Tuesday, 14 May 2013

“Pentakosta”


Pentakosta

 Pengertian nama “Pentakosta” sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari perkataan “Pentekoste” yang artinya hari yang kelima puluh. Karena itu pelaksanaan hari raya Pentakosta adalah dihitung 50 hari sejak hari raya Paskah. Umat Israel di Perjanjian Lama dan umat Kristen di Perjanjian Baru bersama-sama merayakan dengan sikap yang sangat khidmat kedua hari besar itu, yaitu hari raya Paskah dan Pentakosta. Pada satu segi umat Israel dan umat Kristen memiliki kesamaan teologis bahwa hari raya Paskah dan Pentakosta pada prinsipnya merupakan peringatan akan karya Allah di dalam sejarah umatNya. Namun tidak dapat disangkal dalam perjalanan sejarahnya muncul perbedaan teologis antara umat Israel dan umat Kristen.
Janji Pengutusan Roh Kudus.
Pada malam terakhir sebelum Yesus Kristus ditangkap dan kemudian disalibkan, Ia memberitahukan kepada murid-murid-Nya tentang kedatangan Roh Kudus sebagai suatu janji penyertaan.
( Di Yoh. 14:16) Tuhan Yesus berkata: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu”
(Yesus berkata:) "Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."
(Yesus berkata:) "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku."
(Yesus berkata:) "Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Sesudah Yesus bangkit dari kematian, Ia berkata lagi mengenai hal ini:
(Yesus berkata:) "Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."[6]
Sesaat sebelum Yesus naik ke sorga, Ia mengatakan sekali lagi:
(Yesus berkata:) "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Hari Pentakosta mengandung  tiga arti.
1.      (Perjanjian Lama), hari Pentakosta sebagai hari raya panen gandum, yang mengingatkan bahwa Allah telah memberikan berkat yang berlimpah kepada umatNya. Sebagai bukti pemeliharaan Allah kepada umat-Nya, di hari itulah umat bersyukur kepada Allah.
2.      (Perjanjian Lama): Pentakosta adalah hari  yang dirayakan untuk memperingati peristiwa turunnya Taurat yang diwahyukan oleh Allah kepada Musa di gunung Sinai.
3.      (Perjanjian Baru): hari Pentakosta adalah hari dicurahkannya Roh Kudus.
Umat Israel di Perjanjian Lama dan umat Kristiani di masa sekarang ini, sama-sama  mempersiapkan dan merayakan  baik Paskah mau pun Pentakosta secara khusus. Walaupun berbeda zaman, umat Israel Perjanjian Lama dan umat Kristiani Perjanjian Baru memiliki kesamaan ‘teologis’ bahwa hari Pentakosta pada intinya adalah sebagai “pencurahan” berkat-berkat Allah baik rohani mau pun jasmani bagi umatNya. Juga sebagai tanda bahwa Allah terus hadir dan menyertai perjalanan hidup umat yang dikasihiNya.
Pentakosta dalam Perjanjian Lama
Perayaan Pentakosta merujuk kepada beberapa hari penting dalam ibadah bangsa Israel, a.l:
Hari raya 7 minggu. (Ul. 16: 9-10)
Hari raya menuai. (Kel. 23: 16)
Hari raya hulu hasil. (Bil. 28: 26)
Inti dari perayaan-perayaan tersebut adalah untuk memperingati turunnya 10 perintah Tuhan, yaitu Taurat, kemudian juga untuk mengucap syukur atas pemeliharaan Tuhan, berupa tersedianya gandum hasil usaha mengolah ladang atau hasil panen.
Pentakosta pada zaman Perjanjian Lama mempunyai arti pencurahan berkat-berkat Allah dalam kehidupan bangsa Israel, yaitu:
a.       Berkat rohani, yaitu Firman Allah, yang kita kenal sebagai Kitab Taurat.
b.      Berkat jasmani, yaitu tersedianya makanan hasil usaha mengolah ladang, antara lain berupa buah bungaran dan gandum.
Pentakosta dalam Perjanjian Baru
Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa hari Pentakosta adalah analogi dari  kesinambungan dari karya keselamatan Allah yang telah dinyatakan kepada umat Israel sejak zaman dahulu. Hanya perbedaannya, keselamatan itu kini sudah hadir  dan dinyatakan didalam Kristus, dan terus dilanjutkan dengan dicurahkannya Roh Kudus untuk menyertai kehidupan umatNya di sepanjang zaman.
Bagi umat Kristiani, Pentakosta atau peristiwa dicurahkannya Roh Kudus, adalah juga sebagai  penggenapan nubuat Allah melalui nabi Yoel. (Yoel: 2: 28-32). Menurut Kamus Alkitab,  Roh Kudus adalah  sebagai pelaksana kehendak Allah di bumi, Ia yang melanjutkan dan menerapkan karya keselamatan Yesus.
Di dalam Roh Kudus, Kristus hadir untuk menyertai, memberi kekuatan dan hikmat kepada umat yang percaya; sehingga umat percaya dimampukan untuk hidup kudus dan bersaksi di tengah-tengah dunia ini. Sabda Yesus: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran ….” (Yoh. 14: 16-17)

SIAPAKAH ROH KUDUS?
Roh Kudus adalah
Suatu pribadi Allah. (Mat. 28: 19; 1 Yoh. 5: 7)
Roh Allah sendiri. (1 Ptr. 4: 14)
Tuhan Yesus.   (2 Kor. 3: 17-18)
Roh Yesus. (Kis. 16: 6-7)
Fungsi/jabatan Roh Kudus
Penolong. (Yoh. 14: 16
Penghibur. (Yoh. 16: 7)
Pemimpin. (Yoh. 16: 13)
Pengajar. (Yoh. 14: 26)
Lambang Roh Kudus
Seperti burung merpati. (Luk. 3: 22)
Seperti tiupan angin. (Kis. 2: 2)
Seperti lidah-lidah api. (Kis. 2:3)
Seperti air. (Yoh. 7: 37-39)

PENTAKOSTA: MENGAPA ROH KUDUS DICURAHKAN?
Bagi kepentingan Gereja:
Turunnya Roh Kudus atas gereja.
Menjadi komunitas orang percaya yang dipersatukan dan diperbaharui oleh  Roh Kudus.
Pada saat itulah persekutuan umat percaya mulai terbentuk. Jadi gereja Tuhan mulai hadir di atas muka bumi sejak pencurahan Roh Kudus yang terjadi pada hari Pentakosta.
Roh Kudus akan mengawal perjalanan gereja muda ini untuk memperluas misi Kerajaan Allah dan untuk mempersatukan umat dari berbagai bangsa dari seluruh dunia (bdk. Amanat Agung Yesus).
 Ingat bahwa pada saat Pentakosta, di Yerusalem berdiam berbagai suku bangsa, dari Yahudi, Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Asia, dst.
Bagi kepentingan umat: Tuhan menganugerahkan dan mencurahkan Roh Kudus agar umat percaya makin diteguhkan, dikuatkan dan dibimbing oleh Roh Kudus di tengah-tengah dunia iniyakni supaya :
  1. Supaya kita jangan menjadi yatim piatu, karena ditinggalkan Yesus naik ke Surga, tetapi Dia akan datang kembali. (Yoh. 14: 18). Banyak murid-murid berada dalam keadaan sedih dan ketakutan  karena saat Yesus wafat, mereka tidak punya pengharapan lagi. Dalam pikiran mereka, Tuhan yang mereka andalkan malah mati.  Tetapi sesuai dengan janji Yesus sendiri bahwa Dia akan pergi kepada Bapa dan memberi kepada kita seorang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus.
  2. Supaya bisa hidup berkemenangan. (Kis. 1: 8; Mrk. 16: 17-18, Ef. 6: 12, 17-18). Banyak juga umat pengikut Kristus hidup dalam keterpurukan dikarenakan menghadapi kebuntuan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Dengan dicurahkannya Roh Kudus, maka Yesus ingin agar kita memiliki iman yang mengalirkan kuasa untuk menang.
  3. Supaya berani mewartakan Injil dan bersaksi tentang Kristus. (Kis. 4: 31, Kis. 8: 25) Sebelum Yesus terangkat ke Surga, murid-murid (misalnya Petrus) sering bersembunyi, menghindar atau bahkan melarikan diri.
    Tetapi ketika Petrus mengalami pencurahan Roh Kudus, maka terjadi perubahan yang luar biasa. Petrus menjadi berani memberitakan Injil bahkan menempuh segala resikonya (diancam, dianiaya, dan dipenjara).
  4. Menjadikan umat yang diperbaharui. (Tit. 3: 5; Yoh. 4: 24). Banyak orang beranggapan bahwa manusia tidak bisa diubah. Segala sesuatu sudah dibentuk ‘dari sononya.’ Ini perbedaan yang mendasar dengan umat beriman, bahwa di dalam Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Kuncinya adalah percaya bahwa  saat Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang, maka bisa terjadi perubahan-perubahan yang signifikan dalam hidupnya.  Banyak sekali kisah-kisah kesaksian orang yang diubahkan hidupnya setelah mengalami Roh Kudus. Ada yang tadinya keras hati tidak percaya Tuhan, hidup dalam kebencian, tidak mau mengampuni, terikat oleh dosa, berpaling, kepada ilah-ilah lain, sekarang mereka diubah bahkan dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil.
  5. Membantu kita saat berdoa.  (Rm. 8: 26). Banyak orang yang salah tafsir, bahwa berdoa itu harus dengan untaian kata-kata yang indah dan panjang serta sangat lengkap. Tuhan tahu keterbatasan kita, bahwa tidak semua orang pandai berdoa. Tetapi dengan hadirnya Roh Kudus, Ia membantu kita dalam kelemahan kita,  dan menolong kita untuk menyampaikan keluh kesah kita kepada Allah.
  6. Supaya hidup dapat saling mengampuni, tidak menyimpan kepahitan. (Kis. 7: 54-60). Hidup di dalam komunitas kristiani dan saling melayani, tidak menjamin tidak timbul masalah dan konflik. Namun di dalam pertolongan Roh Kudus, kita bisa saling mengampuni.
  7. Supaya menghasilkan buah Roh. (Gal. 5: 22-23). Ukuran kedewasaan iman seseorang bukan diukur dari berapa usianya dan berapa lama ia mengenal atau bekerja melayani Tuhan. Tetapi patokannya adalah, apa yang dihasilkan orang tersebut saat sudah memiliki komitmen ikut dan melayani Tuhan . Apakah kasih, sukacita, damai sejahtera dll, ada dan kentara dalam relasinya dengan sesama?  Itulah buah yang harus dihasilkan ketika seseorang berjalan sebagai murid Tuhan Yesus.
Lalu apa itu karunia Roh Kudus.
Dalam Kitab Yesaya 11:2-3, tujuh karunia Roh Kudus adalah kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, rasa takut akan Allah, dan kesalehan -yaitu yang kesukaannya adalah takut akan Allah (lih. Yes 11:2-3). Empat dari karunia ini adalah karunia yang menyempurnakan akal budi, yaitu: kebijaksanaan, pengertian, nasihat dan pengenalan akan Allah. Pengertian memberikan kedalaman pemahaman akan kebenaran Allah dan ketiga hal lainnya  memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Karunia kebijaksanaan membantu kita menimbang hal-hal yang berkaitan dengan Allah; pengenalan akan Allah membantu kita menimbang ataupun menilai hal- hal sehubungan dengan ciptaan; nasihat mengarahkan tindakan kita. Sedangkan tiga dari karunia ini adalah karunia yang menopang keinginan (will)  dan indera (senses) kita untuk menginginkan segala yang baik. Kesempurnaan keinginan (will) ditopang dengan kesalehan,  membimbing kita dalam hubungan kita dengan Allah dan sesama. Sedangkan untuk menopang indera (senses),  Roh Kudus memberikan keperkasaan dan rasa takut akan Tuhan. Keperkasaan memberikan kekuatan sehingga kita tidak menghindar dari kesulitan untuk mencapai kesempurnaan rohani; sedangkan rasa takut akan Tuhan memampukan indera kita untuk mengusahakan hubungan yang seharusnya antara Tuhan Sang Pencipta dan kita ciptaan-Nya, serta membatasi keinginan kita akan hal-hal yang bersifat duniawi.

Tentang 7 karunia Roh Kudus
1.      Karunia takut akan Tuhan (fear of the Lord). Ada ketakutan yang baik dan ada ketakutan yang tidak baik. Ketakutan yang bersumber pada keduniaan atau penderitaan fisik di atas segalanya tidaklah baik. Ketakutan seperti ini adalah ketakutan kehilangan kenyamanan fisik dan kenikmatan dunia melebihi ketakutan akan kehilangan iman. Jika seseorang menganggap iman dan Gereja  sebagai penghalang baginya, ia siap meninggalkan iman maupun Gereja supaya kenyamanan akan hal-hal duniawi dapat dipertahankan olehnya. Ketakutan seperti ini bukanlah ketakutan yang baik, sebab bahkan dapat membawanya kepada penderitaan abadi di neraka, sebab ia rela meninggalkan iman akan Kristus yang sudah diketahuinya dapat membawanya kepada kehidupan kekal. Namun demikian, ada ketakutan yang baik, yaitu takut akan Tuhan (fear of the Lord). St. Teresa mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan obat bagi manusia untuk menghindari dosa, yaitu takut akan Tuhan dan kasih. Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya di neraka. Ketakutan seperti ini disebut “servile fear“. Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang untuk membawanya kepada pertobatan awal. Namun, bukankah Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan? (lih. 1Yoh 4:18) Ya, dengan bertumbuhnya iman, maka takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, yang didasarkan atas kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih (filial fear), seperti anak yang takut menyedihkan hati bapanya.
Karunia Roh Kudus ini menyadarkan bahwa satu-satunya yang memisahkan seseorang dari Tuhan adalah dosa. Oleh karena itu, manifestasi dari karunia ini adalah kesedihan karena dosa, yang diikuti dengan kebencian akan dosa. Orang yang membenci dosa tidak hanya menghindari dosa berat, namun juga ia tidak mau melakukan dosa ringan. Ia akan lari dari peluang dan kondisi yang dapat membuat dia berbuat dosa. Ia akan sadar bahwa meskipun ia sudah berusaha menghindari dosa, ia kerap tetap jatuh di dalam dosa, termasuk dosa ringan. Dengan demikian, ia menjadi sadar akan dirinya yang tidak berarti apa-apa, dan pada saat yang bersamaan ia sadar bahwa Tuhan adalah segalanya. Sikap seperti inilah yang  menuntunnya kepada kerendahan hati. Jika kita belajar dari kesalahan kita bahwa yang sering memisahkan diri kita dari Tuhan adalah godaan duniawi, maka kita belajar untuk membatasi diri dari kenikmatan duniawi. Inilah yang disebut sebagai kebajikan penguasaan diri (temperance). Marilah kita menilik ke dalam hati kita, sudahkah kita memiliki rasa takut akan Tuhan: sudahkah kita membenci dosa, dan berusaha untuk menjauhinya.
2.      Karunia keperkasaan (fortitude). Dalam kebajikan moral, kebajikan keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Karunia keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada kemampuan Tuhan. Inilah yang dikatakan oleh rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Fil 4:13). Juga, “Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31) Melalui karunia ini, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk yakin dan percaya akan kekuatan Allah. Allah dapat menggunakan kita yang terbatas dalam banyak hal untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan dan agar tidak ada yang bermegah di hadapan-Nya (lih. 1Kor 1:27-29).
Orang yang dipenuhi dengan karunia keperkasaan bukannya tidak pernah merasa takut, namun mereka dapat mengatasi ketakutannya karena mereka percaya pada Allah yang dapat melakukan segalanya. Bunda Teresa yang berani melaksanakan kehendak Allah untuk melayani orang-orang yang miskin di tengah-tengah pelayanannya sebagai biarawati yang menjadi guru adalah contoh bagaimana karunia keperkasaan menjadi nyata. Dan dalam derajat yang sempurna, karunia Roh Kudus ini dinyatakan oleh para martir. Namun, apakah dalam kehidupan sehari-hari kita tidak menjalankan karunia ini?
Dalam keseharian kita, kita juga dituntut untuk mati terhadap keinginan diri sendiri, dan berjuang dalam kekudusan. Dan orang yang secara sadar berjuang dalam kekudusan akan merasakan bahwa ini adalah tantangan yang sungguh berat. Keinginan dan perjuangan untuk hidup dalam kekudusan adalah karunia Roh Kudus. Roh Kudus memberikan kekuatan sehingga dapat memberikan keberanian untuk terus melakukan karya kerasulan walaupun ada banyak kekurangan, keberanian untuk menanggung sakit penyakit dan penderitaan, keberanian untuk mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri, ataupun keberanian untuk mewartakan Kristus dan Gereja-Nya di tengah-tengah dunia yang dipenuhi dengan pandangan relativisme dan keacuhan terhadap hal- hal rohani.
3.     Karunia kesalehan (piety). Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti anak dengan bapa; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah – yang diwujudkan dengan agama (religion) – dan keadilan kepada sesama. Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, yang dapat berseru “Abba, Bapa!” (lih. Rom 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, seseorang dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik. Dalam doa, orang ini menaruh kepercayaan yang besar kepada Allah, karena percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik, sama seperti seorang bapa akan memberikan yang terbaik bagi anak- anaknya.
4.     Karunia nasihat (Counsel). Mazmur 32:8 menuliskan, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.” Roh Kudus inilah yang menunjukkan jalan kepada kita melalui karunia nasihat. Karunia adi kodrati ini adalah karunia yang memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia ini menerangi kebajikan kebijaksanaan (prudence), yang dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu. Dengan demikian, karunia adi kodrati ini senantiasa menerangi jalan orang- orang yang dengan sungguh- sungguh mendengarkan Roh Kudus.
Yang terpenting sehubungan dengan karunia nasihat adalah kesediaan dan kerjasama kita dalam menjalankan dorongan Roh Kudus. Kita tidak boleh menempatkan penghalang sehingga Roh Kudus tidak dapat bekerja secara bebas. Penghalang karunia Roh Kudus ini dapat berasal dari diri kita sendiri, seperti keterikatan pada pertimbangan kita sendiri, tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, dan juga kurangnya kerendahan hati.
Dengan terus membiarkan Roh Kudus memimpin  jalan kita secara bebas, kita terus dimurnikan oleh Roh Kudus, sehingga lama kelamaan, kita mempunyai intuisi akan jalan mana yang harus diambil sesuai dengan apa yang diinginkan Allah. Karunia ini diperlukan bagi orang-orang yang memberikan bimbingan rohani, sehingga mereka dapat memberikan petunjuk sesuai dengan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.
5.     Karunia pengenalan (knowledge). Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Penciptanya. Kebijaksanaan 13:1-3 menggambarkan karunia ini dengan indahnya: “
1)      Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya.
2)      Sebaliknya, mereka mengganggap sebagai allah yang menguasai jagat raya ialah api atau angin ataupun udara kencang, lagipula lingkaran bintang-bintang atau air yang bergelora ataupun penerang-penerang yang ada di langit.
3)      Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya.” Dengan kata lain, karunia ini memberikan kedalaman makna dari ciptaan dan menunjuk kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan.
Dengan karunia ini, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari dan mengangkat ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan kekudusan. Ini berarti semua profesi harus dilakukan dengan jujur dapat menjadi cara untuk bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal  di dunia ini apat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai masing-masing ciptaan-Nya.
6.     Karunia pengertian (understanding). Karunia pengertian adalah adalah karunia yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteri iman. Ini adalah seumpama sinar yang menerangi akal budi kita, sehingga kita dapat mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan dia menuliskan, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.” (Mzm 119:34). Karunia ini memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita, yaitu Surga.  Kejelasan akan misteri iman, menguak tujuan akhir dari umat manusia, yaitu Surga. Oleh karena itu, karunia ini memberikan gambaran yang jelas akan tujuan akhir kita, sehingga apapun yang kita lakukan akan mengarah pada tujuan akhir ini.
7.     Karunia kebijaksanaan (wisdom). Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Karunia ini berhubungan erat dengan kasih. Karunia ini bukan hanya merupakan pengetahuan belaka, namun merupakan satu pengalaman ilahi yang didapat melalui kasih. Roh Kudus mengisi jiwa orang- orang yang sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Seseorang dapat menjelaskan tentang rasa buah durian dengan berbagai macam kata dan susunan kalimat. Namun, tidak ada yang dapat menjelaskan dengan baik rasa buah durian selain dengan mencobanya sendiri. Atau sama seperti seorang ibu yang mengenal anaknya bukan dari buku, namun dari kasihnya kepada anaknya. Demikian juga, karunia ini akan menjadi semakin dalam sesuai dengan besarnya kasih yang dinyatakan oleh mereka yang menerimanya, kepada Tuhan. Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa lebih baik hanya mengetahui sesuatu yang lebih rendah dari kita daripada mencintainya, tapi adalah lebih baik mencintai sesuatu yang lebih tinggi dari kita daripada hanya mengenalnya. Karena Tuhan lebih tinggi secara tak terbatas dari diri kita, maka adalah lebih baik kita mendapatkan pengetahuan akan Tuhan dengan cara mengasihi-Nya secara tak terbatas. Dengan demikian, seseorang dapat mengalami kemanisan akan Tuhan.
Karena karunia kebijaksanaan ini memungkinkan seseorang melihat dari kacamata Tuhan, maka orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai perspektif yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupan dengan baik tanpa adanya kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam penderitaan. Semua yang terjadi dilihat secara jelas dalam kaitannya dengan Tuhan. Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terfokus kepada Tuhan. Karunia ini membuat seseorang menjadi refleksi akan Kristus, seperti yang dituliskan oleh Paulus “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (1Kor 3:8).
Tuhan Yesus Memberkati, Amin.

Friday, 10 May 2013

K A S I H

K A S I H


1 Korintus 13:1-13 adalah bentuk syair nyanyian yang terkenal yang memuji-muji kasih adalah hal "yang paling besar, paling kuat, paling dalam" yang pernah ditulis Rasul Paulus. Nyanyian ini memiliki keindahan sastra dan irama. Kasih ('agapê') adalah kata yang khas dipakai oleh umat Kristiani. Dalam Roma 5:8 Paulus telah memberikan suatu pengertian :
Roma 5:8
LAI TB, Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
1 Yohanes 4:8,16
4:8 LAI TB, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:16 LAI TB, Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Mengapakah kasih itu begitu penting dan begitu hebat? Karena kasih itu adalah karakter dasar Allah. Allah tidak mungkin dipisahkan dari sifat utama-Nya ini. Oleh karena kasih-Nya itulah segala sesuatu diciptakan, segala sesuatu dipelihara, segala sesuatu diperintah dengan seksama, manusia diselamatkan dan dibaharui. Tidak ada Allah yang tanpa kasih dan tidak ada kasih tanpa Allah. Dan kasih Allah itu tidak terukur. Oleh karena itu Pemazmur berkata: “Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!”(Maz 117:1,2)
Kasih Allah disebut kasih agape yaitu kasih pengorbanan. Kasih yang hanya untuk mengasihi dan tidak menuntut balas. Secara asali kasih agape itu hanya dimiliki oleh Allah sendiri. Tetapi kepada orang percaya kasih itu dikaruniakan, sehingga dengan pertolongan Roh Kudus orang percaya sanggup untuk melakukannya. Dunia memiliki keempat kasih yang terdahulu, tetapi dengan kasih agape. Orang percaya yang lahir baru akan hidup berdasarkan kasih agape.

1. Kesia-siaan Karunia-karunia Roh yang Tanpa Kasih :
1 Korintus 13:1-3
13:1 LAI TB, Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
NKJV, Though I speak with the tongues of men and of angels, but have not love, I have become sounding brass or a clanging cymbal.
13:2 LAI TB, Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
NKJV, And though I have the gift of prophecy, and understand all mysteries and all knowledge, and though I have all faith, so that I could remove mountains, but have not love, I am nothing.
13:3 LAI TB, Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
NKJV, And though I bestow all my goods to feed the poor, and though I give my body to be burned, but have not love, it profits me nothing.
Karunia-karunia Roh tanpa kasih, adalah tidak berguna (sia-sia). Kita tentu memahami ini sebagai kenyataan mutlak dari kesia-siaan. Semua bahasa lidah, ucapan kenabian (nubuat), iman yang menghasilkan mujizat, bahkan pengorbanan diri mereka adalah hampa jika tanpa kasih menyertainya.
Seorang boleh berkata-kata dalam bahasa manusia yang normal, atau bahasa malaikat, namun jika tanpa kasih, hal tersebut dikecam sebagai kegaduhan saja yang mengacaukan, dan tanpa faedah. Bagaikan gong yang berkumandang dan bagaikan canang (cymbal) yang gemerincing yang biasa ada dalam kuil-kuil Dionisus dan Sibele di Korintus. Dalam ibadah kafir, alat-alat musik ini memerankan peranan penting, dan Paulus memberikan contoh ini untuk menggambarkan perlunya komunikasi yang jelas dan menguntungkan pendengarnya.

Dalam hal ini Paulus tidak menentang bahasa lidah (atau yang dikenal dengan istilah bahasa roh), juga tidak menentang adanya music dalam suatu ibadah, tetapi menasehatkan agar semuanya dilakukan dengan kasih. Karena semua nyanyian dan music yang indah hanyalah suara-suara yang hampa kecuali bila dinaikkan dalam pujian kepada Allah dengan penuh kasih.
Seseorang bahkan bisa saja mempunyai karunia yang lebih unggul, berupa nubuat yang memungkinkan seseorang memahami 'segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan', dan memiliki iman yang menghasilkan mujizat, bagaimanapun pentingnya dan menggiurkan namun semuanya itu tidak berguna dan tidak berharga jika tanpa kasih.
Ayat 3 menulis : Memberi derma bahkan kemartiran/ pengorbanan yang luar biasa dan mengharukan, dan pameran kemurahan hati, tidak ada artinya jika tanpa kasih. Karena tanpa kasih hal-hal tersebut tidak lebih daripada usaha untuk memperoleh pujian manusia. Tuhan Yesus mempunyai kata yang tajam untuk mereka yang menyombongkan amal mereka di depan umum, sbb.:
Matius 6:1-4
6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Dari semua derma dan pengorbanan, entah apapun keuntungan jasmaniah yang dapat dituai daripadanya, jika tanpa dorongan kasih, tidak ada faedah yang dapat diperhitungkan pada hari penghakiman. Penjabaran ini diperjelas lagi dalam penutupan suratnya "Lakukan segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14). Dan dalam bagian lain ia juga menasehatkan "Layanilah seorang akan yang lain dalam kasih" (Galatia 5:13; Roma 12:8-10).

2. Sifat-sifat Kasih :
1 Korintus 13:4-7
13:4 LAI TB, Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
NKJV, Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade itself, is not puffed up;

KASIH ITU SABAR
Kasih (artinya orang yang dipenuhi dan dimotivasi oleh kasih) itu sabar atau tahan menderita. Ia menghadapi dengan tabah kesalahan dan penghinaan orang lain, bahkan juga orang-orang yang malas dan tawar hati dan lemah (1 Tesalonika 5:14). Kasih tidak cepat marah.
Kesabaran ditandai dengan sikap penuh pengertian, tidak mudah marah, tidak mudah patah hati, tidak mudah menyerang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah putus asa, tidak mudah menjadi sakit hati, bersikap tenang, tabah menghadapi segala perkara, tahan terhadap pencobaan, tidak terburu nafsu. Kasih memampukan kita untuk bersabar terlebih saat disalahi, dikritik, atau diabaikan. Kasih sabar menunggu untuk melihat efek baik dari kesabaran itu sendiri.
“Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.”(Ams 14:29)
“Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.”(Ams 15:29)
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”(Ams 16:32)

KASIH ITU MURAH HATI
Murah hati adalah cara untuk melakukan perbuatan baik. Kemurahan hati ditandai dengan suka/mudah memberi, tidak pelit, penyayang dan pengasih, suka menolong, baik hati, tidak jual mahal, suka memberi penghargaan disertai dengan penampilan yang simpatik.
Perhatikanlah pernyataan Tuhan Yesus ini: “Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”(Mat 5:2-5)

KASIH ITU TIDAK CEMBURU
Kasih tidak cemburu (bandingkan dengan 1 Korintus 12:26, 31a). Ia dengan sukacita mengakui sukses dan prestasi orang lain, ia bahkan bersuka-cita ketika orang lain memperlihatkan bukti bahwa mereka memiliki karunia-karunia 'yang lebih tinggi.
Ada dua istilah untuk cemburu, yaitu “jealous” dan “envious”. Jealous adalah cemburu yang beralasan, yaitu cemburu karena yang bersangkutan memiliki hak untuk cemburu. Misalnya cemburu kepada suami atau kepada isterinya sendiri. Envious adalah cemburu yang tidak beralasan, karena tidak punya hak untuk cemburu. Misalnya mencemburui suami/isteri orang atau orang lain sama sekali. Jealous adalah tindakan wajar dan layak, tetapi envious tidak boleh dilakukan.
Secara luas envy bisa berkembang kepada masalah-masalah sosial. Misalnya cemburu kepada keberuntungan dan keberhasilan sesama. Bisa berkembang juga ke masalah-masalah moral. Misalnya cemburu ketika sesamanya lebih baik, lebih disukai orang, dsb. Perhatikan pengajaran Tuhan Yesus dalam Mat 20 Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur. Pekerja yang datang lebih dahulu cemburu kepada pekerja yang datang kemudian karena upah yang mereka terima sama. Kecemburuan itu meluas kepada pemilik kebun anggur karena kemurahan hatinya dengan memberi upah yang sama kepada pekerja-pekerjanya itu.
Kasih agape tidak pernah merasa tersaingi. Tidak merasa iri terhadap kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, bahkan turut bangga dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki mereka demi kemuliaan Allah.
“Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.”(Ayb 5:2)
“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.”(Ams 14:30)

KASIH ITU RENDAH HATI
Kasih agape tidak membanggakan diri sendiri, tidak berusaha untuk menonjolkan dan menyombongkan diri dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Tidak juga menganggap diri lebih tinggi/lebih berharga daripada orang lain. Tidak mengandalkan kekuatan sendiri dan membesar-besarkan kelemahan orang lain.
Perhatikan doa orang Farisi ini: “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.”(Luk 18:11,12)
“Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.”(Luk 18:13)
Tuhan Yesus bersabda: “Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."(Luk 18:14)

KASIH ITU TIDAK SOMBONG
Di pihak lain ia tidak memegahkan diri; kasih tidak bertindak seperti seorang pongah yang menceritakan diri sendiri ketika keberhasilan datang. Ia tidak sombong (1 Korintus 8:1) dan penuh kepongahan yang bodoh (bandingkan Matius 26:33, Yohanes 21:17).
Kesombongan adalah tanda bahwa seseorang mempunyai penilaian yang palsu tentang dirinya sendiri yang suka membuat perbandingan-perbandingan palsu dan tidak berdasarkan kasih antara dirinya dengan orang lain – sudah tentu, selalu dengan akibat bahwa orang lain direndahkan
Kasih agape tidak menghargai diri sendiri secara berlebihan, tidak congkak, tidak pongah, tapi penuh kerendahan hati. Kasih agape mau mengakui kelemahan diri sendiri dan mau mengakui bahwa dirinya membutuhkan orang lain, mau dan mampu menerima/memuji kelebihan orang lain.
Sikap keliru telah dilakukan oleh Rehabeam. Pada saat Salomo, ayahnya, mangkat, rakyat mohon kepadanya agar beban mereka diringankan. Tetapi dengan keangkuhannya dia menjawab:“Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku! Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi."(1 Raja 12:10,11)
“Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu.”(Yes 2:11,17)
13:5 LAI TB, Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
NKJV, does not behave rudely, does not seek its own, is not provoked, thinks no evil;
TR, ουκ ασχημονει ου ζητει τα εαυτης ου παροξυνεται ου λογιζεται το κακον

KASIH ITU SOPAN
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan, artinya tidak bertindak dengan tidak hormat terhadap orang lain. Ciri-ciri orang Kristen yang penuh kasih adalah bahwa ia selalu mengutamakan kepentingan orang lain, dan bukan berusaha mencari keuntungan diri sendiri (Filipi 2:,4; Roma 12:3,10).
Kasih agape mau menghormati dan menghargai orang lain. Kasih agape dapat menempatkan diri pada posisi yang seharusnya. Kasih tidak melakukan hal-hal yang melanggar etika maupun perbuatan-perbuatan amoral (biadab), tahu adat dan berkelakuan baik. Kasih agape penuh dengan kelemah-lembutan dan menjaga kehormatan orang lain.
Perhatikan kelakuan Amnon terhadap Tamar. Sebagai kakak semestinya Amnon melindungi dan menjaga kehormatan Tamar, adiknya. Tetapi tidak demikian kenyataannya. Amnon merusak kesucian Tamar dengan memperkosanya.(2 Sam 13)
Firman TUHAN menasihatkan: “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.”(Roma 13:13)
“Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.”(1 Kor 14:40)

KASIH ITU TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN SENDIRI
Jadi, kasih tidak memaksakan kehendaknya sendiri apabila terjadi perdebatan atau tabrakan kepentingan. Kasih tidak mencari keuntungannya sendiri melainkan kebaikan sesama (1 Korintus 10:24,33). Bahkan bila seseorang memiliki "pengetahuan", dan yakin akan kemerdekaannya untuk pertindak dalam cara tertentu, kesejahteraan sesamanya akan lebih diutamakan (1 Korintus 8:7-13).
Kasih agape tidak mengekploitasi orang lain untuk kepentingan diri sendiri, tidak mengejar kepentingan dan kepuasan diri sendiri, tidak mengorbankan orang lain,, tidak berharap akan imbalan, tidak menjual nama baik untuk mencari keuntungan pribadi. Kasih agape berusaha senantiasa menjadi sahabat yang menyenangkan untuk semua orang bagi kemuliaan-Nya.
Ingatkah Saudara tentang Yudas, si Bendahara korup itu? (Yoh 12:6) Atau kebohongan Ananias dan Safira? (Kis 5) Janganlah kita berbuat seperti mereka. Perhatikan ayat ini: “Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.”(1 Kor 10:24)

KASIH ITU TIDAK PEMARAH
Kasih itu tidak pemarah atau mudah tersinggung, tidak mudah dibangkitkan amarahnya atau merasa disakiti oleh orang lain memaksakan kehendaknya atau bersikeras bahwa mereka selalu benar.
Kasih agape sangggup mengendalikan diri dan menanggung segala sesuatu yang menyakitkan dengan kepala dingin dan lapang dada. Tidak mudah bereaksi negatip terhadap kesalahan, dapat mengerti dan menerima kekecewaan tanpa harus sakit hati. Jika terpaksa harus marah maka tidak sampai mengumpat, mengutuk, menyumpahi dan tidak terus-menerus marah sampai matahari tenggelam.
Marah memang tidak dilarang oleh TUHAN, tetapi disarankan untuk marah dengan kasih. Perhatikan pernyataan firman ini: “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.”(Maz 4:5) Atau “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”(Ef 4:26) Tetapi belakangan firman TUHAN katakan: “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.”(Kol 3:8)

KASIH TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN
Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain, ia tidak mencatat semua keburukan yang dikatakan atau bila dilakukan terhadap dirinya. Ia jelas tidak berusaha membalas dendam
Kasih agape tidak mudah mendendam dan menjadi kepahitan. Mudah mengam-puni dan melupakan kesalahan. Ia lebih suka menyampaikan segala sesuatu dengan jujur dan benar sekalipun menyakitkan daripada sesuatu yang menyenangkan tetapi meracuni. Ia mudah berbaikan dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan di masa lalu.
TUHAN tidak membenarkan kita menyimpan kesalahan orang lain, sekalipun mungkin kita benar. Sebab dengan menyimpan kesalahan orang lain, persoalan bisa berkembang menjadi lebih serius. Suatu contoh buruk kita dapati pada kisah pembantaian penduduk Sikhem oleh anak-anak Yakub.
Pembantaian itu berakar pada persoalan pemerkosaan Dina oleh Sikhem, anak Hemor, raja negeri itu di mana Yakub dan anak-anaknya tinggal. Sebenarnya Sikhem dan ayahnya sudah berdamai, tetapi oleh karena dendam yang membara, maka hal itu berakhir dengan pembantaian habis-habisan.(Kej 34)
“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”(Mat 5:23,24)
13:6 LAI TB, Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
NKJV, does not rejoice in iniquity, but rejoices in the truth;

KASIH ITU ADIL
Kasih agape penuh empati terhadap kemalangan orang lain. Kasih agape tidak menekan atau menyetujui perbuatan yang melanggar firman TUHAN dan hukum, sehingga membuat orang lain menderita.
Sungguh merupakan perbuatan yang memprihatinkan apa yang telah diperbuat oleh Izebel terhadap Nabot (1 Raja 21). Orang benar itu harus meninggal karena ketidakadilannya. Demikian juga dengan penyaliban Tuhan Yesus. Betapa sukacitanya orang-orang Farisi dapat menyalibkan Tuhan Yesus, sekalipun mereka tidak mempunyai alasan untuk berbuat demikian.
Untuk itu firman Allah memperingatkan: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.”(1 Tim 6:11)
13:7 LAI TB, Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
NKJV, bears all things, believes all things, hopes all things, endures all things.

KASIH MENUTUPI SEGALA SESUATU
Kasih agape tidak menjatuhkan dan mencemooh kelemahan atau kegagalan orang lain, tetapi menjaga kehormatan sesama dengan penuh pengertian. Kasih agape tidak akan pernah membuka aib siapapun, sekalipun harus menanggung rugi semuanya bagi puji hormat kemuliaan-Nya.
Suatu lukisan indah telah digambarkan oleh Bapa yang baik (Luk 15). Ketika si Anak bungsu bertobat dari dosa-dosanya dan memohon pengampunan, si Ayah tidak pernah mengungkit-ungkit kesalahan anaknya. Tidak menanggapi sama sekali segala ucapan permohonan maaf yang disampaikan oleh anaknya, tetapi dengan segera dia memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk mengadakan pesta menyambut kedatangan anaknya.
Perhatikanlah pernyataannya ini: “Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.”(Luk 15:21,22)

KASIH ITU PERCAYA SEGALA SESUATU
Kasih agape mengatasi segala kecurigaan, kebimbangan atau ketidakpercayaan. Kasih agape memilih percaya segala yang baik dari orang lain dan menerima mereka apa adanya. Perhatikan firman ini: “Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Jangan-lah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu.”(Ams 3:29,30)

KASIH ITU MENGHARAPKAN SEGALA SESUATU
Kasih agape selalu optimis bahwa hari depan akan lebih baik daripada hari ini. Kasih agape tidak pernah menyerah dan putus asa. Kasih agape akan selalu berjuang untuk meraih yang terbaik, untuk kebahagiaan bersama dengan TUHAN dan sesamanya. Mereka tidak dihantui ketakutan dan kecemasan. Kata-kata iman mewarnai suasana kehidupan sehari-hari. Halangan dan rintangan, susah payah dan sakit-penyakit tidak pernah menyurutkan cita-cita yang luhur dan mulia.
Pengharapan senantiasa berbicara tentang sesuatu yang baik di masa yang akan datang. Seorang percaya tidak bisa hidup sendiri, tetapi selalu memerlukan sesamanya. Apakah yang kita harapkan dari sesama kita? Yang baik, bukan? Sebagaimana kita menghadapkan segala sesuatu yang baik dari sesama kita, hendaklah kita melakukannya terlebih dahulu untuk mereka. Apabila kita sudah melakukan apa yang baik bagi sesama kita, maka percayalah bahwa sesuatu yang baik pun akan datang kepada kita.
“Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”(Kol 1:23)
“Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.”(Ibr 6:20)

KASIH ITU SABAR MENANGGUNG SEGALA SESUATU
Kasih agape berpegang teguh pada komitmen. Kasih mula-mula tak akan pernah surut dengan banyaknya persoalan. Kasih tetap menjaga sukacita dalam badai penderitaan dan kesukaran. Kasih menjaga kemurnian dalam pencobaan dan tetap tegar bertahan dalam ujian. Kasih semakin berakar kuat di dalam TUHAN di tengah tantangan kehidupan.
Perhatikanlah betapa banyak beban yang ditanggung oleh Daud karena kasihnya kepada Saul. Sebelum menjadi raja Saul pernah duakali melempar lembing kepadanya, memburunya di padang belantara, menjebaknya dengan meminta mas kawin 100 kulit khatan orang Filistin, dsb, tetapi Daud tidak mengenal putus asa dan tetap mengasihi Saul. Hal itu terbukti dengan bagaimana Daud meratapi kematian Saul dan menghukum orang yang mengaku membunuhnya (1 Sam 18-26;2 Sam 1)
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”(Roma 5:3-5)
“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.”(Yak 1:2-4)

3. Keabadian Kasih :
1 Korintus 13:8
LAI TB, Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
NKJV, Love never fails. But whether there are prophecies, they will fail; whether there are tongues, they will cease; whether there is knowledge, it will vanish away.

KASIH ITU TIDAK BERKESUDAHAN
Kasih agape tidak pernah menjadi pudar karena waktu, usia, sakit-penyakit, kesukaran maupun tantangan. Kasih tidak pernah berhenti berharap, tidak pernah memilih yang buruk sebagai penyelesaian masalah. Kasih agape selalu menjaga eratnya dan indahnya persahabatan.
Kasih tidak berkesudahan, harfiah : kasih tidak akan menghilang/ tidak pernah roboh. Ia bersifat abadi (1 Yohanes 4:16). Kasih tidak sama dengan karunia-karunia yang diperuntukkan untuk kehidupan sekarang. Nubuat, bahasa lidah, pengetahuan mempunyai batas, tetapi kasih tidak. Kasih yang sungguh-sungguh akan bertahan dalam ujian waktu dalam hubungan manusia. Karena "kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan" (Kolose 3:14) ; Kasih adalah perekat ilahi dan tanpa kasih, kesatuan umat Allah akan berantakan. Kasih adalah bagian dari kekekalan, kasih akan bertahan jauh melebihi segala sesuatu yang memiliki keabsahan dan kedudukan penting di dunia ini.
Paulus akan membandingkan karunia kenabian dan bahasa lidah dalam pasal 14 untuk menunjukkan keunggulan nubuat. Namun dalam bab ini ia memberikan pendahuluan bahwa kasih bersifat kekal. Demikian ia memusatkan perhatian untuk sementara pada karunia-karunia roh dan pengetahuan, yang akan berkurang kepentingannya dibandingkan dengan kasih.
Nubuat akan berakhir, waktunya akan tiba ketika orang-orang tidak membutuhkan penghiburan, kitab suci tidak lagi perlu dijelaskan, ketika tidak ada lagi masa depan tersembunyi yang harus disingkapkan. Bahasa lidah juga akan berhenti; cara bersekutu yang 'misterius' dengan Allah ini (1 Korintus 14:2) akan menjadi kuno ketika umatNya dapat berbicara kepadaNya secara langsung, dengan bertatapan muka dengan muka (ayat 12).

4. Kasih Menyempurnakan :
1 Korintus 13:9-12
13:9 LAI TB, Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
NKJV, For we know in part and we prophesy in part.
13:10 LAI TB, Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
NKJV, But when that which is perfect has come, then that which is in part will be done away.
13:11 LAI TB, Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
NKJV, When I was a child, I spoke as a child, I understood as a child, I thought as a child; but when I became a man, I put away childish things.
13:12 LAI TB, Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
NKJV, For now we see in a mirror, dimly, but then face to face. Now I know in part, but then I shall know just as I also am known.
Segala sesuatu akan diubah jika yang sempurna tiba. Lalu segala sesuatu yang tidak sempurna itu akan lenyap, bahkan karunia bahasa lidah yang digemari orang Korintus (juga dalam denominasi tertentu sekarang ini).
Yang sempurna menyisihkan yang kurang sempurna dengan memenuhinya. Kasih menyempurnakan pengetahuan yang tidak sempurna. Kasih menyempurnakan pengetahuan, yang tidak sempurna. Kehidupan ini tidak ada yang sempurna (Filipi 3:12), maka harus ada pertumbuhan didalam kedewasaan Kristen seperti halnya seorang anak berkembang dari kanak-kanak hingga dewasa. "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak" (ayat 11) ; suara bayi digantikan oleh bibir yang terbata-bata lalu muncullah potongan-potongan kata dan frasa (bicara kanak-kanak), hingga akhirnya kemampuan bicara dikuasai. Paulus nyaris tidak memaksudkan bahwa bahasa lidah adalah sejenis bahasa bayi; tetapi, karena ia belum menyebutkan bahasa lidahdalam ayat 9 sebagai sebuah karunia yang tidak sempurna, ia mungkin menunjuk secara tidak langsung pada kenyataan bahwa bahasa lidah (atau yang sering disebut bahasa roh) adalah bagian dari masa kanak-kanak Kristen dan bukan masa dewasa. Dengan memberi tekanan kepada bahasa lidah dan kurang menghargai kasih, dari sikap jemaat di Korintus ini menampakkan sifat yang belum dewasa.
Setiap orang lebih dahulu "berpikir seperti kanak-kanak" dalam cara sederhana dan tidak rumit. Seorang dewasa terlebih dahulu memiliki sifat kanak-kanak itu; ia mempunyai persepsi yang terbatas tentang realitas, kurang dapat menilai yang sesungguhnya, ia hanya dapat melihat sebatas dunianya yang kecil. Kedewasaan berarti berakhirnya masa kanak-kanak.
Bahkan, pengetahuan yang paling jelas adalah seperti bayang-bayang dibandingkan dengan kasih yang melihat dari muka ke muka. Orang-orang Korintus mengejar pengetahuan. Paulus mengatakan bahwa ini merupakan tanda ketidak-dewasaan mereka. Jika pengetahuan ini berkembang dalam hikmat Kristen. Dalam hikmat ini orang Kristen akan belajar menyingkirkan cara kekanakan dan mengejar kasih sebagai hikmat yang paling tinggi, karena keutamaan yang paling besar dan sempurna adalah kasih.

Keluaran 33:11
LAI TB, Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
NKJV, So the LORD spoke to Moses face to face, as a man speaks to his friend. And he would return to the camp, but his servant Joshua the son of Nun, a young man, did not depart from the tabernacle.

Keluaran 33: 18-23
33:17 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."
33:18 Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."
33:19 Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
33:20 Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."
33:21 Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu;
33:22 apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
33:23 Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

Musa mendapat kesempatan memandang belakang Allah merupakan bukti keterbatasan dan sekaligus bukti keakraban Musa dengan Allah. Namun dengan jelas Allah menyatakan bahwa Musa tidak akan tahan melihat wajahNya, sebab Musa akan mati jika melihat wajahNya (ayat 20). Hal ini dikenal dengan istilah "theofani", kehadiran kemuliaan Allah, penyataan secara kelihatan dan secara supra alamiah keagungan Allah yang tertinggi dan yang tiada taranya. Istilah "theofani" ini juga bisa kita mengerti bahwa manusia dalam persekutuannya yang paling erat sekalipun dengan Allah, belum dapat melihat Allah sesungguhnya, dan baru belihat "pantulan cermin". Tetapi, akan tiba waktunya akan datang ketika kita berjumpa dengan Allah "muka dengan muka". Didalam hidup di dunia ini, pernyataan-pernyatan Allah dinyatakan dengan "pantulan" (yang belum sempurna), kita terbatas mengenal hal yang belum sempurna, dan kita akan mengenal dengan sempurna. Pengertian sekarang ini seperti melihat dalam cermin yang tidak sempurna (bandingkan dengan 2 Korintus 5:7) tetapi nanti, dalam hidup sesudah ini, kita akan melihat muka dengan muka :

1 Yohanes 3:2
LAI TB, Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
NKJV, Beloved, now we are children of God; and it has not yet been revealed what we shall be, but we know that when He is revealed, we shall be like Him, for we shall see Him as He is.
Demikian jugalah halnya dengan pengenalan : sekarang sebagian (tidak sempurna); nanti sepenuhnya (sempurna seperti pengenalan Allah akan orang Kristen sekarang ini sudah sempurna). Satu-satunya pengenalan yang pasti ialah bahwa Allah didalam kasihNya telah memilih kita untuk kekekalan; bahwa Allah Sang Gembala yang baik itu mengenali domba-dombaNya, itulah yang terpenting (Yohanes 10:14).


5. Iman, Pengharapan dan Kasih; Yang Terbesar ialah Kasih

1 Korintus 13:13
LAI TB, Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
NKJV, And now abide faith, hope, love, these three; but the greatest of these is love.
TR, νυνι δε μενει πιστις ελπις αγαπη τα τρια ταυτα μειζων δε τουτων η αγαπη
Translit. interlinear, nuni {sekarang} de {tetapi} menei {tetap ada/ tinggal} pistis {(yaitu) iman} elpis {harapan} agapê {kasih} ta tria {tiga} tauta {(hal-hal) ini} meizôn {yang lebih/ paling besar} de {dan} toutôn {dari (hal-hal) ini adalah} hê agapê {kasih}

Tiga serangkai : iman, pengharapan dan kasih, ayat diatas menulis 'τα τρια ταυτα - TA TRIA TAUTA', "ketiga hal-hal ini" dalam bentuk jamak. Dan kita temui kata sebelumnya 'μενει - MENEI' dalam bentuk 'tunggal', yang menunjukkan bahwa "ketiga hal-hal" itu merupakan suatu kesatuan.
Dalam pengertian apakah ketiganya itu tinggal secara bersamaan? Paulus membuat sebuat pernyataan mutlak yang dapat dipahami dalam beberapa cara. Ketiganya tinggal didalam hidup ini sebagai kasih karunia Allah yang mempertahankan hidup Kristen; tanpa iman tidak mungkin ada penerimaan akan keselamatan, tanpa pengharapantidak mungkin ada daya tahan yang penuh kesabaran, dan tanpa kasih tidak mungkin ada persekutuan diantara orang percaya.
Tetapi mengingat argumen sebelumnya bahwa karunia-karunia rohani akan berakhir dan pernyataan bahwa kasih bersifat kekal (tidak berkesudahan, ayat 8 ). Maka yang terbesar adalah kasih.
Kita perhatikan dalam ayat diatas, kata Yunani μειζων - MEIZON adalah adjektiva komparatif yang digunakan untuk membandingkan dua atau lebih, "yang lebih besar" menurut bahasa Yunani sering bermakna "yang paling besar". Sehingga kita mendapat pengertiannya sbb :
Iman dengan penuh percaya menerima Allah sebagaimana Ia adanya, dan Pengharapan 'bertahan dalam iman' danKasih adalah yang abadi dan yang terbesar.
Dalam pengertian tertentu, bahkan kekekalan tidak akan berarti tamatnya iman dan pengharapan, karena penerimaan akan janji-janji Allah yang penuh kemuliaan itu tidak akan pernah berakhir. Namun iman akan disisihkan oleh pengelihatan; pengharapan akan digenapi penantian-penantiannya. Dan rencana Allah yang telah dimulai dengan kasih, akan disempurnakan didalamnya. Kasih adalah kuasa yang tinggal tetap yang mempersatukan Allah dengan manusia, manusia dengan manusia. Itulah sesuatu yang tidak dapat dilakukan dengan pengalaman 'pengelihatan', bahasa lidah, bahkan juga pengetahuan mendalam dan karunia-karunia kenabian (nubuat).

Kasih adalah karunia yang hakiki, yang menjadi ciri dari jemaat yang layak menyandang nama Kristen. Kasih adalah kriteria untuk menilai nilai relativitas karunia-karunia yang lain, karena karunia diberikan demi untuk pembangunan jemaat (1 Koritus 14:1-5). Sedangkan kasih tinggal tetap sebagai hal yang kekal dalam kehidupan jemaat bahkan dalam kehidupan setelah ini.

Selamat mengasihi…

Sumber:
http://www.sarapanpagi.org
http://www.diasporasejahtera.com

Friday, 3 May 2013

MENGENAL 12 MURID TUHAN YESUS

1.SIMON PETRUS
Simon Petrus nama aslinya adalah Simon. Kata Petrus ditambahkan kemudian oleh Tuhan Yesus. Kata Petrus adalah terjemahan Yunani dari kata Kefa - bahasa Aram- yang artinya batu padas, batu karang. Simon Petrus dilahirkan di Betasaida, Yohanes 1:44, Ayahnya bernama Yona atau Yunus / Yohanes, Matius 16:17, Yohanes 1:42, 21:15. Saudara kandungnya adalah Andreas. Matatius 10 : 2. Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes termasuk murid yang "terdekat" dengan Tuhan Yesus, Markus 5 : 37, 9:2, 14 :33.
Mungkin sekali Simon Petrus pindah dan tinggal serta bekerja sebagai nelayan di Kapernaum. Di tempat ini, Simon Petrus dan Andreas, berjumpa dengan Yesus, Markus 1:29; Lukas 4:38.
Simon Petrus adalah murid Tuhan Yesus yang paling banyak mengungkapkan dirinya dari pada murid-murid lain. Simon Petrus memiliki sifat alamiah yang amat menarik - ditambah anugerah rohani dan pendidikan yang ia terima dari Tuhan Yesus - membuat banyak orang terpikat. Dalam berbicara dan bertindak, Simon Petrus melakukan dengan satu cara yang khusus mengungkapkan sifatnya. Ia tidak pernah meniru gaya dan kepribadian orang lain. Keaslian yang dimilikinya merupakan salah satu modal dalam kepemimpinannya yang sejati. Ia adalah seorang yang tidak berpikir dalam-dalam, berhati ramah, suka menurut kata hati dan bertindak cepat, yang dikuasai oleh dorongan pada saat itu juga.
Hal-hal tersebut dapat dilihat dalam Alkitab, antara lain:
a)      Mencoba berjalan di atas air dan kemudian ragu-ragu  untuk mendapati Tuhan Yesus
b)      Ingin mendirikan tiga kemah di atas Gunung waktu Tuhan Yesus dimuliakan di atas gunung- agar Yesus, Musa, Elia dan dirinya tinggal di tempat itu.
c)      Tidak mau membiarkan Tuhan Yesus membasuh kakinya
d)     Menyombongkan kesetiaannya
e)      Berani membela Tuhan Yesus dengan padang, dan memotong salah satu prajurit -bernama Malkhus- yang menangkap Tuhan Yesus di Getsemani
f)       Mengabaikan Yohanes yang ragu-ragu, dan dengan berani masuk ke dalam kuburan Yesus
g)      Ketika mengetahui Tuhan Yesus berdiri dipantai, ia menggenakan pakaiannya, lalu terjun ke danau dan berenang ke tepi -karena tidak sabar menunggu perahu yang sarat dengan ikan- untuk bertemu Yesus.

Setelah kebangkitan Yesus, Ia(Yesus) menyatakan Diri-Nya secara khusus kepada Petrus. Di samping itu, Tuhan Yesus membutuhkan waktu tersendiri memulihkan simon Petrus. Pemulihan ini perlu karena Simon Petrus pernah menyangkal Tuhan Yesus, Yoh 21:15-19. Pemulihan tersebut nyata dalam Surat 1 dan Petrus.
Perubahan besar dalam diri Simon Petrus terjadi ketika Pentakosta. Ia berdiri mewakili para murid dan berkhotbah kepada orang-orang di Yerusalem, Kisah Para Rasul 2:14-40. Petrus sering dianggap sebagai pemimpin dalam kelompok Rasul karena kedekatannya dalam memperhatikan kebutuhan Yesus. Hal ini juga karena Petrus menjadi pilihan Yesus untuk menjadi dasar gereja-Nya.
Pada perkembangan kemudian, Simon Petrus menjadi salah satu pemimpin Gereja Mula-mula. Dalam kurun waktu yang cukup lama, Ia berperan penting dalam perkembangan dan  pertumbuhan Jemaat atau Gereja Mula-mula. Sejarah dan juga tradisi Gereja menunjukkan bahwa Simon Petrus melakukan pelayanan sampai masa tuanya sampai akhir hayatnya di Roma.

Petrus di salib dengan kepala di bawah. “Satu-satunya kisah yang dimiliki tentang kemartiran  Petrus berasal dari penulis Kristen awal, Hegesippus. Kisahnya mencakup penampakan Kristus yang ajaib. Ketika Petrus sudah tua (Yohanes 21:18), Nero merencanakan untuk menghukum mati Petrus. Ketika murid-rnurid mendengarnya, mereka memohon kepada Petrus untuk melarikan diri dari kota itu [yang diyakini Roma] dan ia melakukannya. Namun, ketika ia sampai di pintu gerbang kota, ia melihat Kristus yang berjalan ke arahnya. Petrus menjatuhkan diri bertelut dan berkata, “Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?” Kristus menjawab, “Saya datang untuk disalibkan lagi.” Melaluinya, Petrus tahu ini waktu untuk menderita dan mati bagi Yesus dan memuliakan Allah (Yohanes 21:19). Jadi, ia kembali ke kota. Setelah ditangkap dan dibawa ke tempat kemartiran. Menurut St. Jerome, ia meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena ia memandang dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama dengan Tuhannya.
Di kota itu Roma ia menjadi Martir, dengan cara disalibkan kepala ke bawah oleh Kaisar Nero, antara thn 64 - 67 M

2. Andreas

Dalam bahasa Yunani, Andreas artinya si pria. Saudara kandungnya adalah Simon Petrus. Mereka berasal dari Betasida, Yohanes 1 :44. Sebelum menjadi murid Tuhan Yesus, Andreas adalah murid Yohanes Pembaptis, Yohanes 1:40. Andreas dan Simon Petrus term asuk murid-murid pertama yang dipanggil oleh Tuhan Yesus, Markus 1:16-18; Kis 1:13.
Andreas pertama kali dikenal sebagai murid Yohanes Pembaptis. Hal ini menunjukkan bahwa ia sangat memperhatikan nilai-nilai rohani. Ia menanggapi apa yang diajarkan oleh Yohanes Pembaptis tentang pertobatan, Kerajaan Allah dan Penghakiman terakhir. Para Sinoptis - Matius, Markus, Lukas - tidak menceritakan pertemuan pertama antara Andreas dan Tuhan Yesus. Akan tetapi, Yohanes menghargai hal tersebut sebagai suatu kenangan yang paling kudus.
Alkitab menunjukkan bahwa, ketika Yohanes Pembaptis menunjuk bahwa Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menanggung dosa manusia, Andreas dan Yohanes berpaling untuk mengikut Dia. Pertemuan Andreas dengan Tuhan Yesus begitu penting sehingga ia selalu memberitahukan kepada orang lain, tentang siapa Yesus, dan membawanya kepada Dia. Membawa saudaranya sendiri Simon Petrus, kepada Tuhan Yesus. " Andreas mula-mula bertemu Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, " Kami telah menemukan Mesias, artinya Kristus ". Ia membawanya kepada Yesus, Yohanes 1:41 " Membawa orang-orang Yunani yang menanyakan siapa Yesus kepada Tuhan Yesus, Markus 13:3 Membawa seorang anak laki-laki yang mempunyai roti jelai dan ikan kepada Tuhan Yesus, sehingga Ia dapat memberi makan 5000 orang lebih, Yoh 6:8-9

Andreas bukan saja pengikut Kristus yang pertama, ia juga pekerja Kristen yang pertama, dialah yang pertama-tama membawa orang lain kepada Tuhan Yesus. Adreaslah yang menyampaikan kepada orang lain mengenai Kristus, dan kemudian membawanya kepada-Nya, bandingkan . Yohanes 1 : 42, 12:21, 22 . Sejarah dan juga tradisi Gereja mula mula mencatat bahwa, Andreas memberitakan Injil sampai di Rusia Selatan dan Semenanjung Balkan. Andreas mati dengan cara disalibkan di Akhaya - Patras - Yunani. Andreas juga dihubungkan dengan Kitab Apokrifa : Acta Andreas.
Andreas mati di salib seperti Petrus, tetapi dengan salib berbentuk X.   Dia memberitakan Injil kepada banyak bangsa Asia dan menjadi martir di Edessa dengan disalibkan pada kayu salib berbentuk X, yang kemudian dikenal sebagai Salib Santo Andreas. Sebelum meninggal, ia di siksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di salib. Dengan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yg turut menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yang telah di ucapkan oleh Andreas sebelum meninggal dunia : “Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul, dimana saya bisa turut merasakan saat-saat disiksa dan disalib seperti YESUS”. Bahkan pada saat ia disiksapun tiada henti-hentinya ia berkhotbah terus, dua hari sebelum ajalnya tiba. Berkhotbah sambil dihukum cambuk.

3.  YAKOBUS ANAK ZEBEDEUS
Yakobus adalah seorang pemikir dan perencana, tidak suka bertindak secara terburu-buru. Namun semua itu berubah 180 derajat saat emosi menguasainya. Sifatnya juga sangat bertolak belakang dengan Adiknya Yohanes, Yakobus cenderung kasar hingga dapat meninggalkan kesan tidak sopan. Tapi semua yang dilakukannya adalah dengan sebuah alasan seperti untuk melindungi orang yang dikasihinya. Dia juga seorang pembicara dan deklamator yang baik. Nama Yakobus, - Iakobos, adalah bentuk Yunani dari kata bahasa Ibrani Ya'qov- berarti si pegang tumit, penipu. Kemudian diberi makna baru yaitu, Tuhan melindungi. Yakobus dan adiknya Yohanes, mereka adalah saudara sepupu dari Yesus, Yohanes 19: 25, orang tua mereka adalah Zebedeus dan Salome, Matius 27:56, Markus 15:40. Sebelum menjadi murid Tuhan Yesus, Yakobus dan Yohanes serta ayah mereka, bekerja sebagai nelayan, Lukas 5:10-11. Ia bersama Yohanes dan juga Simon Petrus menjadi murid paling dekat dengan Tuhan Yesus.

Yakobus termasuk murid Tuhan Yesus yang sangat bersemangat dan ambisius. Bersama Yohanes, mereka berani mengungkapkan pikiran yang cenderung mengabaikan dan merendahkan orang lain di sekitarnya -sehingga diberi gelar anak-anak guruh atau Boanerges hadapan Tuhan Yesus, antara lain:
a)      duduk di sisi Yesus, jika kelak memerintah sebagai raja, Markus 10:35-45
b)      meminta izin kepada Yesus, agar mereka menyuruh api turun dari langit, Lukas 9:51-56
Yakobus - juga Simon Petrus dan Yohanes  menjadi saksi penting dalam pelayanan Tuhan Yesus, antara lain : ketika kebangkitan anak Yairus, Yesus dimuliakan dan perubahan wajah Yesus di atas bukit, menjelang kematian Yesus di salib

Rasul Yakobus adalah murid yang pertama dipanggil YESUS, ia dipenggal kepalanya di Yerussalem.  Ia adalah rasul pertama yang menjadi martir dari antara 12 rasul (Kisah Para Rasul 12:2). Ia dihukum mati sekitar tahun 44 M atas perintah Raja Herodes Agrippa I dari Yudea. Kemartirannya menjadi penggenapan dari hal yang diramalkan Yesus tentang ia dan  saudaranya Yohanes (Markus 10:39).
Penulis terkenal, Clemens Alexandrinus, menulis bahwa ketika Yakobus dibawa menuju tempat eksekusinya, keberaniannya yang luar biasa menimbulkan kesan yang mendalam pada satu orang yang menangkapnya sehingga ia jatuh bertelut di depan rasul itu, meminta ampun kepadanya, dan mengaku bahwa ia adalah orang Kristen juga. Ia berkata bahwa Yakobus jangan mati sendiri akibatnya mereka berdua dipenggal kepalanya.

4. YOHANES ANAK ZEBEDEUS
Yohanes - Yunani, Ioanes, dari kata Ibrani, Yeho - nah, Yohanan : secara harfiah berarti Burung Merpati adalah nama yang umum pada masa Perjanjian Baru. Yohanes artinya, YHWH memberikan karunia, TUHAN Allah adalah berkat artau Berkat dari TUHAN Allah. Keluarga Zebedeus berasal dari Galilea termasuk keluarga yang cukup kaya dan terpandang. Ia memiliki armada kapal dan beberapa asisten yang menolongnya dalam bisnis perikanan, Markus 1:19 - 20. Yohanes adalah anak bungsu dari pasangan Zebedeus dan Salome. Bersama dengan Yakobus kakaknya disebut juga atau mendapat gelar Anak-anak Guruh, Markus 3:17.

Ketika dipanggil Tuhan Yesus, Yohanes menjadi murid Tuhan Yesus yang paling muda mungkin baru meninggalkan masa remajanya atau berada dalam usia dewasa dini. Ini menunjukkan bahwa ia belum mencapai kedewasaan kepribadian. Hal tersebut tercermin pada sifat-sifatnya, yang menunjukkan bahwa :
·         sangat pemalu dan segan untuk bicara mengenai diri sendiri
·         tidak mau menonjokan diri, termasuk tidak pernah menyebut namanya dalam Injil, tetapi memakai kategori orang orang ketiga atau menyembunyikan identitasnya dengan satu ungkapan seperti "Murid Yang Dikasihi Yesus"
·         mempunyai sifat yang tidak toleran, cepat tersinggung terhadap hal-hal yang ia anggap tidak benar
·         sangat keras untuk melawan orang-orang yang bertantangan dengan pemahamannya
·         bersama Yakobus diberi gelar Boarnerges atau anak-anak guruh, mungkin karena mereka orang Galilea yang penuh vitalitas dan ber segera, kurang mengindahkan disiplin dan kadang kadang salah arah, Lukas 9:49

Dengan segala kepribadian kekurangan dan kelebihannya Yohanes dipanggil Tuhan Yesus untuk menjadi salah satu murid-Nya. Sifat-sifatnya itu, kadang muncul ketika melayani bersama Tuhan Yesus. Hal tersebut nampak dalam beberapa peristiwa, antara lain
reaksi yang keras yang datang dari watak yang keras dan gamblang terhadap penduduk Samaria yang menolak rombongan Yesus melewati desa mereka, Lukas 9:54
Yohanes dan juga Yakobus mempunyai ambisi karena nalar yang tidak benar tentang citra Kerajaan Allah, yang akan dibangun atau dibentuk oleh Yesus dengan keakuan yang mengambang, disertai kesediaan untuk menderita tanpa pamrih, mencolok atas dorongan ibu mereka, Matius 20 : 20 dalam permintaan yang diajukan kepada Tuhan Yesus, supaya dirinya bersama Yakobus diizinkan menduduki tempat yang khas dan terhormat, bila kelak Yesus duduk di takhta Kerajaan-Nya, Markus 10:27

Yohanes - juga Simon Petrus dan Yakobus menjadi saksi penting dalam pelayanan Tuhan Yesus, antara lain ketika kebangkitan anak Yairus, Markus 5:37; Yesus dimuliakan dan perubahan wajah Yesus di atas bukit, Markus 9:2; peristiwa Getsemani menjelang kematian Yesus di salib, Markus 14:33; dan juga mempersiapkan Perjamuan Paskah terakhir, Lukas 22:8

Setelah pulang dari pembuangan di pulau Patmos, Yohanes melayani dan memimpin jemaat sampai masa tua dan meninggal di Efesus. Tradisi mengatakan bahwa ia mati dibunuh pada masa pemerintahan kaisar Traianus, pada awal abad II Masehi. Tuhan Yesus merubah Yohanes menjadi Rasul Kasih. Ia menunjukkan manifestasi kasih Tuhan Yesus dengan tepat. Ia mengenal kasih Yesus dengan sesungguhnya. Dalam semua tulisan atau surat suratnya Injil Yohanes, 1, 2, 3 Yohanes, Wahyu Yohanes memakai ungkapan Kasih sebanyak 80 kali. Yohanes menunjukkan pengalaman Kasih Tuhan Yesus tersebut melalui karya-karyanya seperti termuat dalam Alkitab:
   Tuhan Allah adalah Kasih, Yohanes 15:10
    Tuhan Allah mengasihi Anak-Nya, Yohanes 10:17, 17:23-26
      Tuhan Allah mengasihi murid-murid Yesus, Yohanes 16:27, 17:23
   Tuhan Allah mengasihi manusia, Yohanes 3:16
   Tuhan Allah dikasihi oleh Yesus, Yohanes 14:31
   Tuhan Allah mengasihi setiap pribadi secara khusus, Yohanes 11:5, 36, 13:23
   Kasih Tuhan Allah bersifat umum, Yohanes 13:1-34, 14:21, 15:9-10
   Yesus mengharapkan manusia untuk mengasihi-Nya dan Bapa-Nya, Yohanes 8:42, 14:23
   Yesus mengharapkan semua manusia saling mengasihi, Yohanes 13:34-35, 15:12-13


5. Filipus
Filipus bahasa Yunani, Philippos artinya, sahabat kuda mungkin masih keturunan Yunani, atau mempunyai hubungan erat dengan Yunani. Walaupun mempunyai namaYunani, tetapi tidak mempunyai kecerdasan Yunani.Yudea. Filipus adalah murid yang sederhana, lambat untuk mengambil keputusan, enggan bertindak dengan inisiatif sendiri, serta mempunyai pemahaman yang dangkal tentang Firman Tuhan. Ia teliti dan hampir seperti robot. Apa yang ia terima keluar apa adanya. Pikirannya kurang cepat bereaksi terhadap sesuatu yang diperhadapkan kepadanya. Filipus lemah dalam imajinasi spiritual, intuitif, serta pemahaman dalam menanggung konsekuensi mengikuti Kristus Filipus lahir di Betsaida, Yohanes 1:44, berasal dari kota yang sama dengan Petrus dan Andreas sebuah kota kecil.
Tuhan Yesus pernah mengetest Filipus dalam Yohanes 6 : 5, Ia bertanya kepada Filipus, " Dimanakah kita akan membeli roti, supaya orang banyak ini dapat makan ?. Tuhan Yesus lakukan hal tersebut untuk mengetahui imannya, dan membuktikan pemahamannya mengenai DiriNya selama ia mengikutiNya. Filipus ternyata gagal dalam " ujian " ini, karena ia memakai perhitungan dalam iman, Yohanes 6: 7. Ia terlalu berhati-hati dengan sikapnya yang praktis, menjadi bimbang, karena terlalu banyak perhitungan. Pada akhirnya, Filipus menjadi bagian dari rencana Tuhan Yesus mengadakan mujizat memberi makan 5000 orang, agar ia mengerti sisi Ilahi dari misi Kristus. Filipus juga ternyata seorang " pemandu " yang tidak dapat memimpin. Hal itu nyata ketika ia gagal memperkenalkan orang-orang Yunani kepada Yesus, Yohanes 12 : 20 - 22, karena mungkin ia kuatir Yesus menolak orang-orang tersebut. Karena itu, ia melimpahkan kepada Andreas. Padahal, mungkin saja orang-orang Yunani tersebut datang kepadanya karena Filipus mempunyai hubungan yunani berdasarkan namanya. Yohanes 14: 7 - 12, menunjukkan bahwa Filipus telah sekian lama mengikuti Kristus tetapi tidak mengenal Kristus dengan sebenarnya

Sesudah kenaikkan Tuhan Yesus ke surga dan setelah Filipus menerima karunia Roh Kudus, Filipus melakukan pelayanan pemberitaan Injil di Asia Kecil, sekarang wilayah Turki. Dalam pelayanannya tersebut, ia mati shahid.

Filipus martir tepat setelah 10 tahun kematian  Yakobus, pada tahun 54 M.   Filipus dikatakan telah dihukum cambuk dan dilemparkan ke dalam penjara serta kemudian disalibkan di Hierapolis di Phrygia.

6. NATANEL/BARTOLOMEUS
Natanel adalah seorang yang Jujur dan Tulus. Dia mungkin adalah yang paling disegani diantara ke 12 murid Yesus. Dia juga seroang yang cerdas, mudah dan cepat belajar, jenius dan memiliki berbagai macam bakat. Satu-satunya kelemahannya adalah kebanggaannya pada diri sendiri yang terlalu berlebihan. Walaupun ia tidak pernah merendahkan orang lain, namun ia sering menganggap dirinya lebih tinggi.
Nama Natanael, berarti " pemberian Allah ", nama lainnya adalah, Bartolomeus artinya " anak Tolmai " atau putra dari Tolmai, Matius 10:3; Yohanes 1:45. Natanael / Bartolomeus berasal dari Kana di Galilea, Yohanes 21 : 2. Filipus yang membawa atau memperkenalkan Natanael / Bartolomeus kepada Tuhan Yesus.
Dari semua murid Tuhan Yesus, Natanael adalah satu-satunya yang ragu untuk mengikuti Yesus. Ia tidak yakin pada ajakan Filipus untuk mengikuti Tuhan Yesus. Natanael / Bartolomeus terkena pengaruh prasangka. Itulah yang menjadikan ia ragu-ragu. Ketika Filipus berkata kepadanmya, " Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazareth ", Yohanes 1: 45. Natanael menjawab dengan kritis, " Mungkinkah sesuatu yang baik dari Nazareth ? " 
Namun hal yang baik pada Natanael, adalah ia tidak membiarkan rasa sangsinya menghalangi untuk mendengarkan bukti yang dikemukakan Filipus, bahwa ia bertemu Mesias. Dalam menanggapi jawaban singkat Filipus, Natanael pergi bersamanya menemui Yesus. Ketika melihat Natanael datang, Yesus berseru, " Lihat inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya ". Tuhan Yesus menemukan dalam diri Natanael suatu dasar yang kokoh untuk membangun hidup dan kehidupan spiritual serta iman. Natanael berpandangan terbuka, jujur dan tanpa kepalsuan, merasa heran bahwa Yesus berani menyatakan pendapat tentang sifatnya, padahal mereka belum pernah bertemu, sehingga ia berkata, " Bagaimana Engkau mengenal aku ? " Dalam batasan itu Natanael mempunyai pengenalan dan pengakuan terhadap Yesus sebagai " Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel "
Menurut tradisi sejarah Gereja, Natanael melayani di Mesopotamia, Likoania, dan Armenia.
ia menjadi misionaris di beberapa negara di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di  Turki.  Kemudian menerjemahkan Injil Matius ke dalam bahasa India Timur dan  mengajarkannya di negara itu.meninggal dunia di Armenia setelah ia mendapat hukuman  pukulan cambuk
yang sedemikian kejamnya sehingga semua kulitnya menjadi hancur terlepas kebeset seperti dikuliti hidup-hidup.


7. Tomas
Tomas, artinya kembar, merupakan bentuk Yunani, Thoma, dari kata bahasa Aram / Ibrani To'am. Warga Gereja Mula-mula yang berbicara dalam bahasa Yunani, menyapa dengan sebutan Didymos, atau Didimus.

Injil Matius, Markus, Lukas hanya mencantumkan nama Tomas secara sepintas, atau sekedar menulis dan tanpa komentar yang banyak sebagai satu dari antara dua belas murid Tuhan Yesus, lihat Matius 10: 2 - 4; Markus 3:16-19; Lukas 6:14-16; Kisah 1:13. Injil Yohanes memberikan catatan tentang " peranan " Tomas ketika bersama dengan Tuhan Yesus, yaitu;
ketika Tuhan Yesus akan berangkat ke Yudea untuk membangkitkan Lazarus. Pada saat itu para murid mengingatkan Tuhan Yesus bahwa di tempat itu Ia nyaris dibunuh orang. Namun Yesus tetap menuju Yudea. Kemudian Tomas berkata kepada murid-murid yang lain, " Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia ", Yohanes 11:16 , ia mengaku tidak memahami ke mana Tuhan Yesus hendak pergi, ketika Ia mempersiapkan murid-muid perihal kepergian-Nya yang akan datang, Yohanes 14:5 ia di sebut juga Tomas yang tidak percaya, karena tidak percaya bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Ia tidak ada ketika Tuhan Yesus menampakkan kepada murid-murid, Yohanes 20: 24; ia membutuhkan bukti riil yang dapat diraba mengenai kebangkitan itu. Seminggu kemudian Tuhan Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid termasuk Tomas untuk menyaksikan kenyataan bukti - bukti riil tentang kebangkitan tubuh-Nya. Pada saat inilah Tomas mengakui Yesus sebagai, Tuhan-ku dan Allah-ku, Yohanes 20:28.

Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit merubah dirinya. Perjumpaan tersebut menjadikan menghasilkan iman yang melenyapkan keragu-raguan dalam dirinya, membangkitkan semangat hidupnya serta tekad kuat berkarya bagi kemuliaan dan Kerajaan Allah. Hal itu nampak dari catatan Sejarah Gerejah oleh Eusebius pada abad ke IV:
menjadi perintis Pekabaran Injil di Kerajan Partia. Pertama kali membawa berita Injil ke India khususnya di Malabar dan Tranvancore - India Selatan sehingga lahir Gereja Mar Thoma, yang berkembang hingga sekarang, dan menghasilkan Pemberita Injil yang membawa Injil ke Indonesia pada abad V di Barus, pantai barat Sumatera Utara
Rasul Tomas memberitakan Injil ke Persia, Parthia, dan India. Di Calamina, India, ia disiksa oleh orang kafir yang marah, tubuhnya ditusuk tombak dan dilemparkan ke dalam nyala api oven.

8. Matius
Nama aslinya sebelum panggilan Tuhan Yesus kepadanya adalah Lewi. Bisa dipastikan Lewi ini adalah seorang yang kaya dalam hal harta, selain karena profesinya sebagai pemungut cukai, juga disiratkan oleh Alkitab bahwa dia juga mengadakan jamuan makan untuk rekan-rekan seprofesinya. Ketika kemudian menjadi salah satu di antara 12 rasul, lebih dikenal dengan nama Matius, yang dalam bahasa Yunani berarti “anugerah Allah”.

  Matius adalah orang Galilea yang lahir di Kapernaum dengan nama Lewi, artinya bersama-sama. Ayahnya bernama Alfeus, dan ibunya adalah Maria, yang bukan ibu Yesus. Keluarganya adalah pemeluk Yudaisme - agama Yahudi - yang taat dan fanatik. Dan merupakan orang-orang yang sangat nasionalis yang mempunyai pengabdian yang tinggi kepada Tuhan, serta mencintai keberadaan mereka sebagai orang Yahudi sejati. Walaupun mengecewakan orang tuanya, Matius bekerja sebagai pemungut cukai - bahkan menjadi kepala kantor pajak atau bea cukai - yang bekerja untuk pemerintah Romawi. Bekerja sebagai pemungut cukai sangat tidak sukai oleh orang Yahudi, sehingga disamakan dengan orang-orang berdosa.

Ketika Tuhan Yesus di Kapernaum dan dalam perjalanan menuju pantai, Ia melihat Lewi / Matius sedang berada di rumah pos pemeriksaan bea atau pajak cukai. Yesus berkata kepadanya, " Ikutlah Aku ! ", Lukas 5 :27, 28. Seketika itu juga, Matius meninggalkan pekerjaannya dan dosa penipuannya.
Setelah mengenal Tuhan Yesus, ia berganti nama menjadi Matius, - bentuk Yunani dari bahasa Ibrani, Mattai, artinya karunia Tuhan- Allah

Matius melakukan pekerjaan pelayanan dan pekabaran Injil di Etiophia, Afrika. Matius menulis Injil yang khusus ditujukan kepada orang - orang Yahudi. Sebagai mantan kepala kantor pajak, Matius mempunyai kemampaun terbiasa dengan pekerjaan dan laporan yang mendetail dan sistimatis. Kemampuan tersebut ia gunakan dalam menulis ulang semua informasi tentang tentang Tuhan Yesus. Hasil karya tersebut, yang dikenal dalam Injil Matius. Roh Kudus memakai Matius sehingga ia mampu menulis kembali hampir semua catatan penting tentang Yesus - Kelahiran - Jumat Agung - Paskah- Pesan Terakhir sebelum Ia naik ke Surga, yang kemudian di kenal sebagai Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus ada dalam Injil Matius.
Matius menjadi martir, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Ethiopia.

9. Yakobus, anak Alfeus
Yakobus, untuk membedakan dengan Yakobus Anak Zebedeus, saudara Yohanes ia disebut sebagai Yakobus Anak Alfeus. Yakobus dan Matius merupakan anak dari Alfeus dan Maria, Markus 15:40. Ia dikenal sebagai Yakobus - saja - serta murid yang biasa-biasa saja. Dalam Injil Markus, ia disebut Yakobus Muda atau Yakobus Kecil. Hal itu disebabkan karena postur tubuhnya kecil, atau usianya yang lebih muda dari Yakobus Anak Zebedeus, saudara Yohanes. Sebelum menjadi murid Tuhan Yesus, Yakobus Anak Alfeus bekerja sebagai seorang pemungut cukai, yang bertugas sebagai kolektor pajak, tanpa paksaan kepada rakyat maupun para pedagang.

  Tidak ada penjelasan yang akurat yang menunjukkan alasan Tuhan Yesus memilih Yakobus Anak Alfeus sebagai salah satu murid-Nya. Yakobus Anak Alfeus adalah orang yang tidak pernah menonjolkan diri. Dari semua murid - murid- Nya, Yakobus Anak Alfeus, yang tidak pernah menggelisahkan Tuhan Yesus. Ia tidak pernah kembali pada kebiasaan buruknya, ragu-ragu atau mempunyai kesalah pengertian. Alasan-alasan Tuhan Yesus memilih Yakobus Anak Alfeus sebagai murid, mungkin karena:
§  ia sangat sederhana, tidak kuatir tentang apapun juga
§  tidak menonjolkan identitas pribadinya
§  mengutamakan karya Tuhan Allah di didunia
§  ia bekerja dengan penuh pengabdian, kemanapun ia diutus ia melaksanakan tugasnya dengan baik
§  mempertahankan iman tanpa mengharapkan penghormatan dari siapapun juga

Nama Yakobus Anak Alfeus tertulis dalam sejarah pemberitaan Injil dan perkembangan Gereja Tuhan. Tetapi, tidak mencatat bagaimana ia melaksanakan tugas pelayanan tersebut. Yakobus Anak Alfeus menginjil sampai di Spanyol, Inggris dan Irlandia dan kemudian kembali ke Yeruslem. Akhir pelayanannya di Persia, dan mati terbunuh di tempat tersebut

10. Thadeus
Thadeus adalah murid Tuhan Yesus yang memiliki tiga nama sekaligus, yaitu Thadeus, Lebbaeus, dan nama aslinya yaitu Yudas. Yudas atau Yudah - yang berbeda dengan Yudas Iskariot - berarti Yehovah memimpin atau ia akan diakui.
Lebbaeus, dari bahasa Ibrani -Leb / Lev artinya hati, menggambarkan kehangatan dan karakter yang sungguh-sungguh; dalam bahasa Yunani berarti hati anak-anak, orang yang berani. Ayahnya bernama Yakobus, orang yang berbeda dengan Yakobus Anak Zebedeus dan Yakobus Anak Alfeus.
Thadeus dikenal melalui pertanyaan yang ia ajukan kepada Tuhan Yesus pada waktu Perjamuan Malam Terakhir, Yohanes 14: 18, 19 : 21. Alkitab tidak banyak memberi penjelasan mengenai Thadeus. Ia kurang menonjol di antara murid - murid, tetapi bukan berarti ia tidak atau kurang beriman. Tujuan pembicaraan Tuhan Yesus adalah murid-murid-Nya. Yesus berkata, bahwa Ia akan kembali untuk menyatakan Diri-Nya kepada mereka. Thadeus menjadi bingung, bagaimana Tuhan Yesus menyatakan Diri-Nya kepada mereka tanpa dilihat oleh orang lain. Sekalipun Ia dapat melakukannya, mengapa hanya memperlihatkan Diri-Nya kepada murid-murid saja, dan bukan kepada dunia. Sekalipun semua murid-murid bertanya-tanya, hanya Thadeus lah yang berani untuk bertanya atau bersuara. Ketika menjawab pertanyaan Thadeus, Tuhan Yesus tidak menjelaskan keberadaan-Nya secara nyata dan menyeluruh. Hal itu terjadi karena ia ingin mendapat pengertian dari dalam hati. Oleh sebab itu, jawaban Yesus menunjukkan, Yohanes 14: 23, bahwa pengabdian kepada Tuan hanya nyata melalui kasih. Thadeus memperlihatkan pengabdian dan ketekunan serta mencurakan hidup dan kehidupan hanya untuk Tuhan Yesus. Thadeus yang memulai memanggil Yesus dengan nama TUHAN, Yohanes 14:22.

Thadeus, melakukan pelayanan pekabaran Injil di Syria, tepatnya di Edesa, di kemudaian hari, setelah kejatuhan Yerusalem, Edesa menjadi pusat Kekristenan dan Perkembangan Gereja Mula-mula. Thadeus dan sebagian murid-muridnya di tangkap di Schavarschar - Syria, dan dihukum mati.


11. Simon Orang Zelot
Alkitab tidak memberikan banyak keterangan atau Pengantar dari murid Tuhan Yesus ini. Untuk membedakan Simon ini dengan Simon Petrus, maka ia disebut Simon Orang Zelot, atau Simon Orang Kanaani. Zelot adalah suku atau kelompok pembrontak terhadap pemerintahan Romawi. Kanaani, berasal dari kata Kana yang berarti orang yang sangat rajin, giat dan sangat sangat bersemangat. Simon Orang Zelot adalah seorang pengikut dan juga ditempa dan dididik Yudas dari Gamala di Galilea. Yudas adalah mungkin salah satu dari keturunan Makabeus pemimpin pemberontak Yahudi melawan pemerintah Romawi. Kelompok ini adalah pengikut " Theokrasi " yang murni, religius dan fanatik. Gerakan ini disebut Zelot, bandingkan Kisah Para Rasul 5:37. Kelompok ini mendidik para anggotanya untuk berani mati demi kemandirian dan kemajuan bangsa dan agama Yahudi. Dan sangat merendahkan orang Romawi yang menjajah mereka.
Ada kemungkinan Simon Orang Zelot menjadi murid Tuhan Yesus dengan harapan, Ia menjadi pemimpin rovolusioner, yang mampu membebaskan Palestina secara revolusi. Tidak ada kegiatan yang begitu menonjol selama menjadi murid Tuhan Yesus. Simon Orang Zelot meninggalkan organisasi politik dan kedudukan politik

Simon Orang Zelot menjadi penginjil di Mesir - Afrika, kemudian di Inggris, kemudian kembali ke Mesir. Setelah penginjilan di Mesir, Simon Orang Zelot bergabung dengan Tadeus di Syria dan Persia. Simon Orang Zelot dan Tadeus, mereka berdua disiksa, dirajam batu, digergaji dan kemudian dibunuh dengan pedang di Persia.

12. Yudas Iskariot
Yudas bentuk kata Yunani, yang diadaptasikan dari bahasa Ibrani, anak dari Simon Iskariot, Yohanes 6: 71, 13: 26- artinya. Kariot, sebuah kota kecil, di Yudea. Iskariot, artinya berasal dari. Jadi Yudas Iskariot adalah Yudas yang berasal dari Kariot. Dalam daftar para murid, Yudas selalu disebutkan atau dicantumkan paling akhir, karena ia mengkhianati Yesus, Matius 10: 4. Yudas mati bunuh diri, setelah ia melihat penderitaan yang dialami Yesus akibat pengkhianatannya.
Setelah menjadi murid Tuhan Yesus, Yudas bertugas sebagai pemegang kas keuangan, Yohanes 12:6, 
13:29Yudas sebenarnya bukanlah seorang pengkhianat, dalam arti bahwa ia berusaha melaksanakan kematian Yesus. Ia sama dengan murid - murid yang lain, mereka menanti nanti didirikannya Kerajaan Messias oleh Tuhan Yesus. Ia semakin tidak sabar, ketika Tuhan Yesus dari hari ke hari menunda pendirian Kerajaan Mesias


Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.