan menjadi saksi yang nyata bagi dunia.

Mari kita terus bertumbuh dalam kasih persaudaraan, sehingga kehangatan kebersamaan senantiasa menyelimuti kehidupan kita dan memancarkan kemuliaan Tuhan di tengah-tengah dunia ini.

Thursday, 22 May 2025

Menghadapi Pergumulan Hidup

         Kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan dan pergumulan hidup yang kadang terasa begitu berat untuk dihadapi. Menjalani kehidupan yang penuh dengan pergumulan umumnya akan diiringi kecemasan, keraguan, kekecewaan, kelesuan iman, bahkan kemarahan karena sesuatu yang kita harapkan tak kunjung datang. Namun, seringkali pembentukan sikap hati kita diuji melalui berbagai pergumulan, dan sikap hati yang benar akan sangat menentukan kemenangan kita terhadap pergumulan hidup tersebut

Kalau kita mau jujur, sebetulnya apa yang kita rasakan ketika sedang menghadapi pergumulan? Bukankah kita cenderung menghitung segala kesulitan yang kita hadapi yang sepertinya tidak kunjung selesai dan terus menumpuk,  ketimbang menghitung hitung  akan kasih dan kebaikan Allah yang telah dinyatakan kepada kita dalam diri Tuhan Yesus, yang telah menyerahkan nyawa-Nya mati di kayu salib karena kasih kepada kita. Dalam nyanyian pengajarannya, bani Korah berkata, mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku (Mzm. 42:6).

    Ketika pergumulan itu tak kunjung usai, arahkan seluruh hidup kita untuk melihat segala kebaikan Allah yang telah memelihara kehidupan kita. Kita perlu membuka mata rohani kita untuk melihat kehadiran Tuhan, yang perlu kita ingat dan sadari ketika kita menghadapi dan mengalami pergumulan yang berat adalah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi- Nya. Itulah yang disampaikan oleh rasul Paulus dalam tulisannya kepada orang percaya di Roma (Rm. 8:28)

Manakala kita sedang diperhadapkan dengan berbagai-bagai pergumulan, tetapkanlah pilihan untuk tetap menjaga hati di hadapan Tuhan. Dengan sikap hati yang tak bersungut-sungut, tetap berpegang pada janji Tuhan yang teruji, tetap percaya penuh atas kebaikan dan kasih sayang-Nya yang melimpah dalam hidup kita, dan meyakini bahwa cara Tuhan adalah yang terbaik.

Langkah-langkah menghadapi pergumulan hidup :

1. Berdoa:

Doa adalah sarana komunikasi langsung dengan Tuhan. Melalui doa, curahkan segala kekhawatiran, ketakutan, dan beban yang dirasakan.

2. Membaca Alkitab:

Alkitab adalah sumber hikmat dan penghiburan. Renungkan firman Tuhan untuk mendapatkan perspektif baru dan kekuatan.

3. Berserah pada Rencana Tuhan:

Serahkan sepenuhnya hidup kepada Tuhan dan percayalah bahwa Dia memiliki rencana yang baik, meskipun kita tidak selalu mengerti.

4. Bergabung dalam Persekutuan/ Komunitas Iman:

Berbagi beban dan mencari dukungan dari sesama orang beriman dapat memberikan kekuatan dan semangat.

5. Bersyukur:

Ucapkan syukur atas segala hal, termasuk dalam pergumulan, karena Tuhan bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi-Nya.

Tuhan Yesus memberkati.


“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak”. (Mazmur 37:5).





Tuesday, 6 May 2025

Apakah Anda pernah merasa dijauhi orang lain atau dibenci ?
















"Orang-orang yang memusuhi aku besar jumlahnya, banyaklah orang-orang yang membenci aku tanpa sebab." ( Maz 38:19)
Apakah Anda pernah merasa dijauhi orang lain atau dibenci ?

    Apabila kita dibenci oleh karena perbuatan atau kesalahan kita sendiri, itu adalah risiko yang harus kita terima. Atau apabila kita dibenci orang karena hasutan pihak lain yang tidak bisa kita cegah, apa daya kita ?

Akan tetapi bagaimana bila seperti pemazmur, kita dibenci tanpa sebab? Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana cara kita untuk membela diri?

Kemanakah Anda menaruh harapan?

Apakah yang akan kita lakukan?

    Akankah kita menjauhkan diri dari cara hidup orang yang tidak takut akan Allah/ fasik/pencemooh, atau ..... sebaliknya, harus menggabungkan diri dengan mereka saja, karena sepertinya menyenangkan dan kebanyakan mereka justru orang-orang yang sukses dalam hidupnya ?

Faktanya, kita nggak bisa membuat semua orang selalu menyukai kita. Ujaran kebencian yang kita dapatkan dari komentar teman bisa membuat hati kita panas. Bahkan, meskipun kita berkali-kali mencoba untuk menghindarinya, tetap saja ada pikiran yang bikin kita nggak bisa berhenti memikirkannya. Tentu saja, sebagai orang percaya, kita diajarkan untuk mengasihi sesama, tidak terkecuali mereka yang tidak menyukai kita, bahkan cenderung membenci kita. Mereka ada di sekitar kita, sehingga nggak mungkin buat dihindari. Yesus sendiri punya banyak orang yang membencinya.

    Mari jangan tertipu oleh filsafat palsu dunia. Mari tetap melayani Allah dan mohon hikmat serta perkenananNya selalu. Ia akan memberikan segala berkat yang tidak berkesudahan, jika kita berteguh hati untuk selalu mencari wajahNya. Mungkin kadang kita akan dijauhi dan disalahpahami orang lain, namun Allah melihat segala yang kita lakukan dan pada akhirnya akan memberi upah atas setiap perbuatan baik dan benar yang kita lakukan di hadapanNya.

    satu- satunya yang bisa kita lakukan adalah berseru kepada Tuhan Allah dan memohon pertolongan-Nya.

    Saat kita dibenci tanpa sebab, serahkanlah diri kita pada kasih Tuhan dan percayakan kedamaian dan keselamatan hidup kita kepada-Nya.

 Karena Allah berfirman: “Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia.” (Ams. 16:7)

 dan

"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!"  (Roma 12:4)


"Tuhan Yesus memberkati"


Tuesday, 29 April 2025

Umpan Iblis

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan