Semua kisah tentu ada akhirnya. Ada yang berakhir dengan bahagia,
tetapi banyak juga yang berakhir sedih, bahkan tragis. Kalau kita
diminta untuk memilih, tentu kita akan memilih kisah yang berakhir
bahagia, apalagi kalau itu kisah hidup kita sendiri. Bahkan, ada
gurauan bahwa kalau bisa kita mengalami masa kecil yang indah, masa
muda yang nikmat dan bahagia, lalu di masa tua tinggal menikmati
kekayaan dan menunggu masuk surga. Tentu ini tidak realistis.
Hidup Daud dapat dikatakan sukses. Ia sukses menjadi raja yang kaya
raya dan penuh kemuliaan. Anaknya, Salomo raja yang akan terkenal
karena hikmatnya akan menggantikannya sebagai raja. Daud, raja
sekaligus prajurit sejati, wafat saat usianya sudah tua dan
meninggalkan banyak kesan: karyanya, hikmatnya, kesalehannya,
doa-doanya. Memang ada raja Israel lain yang lebih makmur dan lebih
lama memerintah daripada Daud, tetapi tak ada raja yang lebih saleh
darinya. Hingga ia bahkan dihubungkan dengan Mesias yang dijanjikan.
Ya, Yesus bahkan juga disebut sebagai Anak Daud.
Ketika kita kelak meninggalkan dunia ini, apakah yang kita ingin
agar diingat orang-orang mengenai kita? Keberhasilan atau kegagalan
kita? Apakah perjalanan hidup dan iman yang telah kita perjuangkan
bisa menjadi teladan bagi orang-orang yang kita tinggalkan? Kiranya
bukan sekadar akhir bahagia yang kita inginkan terjadi di hidup
kita, melainkan hidup yang telah selesai melaksanakan rancangan
Allah bagi kita. Bahwa melalui hidup kita, banyak orang dapat
merasakan kasih Tuhan. Melalui hidup kita, nama Kristus dimuliakan
--ENO
HIDUP YANG SUKSES BUKAN SEKADAR MEMENUHI CITA-CITA PRIBADI
MELAINKAN JUGA MEMENUHI CITA-CITA TUHAN MENCIPTAKAN KITA
1 Tawarikh 29:21-30
0 comments:
Post a Comment