Tuesday 8 November 2011

BERDIAM DIRI

Henry Weiss yang telah mengubah namanya menjadi Houdini, adalah
ahli meloloskan diri dari berbagai perangkap: tali, pintu sel,
borgol, dan sebagainya. Namun, suatu kali saat berada di penjara
kecil bernama British Isles, ia kesulitan mengutak-ngatik kunci sel
tersebut. Biasanya, dalam tiga puluh detik ia dapat membuka kunci
sel, tetapi kali ini tidak. Ia pun lelah, frustrasi, dan putus asa.
Maka, ia tak lagi berbuat apa-apa. Ia terdiam, lalu menyandarkan
diri ke pintu. Anehnya, pintu itu segera terbuka sebab ternyata
tidak terkunci! Ketika berdiam diri, ia justru menemukan
penyelesaian masalahnya.

Ini mungkin peristiwa langka. Namun, ia mengingatkan kita bahwa
dalam hidup yang penuh masalah ini, kita perlu punya waktu-waktu
khusus untuk berdiam diri khususnya di kaki Tuhan. Berdiam diri
membuat pikiran kita tenang, emosi kita terkendali, dan kita
mendapat hikmat Tuhan untuk mengatasi masalah. Sayangnya, kerap kali
kita tidak berdiam diri di kaki Tuhan saat masalah datang. Kita
malah memikirkan sendiri masalah yang sedang kita hadapi, dan sibuk
mencari cara untuk mengatasinya. Hasilnya, kita frustrasi dan putus
asa.

Jadi, mengapa kita tidak mencoba menyerahkan semuanya kepada Tuhan?
Ketika melakukannya, pemazmur mengalami bagaimana Tuhan bertindak.
Dan, ia bersaksi bahwa Allah itu "tempat perlindungan dan kekuatan,
sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti" (ayat 2). Jalan
keluar serta jawabannya barangkali di luar dugaan kita, bahkan
sangat berbeda dengan cara-cara yang sudah kita bayangkan. Jika Dia
terbukti dapat selalu menolong, mengapa kita menunda untuk duduk
diam di kaki-Nya? --PK

TUHAN TAK PERNAH KEKURANGAN CARA UNTUK MENOLONG KITA
JADI MENGAPA KITA TIDAK MENGANDALKAN DIA?

Mazmur 46:1-12

0 comments:

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.