Anggapan Natal 25 Desember adalah hari ulang tahun Dewa Saturnus dan Dewa Mithra adalah hanya perkiraan yang salah, berasal dari opini Paul Ernst Jablonsky pada tahun 1743. Natal 25 Desember adalah Natal Kristus. Tanggal tersebut diperoleh dari perhitungan yang didasarkan pada Alkitab. Natal 25 Desember Bukan Natal Dewa Kafir, tapi Natal Yesus (Isa Al-Masih).
Istilah “Natal” merujuk kepada peringatan kelahiran Isa Al-Masih alias Yesus Sang Kristus. Peringatan tersebut dapat dilakukan oleh siapapun yang ingin memperingatinya, bahkan orang yang tidak mengimani Isa Al-Masih pun boleh turut memperingatinya. Natal bukan hanya untuk umat Al-Masih (entah itu Kristen, Nasrani, Orthodox, Katolik, dsb), melainkan juga untuk seluruh umat manusia, sebab Isa adalah rahmat bagi alam semesta; Isa Al-Masih bukan hanya bagi Kristen saja.
Selama 4 abad terakhir, tanggal kelahiran Yesus
memang menjadi polemik yang kerap diperdebatkan. Sejumlah dalil keliru muncul
di permukaan. Ada yang berkata 25 Desember diadopsi dari upacara pemujaan
terhadap dewa matahari. Ada juga yang berkata Yesus tidak mungkin lahir 25
Desember lantaran Desember adalah musim dingin. Golongan ini mengira musim
dingin di Bethlehem seperti musim dingin di Eropa dan Amerika Utara dengan
salju-salju tebalnya. Ini kesalahan kecil yang berakibat besar.
Apakah itu Kalender Julian, Kalender Gregorian dan Kalender Ibrani?
Kalender Julian adalah kalender yang digunakan sejak tahun 56 SM menetapkan bahwa 1 tahun kalender terdiri atas 365,25 hari, sedangkan Kalender Gregorian adalah kalender yang digunakan sejak tahun 1582 sampai sekarang (tahun 2013) dalam dunia Internasional yang menetapkan bahwa 1 tahun kalender terdiri atas 365,2425 hari. Jika dibandingkan kala revolusi bumi terhadap matahari maka satu kali bumi mengorbit pada matahari memakan waktu 365,25633666 hari.
Secara presisi memang kedua patokan kalender meleset dari revolusi bumi terhadap matahari namun dari segi pendekatan terdekat maka kalender Julian lebih mendekati kala revolusi bumi terhadap matahari, yakni selisih 0,00633666 hari yakni kurang lebih 9 menit dalam satu tahun sementara kalender Gregorian memiliki selisih yang lebih banyak yakni kurang lebih 20 menit dalam satu tahun jika dibandingkan dengan kala revolusi bumi terhadap matahari. Pada masa sekarang (tahun 2013) ini selisih antara kalender Julian dan kalender Gregorian mencapai selisih waktu 13 hari (jadi jika Natal yang adalah kelahiran Kristus tanggal 25 Desember pada kalender Julian akan sama dengan tanggal 7 Januari pada kalender Gregorian), dan akan bertambah menjadi selisih 14 hari mulai tahun 2101.
Karena kalender Julian ini sudah digunakan 56 tahun Sebelum Masehi maka tidak mengherankan jika pada zaman Kristus, para rasul, bapa Gereja dan khalayak umum menggunakan kalender Julian ini sebagai standar waktu mereka. Jadi segala data yang akan dikemukakan selanjutnya jika berasal dari waktu dibawah tahun 1582 maka mengacu pada penanggalan kalender Julian sedangkan jika data yang dikemukakan berasal dari waktu diatas tahun 1582 maka mengacu pada penanggalan kalender Gregorian.
Jika kalender Julian dan kalender Gregorian mengacu pada standar peredaran bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi) maka berbeda dengan kalender Ibrani yang mengacu pada standar peredaran bulan mengelilingi bumi. Cara penanggalan Ibrani yang digunakan pada zaman Kristus dan para rasul adalah mengikuti penanggalan Ibrani setelah pembuangan ke Babel, adapun penanggalan Ibrani itu adalah sebagai berikut:
Apakah itu Kalender Julian, Kalender Gregorian dan Kalender Ibrani?
Kalender Julian adalah kalender yang digunakan sejak tahun 56 SM menetapkan bahwa 1 tahun kalender terdiri atas 365,25 hari, sedangkan Kalender Gregorian adalah kalender yang digunakan sejak tahun 1582 sampai sekarang (tahun 2013) dalam dunia Internasional yang menetapkan bahwa 1 tahun kalender terdiri atas 365,2425 hari. Jika dibandingkan kala revolusi bumi terhadap matahari maka satu kali bumi mengorbit pada matahari memakan waktu 365,25633666 hari.
Secara presisi memang kedua patokan kalender meleset dari revolusi bumi terhadap matahari namun dari segi pendekatan terdekat maka kalender Julian lebih mendekati kala revolusi bumi terhadap matahari, yakni selisih 0,00633666 hari yakni kurang lebih 9 menit dalam satu tahun sementara kalender Gregorian memiliki selisih yang lebih banyak yakni kurang lebih 20 menit dalam satu tahun jika dibandingkan dengan kala revolusi bumi terhadap matahari. Pada masa sekarang (tahun 2013) ini selisih antara kalender Julian dan kalender Gregorian mencapai selisih waktu 13 hari (jadi jika Natal yang adalah kelahiran Kristus tanggal 25 Desember pada kalender Julian akan sama dengan tanggal 7 Januari pada kalender Gregorian), dan akan bertambah menjadi selisih 14 hari mulai tahun 2101.
Karena kalender Julian ini sudah digunakan 56 tahun Sebelum Masehi maka tidak mengherankan jika pada zaman Kristus, para rasul, bapa Gereja dan khalayak umum menggunakan kalender Julian ini sebagai standar waktu mereka. Jadi segala data yang akan dikemukakan selanjutnya jika berasal dari waktu dibawah tahun 1582 maka mengacu pada penanggalan kalender Julian sedangkan jika data yang dikemukakan berasal dari waktu diatas tahun 1582 maka mengacu pada penanggalan kalender Gregorian.
Jika kalender Julian dan kalender Gregorian mengacu pada standar peredaran bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi) maka berbeda dengan kalender Ibrani yang mengacu pada standar peredaran bulan mengelilingi bumi. Cara penanggalan Ibrani yang digunakan pada zaman Kristus dan para rasul adalah mengikuti penanggalan Ibrani setelah pembuangan ke Babel, adapun penanggalan Ibrani itu adalah sebagai berikut:
Bukti Alkitab
Alkitab menunjukkan bahwa Kelahiran Kristus jatuh
pada tanggal 25 Desember 5 SM kalender Julian atau 9 bulan sejak
Maria hamil pada tanggal 25 Maret 5 SM kalender Julian atau
tanggal 17 Nisan 3756 kalender Ibrani[i].
Alkitab memberi kita beberapa petunjuk untuk bisa sampai pada kesimpulan ini.
- Dengan menyelidik Alkitab, tanggal kunjungan Malaikat Gabriel ke Zakharia (Lukas 1:5-25) dapat diketahui, dengan demikian tanggal kehamilan Elisabet juga diketahui.
- Tanggal yang diperoleh dari Alkitab tersebut di atas menerima dukungan historis sekunder dari kitab Talmud Yerusalem mengenai jadwal tugas rombongan imam Abia.
- Tanggal kehamilan Maria adalah tanggal kehamilan Elisabet + 6 bulan (Lukas 1: 26-38).
- Tanggal kelahiran Yesus Sang Kristus adalah Tanggal kehamilan Maria + 9 bulan.
Tabel Kronologi kelahiran Yesus Kristus
(Isa Al-Masih)
Kalender
|
Malaikat Gabriel Mengunjungi
Zakaria
|
Awal Kehamilan Elisabet
|
Awal Kehamilan Maria
|
Kelahiran Yesus Kristus
|
(A)
|
(B)
|
(C)
|
(D)
|
|
(C) = (B) + 6 bulan
|
(D) = (C) +9 bulan
|
|||
Ibrani kuno
|
15 Tishri 3756
|
17 Tishri 3756
|
17 Nisan 3756
|
25 Teveth 3756
|
Julian kuno
|
27 September 6 SM
|
29 September 6 SM
|
25 Maret 5 SM
|
25 Desember 5 SM
|
Catatan
[i]
Dalam bahasan ini, kita akan sering melakukan pembandingan dan konversi
kalender yang meliputi: (1) Kalender Tradisional Yahudi (Ibrani) yang digunakan
pada masa Yesus, (2) Kalender Romawi Lama (Julian) yang merupakan kalender
internasional pada jaman Yesus dan dipakai terus hingga tahun 1582, dan (3)
Kalender Romawi Baru (Gregorian) yang merupakan koreksi atas Kalender Julian
pada masa Paus Gregorius XIII dan dijadikan penanggalan Internasional dari
tahun 1582 hingga saat ini. Kalender Gregorian inilah yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari di Indonesia. Kegagalan perhitungan Natal 25 Desember
biasanya disebabkan menghitung tanggal Natal menggunakan kalender Gregorian
yang baru digunakan dari 1582. Seharusnya perhitungan menggunakan kalender
Julian kuno dan Ibrani kuno untuk menemukan Natal 25 Desember dalam Alkitab.
Alkitab juga memberi kesaksian betapa
seluruh surga bersuka cita merayakan kelahiran Kristus (Lukas 2:6-8). Ini tentu
sebuah perintah implisit (dalam bentuk teladan) agar kita di bumi pun perlu
merayakan Natal Kristus dengan penuh sukacita juga. Jadi Alkitab memang
menunjukkan dan memerintahkan perayaan kelahiran Kristus pada tanggal 25
Desember.
BUKTI SEJARAH
A. Pra-Nicea 1 (Sebelum tahun 325 M)
(1). Konstitusi Apostolik atau Piagam Rasuli (70 Masehi)
Konstitusi Apostolik atau Piagam Rasuli adalah
kompilasi yang materinya berasal dari berbagai sumber. Umat Kristus generasi
awal menginformasikan bahwa Clement Romanus (70 Masehi) sebagai sumber utama
konstitusi tersebut, sedangkan sejarah liberal keliru mengasumsikan piagam ini
berasal dari abad 4 M.
Dalam buku kelima bagian III tertulis:
Saudara-saudara, jalankanlah
peringatan hari-hari raya; dan yang pertama dari semua hari raya yang kalian
harus rayakan adalah pada tanggal 25 bulan ke-9.
Kalender hari raya keagamaan Ibrani adalah
Kalender Nisan Ibrani Kuno. Bulan ke-9 untuk kalender Nisan adalah bulan
Teveth. Jadi, tanggal yang tertera pada buku abad 1 Masehi itu adalah 25
Teveth. Jika dikoversikan, tanggal 25 Teveth 3757 kalender Ibrani kuno adalah
25 Desember 5 SM kalender Julian.
Theophilus, pemimpin umat Kristus di Kaesarea (Tahun 168 Masehi)
Pada abad 2 Masehi, Theophilus mengeluarkan
pernyataan yang terkenal tentang Natal Kristus 25 Desember. Bunyinya adalah:
Kita harus merayakan hari
kelahiran Junjungan kita pada hari apapun yang bertanggal 25 Desember
(Magdeburgenses, Cent. 2. c. 6. Hospinian, de orign Festorum Chirstianorum)
Pernyataan ini menjadi dalil pendukung mengapa
Natal Kristus diperingati tanggal 25 Desember dalam kalender Gregorian yang
umum digunakan pada jaman modern ini.
Sebagai gambaran, Theophilus adalah seorang
bishop Kaesarea Palestina yang hidup pada generasi paska generasi 12 rasul
Kristus. Asistennya bernama Narcissus, Bishop Yerusalem. Theophilus bishop
Kaesarea Palestina ini hidup pada tahun 115-188 Masehi, dengan kata lain, dia
hidup 137-210 tahun sebelum berlangsungnya Konsili Nicea I tahun 325 M. Dia
menjadi bishop pada tahun 168 Masehi. Theophilus menulis pernyataan tersebut di
sekitar tahun 168 hingga 188 M.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pernyataannya
adalah umat Kristus Palestina (termasuk umat Kristus Yerusalem dan Kaesarea,
juga Tirus dan Ptolemais) telah memperingati Natal Kristus pada tanggal 25
Desember di Palestina. Ini berlangsung ratusan tahun sebelum konsili Nicea (325
M) dan ratusan tahun sebelum pemujaan Dewa Matahari Romawi kuno dirayakan pada
akhir Desember (362 M).
Hippolytus (225 Masehi)
Ἡ
γὰρ πρώτη παρουσία τοῦ κυρίου ἡμῶν ἡ ἔνσαρκος, ἐν
ᾗ γεγέννηται ἐν Βηθλεέμ, ἐγένετο πρὸ ὀκτὼ καλανδῶν
ἰανουαρίων, ἡμέρᾳ τετράδι,
βασιλεύοντος Αὐγούστου τεσσαρακοστὸν καὶ
δεύτερον ἔτος, ἀπὸ δὲ Ἀδὰμ πεντακισχιλιοστῷ καὶ πεντακοσιοστῷ ἔτει
ἔ
Ē gar prōtē parūsia tū kuriū
ēmōn hē ensarkos, en hē gegennētai en Bēthleem, egeneto pro oktō kalandōn
ianūariōn, hēmera tetradi, basileuontos Augūstū tessarakoston kai deuteron
etos, apo de Adam pentakiskhiliostō kai pentakosiostō etei e
“Untuk kedatangan pertama Junjungan
kita dalam daging, ketika ia dilahirkan di Betlehem, delapan hari sebelum bulan
pertama Januari, hari ke-4 dalam seminggu, sedangkan Augustus berada pada 42
tahun, tetapi dari Adam 5005 ratus tahun.
Tulisan Hippolytus menjadi penting karena profil
Hippolytus yang memiliki jalur keguruan yang dekat dengan Yesus, yaitu cicit
murid Yesus. Jalur keguruan Hippolytus hingga Yesus Kristus adalah:
Hippolytus murid Irenaeus murid Polycarpus
murid Yohanes bin Zebedeus murid Yesus Kristus
Tulisan Hippolytus tersebut membuktikan bahwa sekitar
100 tahun sebelum Konsili Nicea 325 M, umat Kristus telah memperingati Natal
Kristus pada tanggal 25 Desember.
Diocletian (22 Desember 244 – 3 Desember 311 Masehi)
Dalam tulisannya, Nicephorus (Νικηφόρος
‘Nikēphoros’) menulis sejarah umat Kristus yang mengalami penghancuran tempat
ibadah dan pembantaian massal. Peristiwa penghancuran tersebut dilakukan oleh
Diocletian, saat umat Kristus sedang merayakan Natal Kristus:
“Di Nikomedia (sebuah kota
Bethenia) ketika hari raya Natal Kristus datang, dan banyak umat Kristus di
segala usia telah berkumpul bersama di tempat ibadah untuk merayakan Natal itu,
Diocletian Sang Tiran mendapat kesempatan menguntungkan saat ia mungkin
mencapai kegilaan dan kemarahannya, ia mengirim pasukannya ke sana untuk
mengunci tempat ibadah itu, dan api itu memakan mereka semua habis menjadi abu,
bahkan dua puluh ribu orang.”
Selden (The
anthropos, hal 33, 34) menegaskan laporan Nicephorus itu dan mengatakan
bahwa dalam Martirologi Yunani dan Romawi kuno peristiwa ini terjadi pada
tanggal 25 Desember.
B. Pasca-Nicea 1 (Setelah 325 Masehi)
Kronografi 354 Masehi
Kronografi adalah kalender kuno Rumawi. Kalender
354 ini mendaftar tempat-tempat pemakaman para martir umat Kristus Barat (Depositio
martyrum). Urutan hari peringatan para martir tersebut tersusun
dimulai dari tanggal Natal Kristus.
VIII Kal. Ian. Natus Christus in
Betleem Judeae (Bagian 6: Kalender Filocalian)
Dengan menggunakan cara perhitungan kuno, maka 8
hari sebelum kalender Januari Natal Kristus di Betlehem Yudea adalah tanggal 25
Desember.
Hari ke-
|
Tanggal
|
1
|
1 Januari
|
2
|
31 Desember
|
3
|
30 Desember
|
4
|
29 Desember
|
5
|
28 Desember
|
6
|
27 Desember
|
7
|
26 Desember
|
8
|
25 Desember
|
Yang menarik, kronografi 354 tidak pernah
menyebutkan Natalis Solis Invicti, melainkan menyebutkan Natalis Invicti.
“Natalis Solis Invicti” berarti hari lahir dewa matahari yang tak terkalahkan,
sedangkan “Natalis Invicti” berarti hari lahir dia yang tak terkalahkan.
“invicti” berasal dari kata “invictus” yakni kata umum yang dapat
ditujukan kepada siapa saja yang tidak pernah kalah. Dalam kaitannya dengan
kalimat “Natus Christus in Betleem Judeae”, maka kata “invictus”
ditujukan kepada Yesus Kristus, karena Allah membangkitkan Yesus Kristus
sehingga hidup kembali dari wafatnya. Dengan demikian, Yesus Kristus adalah dia
yang tak terkalahkan oleh kematian. Selain itu, Kronografi 354 pun menceritakan
bahwa Hari Raya Dewa Matahari dirayakan pada tanggal 28 Agustus dan 19-22
Oktober, bukan 25 Desember.
Hingga tahun 354 Masehi, tidak ada bukti materi
yang mendukung opini bahwa Sol Invictus atau Natalis Solis Invicti dirayakan
tanggal 25 Desember.
C. Pra- dan Pasca-Nicea
Referensi eksternal ke Buku Register Pajak Romawi kuno
Semasa Yesus hidup di dunia ini, sekali waktu
Yesus dituduh tidak membayar pajak negara (Lukas 23:2). Tapi Injil Markus
12:14-16 mengindikasikan bahwa Yesus Kristus membayar pajak negara. Selain itu,
sensus yang dicatat oleh Lukas (Lukas 2:1-5) juga berkaitan dengan pendaftaran
wajib pajak.
Pada kenyataannya, Yesus memang terdaftar sebagai
wajib pajak. Hal tersebut diungkap Justin Sang Martir (100-165 M) dalam bukunya
yang berjudul “Apology”. Justin juga mengungkap bahwa Yesus dilahirkan di
Betlehem.
sebagaimana yang anda dapat
pastikan juga dari register perpajakan (Aopl I, 34).
Hingga saat ini, ekskavasi arkeologis belum
berhasil menemukan buku register pajak yang dimaksud oleh Justin. Buku register
pajak tersebut mungkin telah punah dimakan usia, tapi mungkin juga berada di
suatu tempat dan sedang menunggu ditemukan. Register pajak Yesus itu ada
sewaktu Justin hidup (100 M – 165 M), karena Justin menantang para pembacanya
untuk mengecek sendiri tanggal lahir Isa ke ke buku registrasi pajak itu.
Menurut Tertullian (160-250 M), buku register
tersebut berada di Roma pada abad 2 Masehi.
sensus Augustus – saksi yang
paling setia mengenai kelahiran Sang Junjungan – tersimpan di arsip Roma
(“Melawan Bid’ah Marcion”, Bk 4, 7.).
Kyril, bishop Yerusalem (348-386) meminta agar
Julian mengakses catatan sensus penduduk Romawi kuno. Menurut kesaksian Julian
kepada Kyril Yerusalem, berdasar dokumentasi itu Yesus Kristus lahir tanggal 25
Desember. Jadi, meskipun ekskavasi arkeologis belum menemukan buku register
pajak yang dimaksud, namun tulisan umat Kristus tahun 100-an hingga 200-an
Masehi memberi kesaksian mengenai keberadaan buku itu pada jamannya.
Bukti Tradisi
Sejak ribuan tahun lalu, umat Kristus sedunia
memperingati kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember. Tanggal perayaan
kelahiran sang penebus dunia tersebut diketahui secara turun-temurun. Mulai
dari kakek kepada bapak, kemudian dari bapak kepada anak, dan seterusnya, telah
terjadi transfer tradisi Natal 25 Desember. Pada masa kini, perbedaan
peringatan Natal antara mazhab Theologi Barat dan mazhab Theologi Timur
disebabkan oleh kalender yang digunakan. Umat Kristus mahzab theologi Barat
memperingati Natal pada 25 Desember Kalender Gregorian, seperti yang kita
gunakan di Indonesia, sedangkan sebagian besar umat Kristus mahzab theologi
Timur memperingati Natal pada 25 Desember Kalender Julian. 25 Desember kalender
Julian jatuh pada 6 atau 7 Januari Kalender Gregorian yang kita gunakan
sekarang.
Sebelum kemunculan theologi liberal (sekitar
tahun 1600-1800), umat Kristus sedunia pada umumnya meyakini 25 Desember
sebagai hari Kelahiran Yesus Kristus. Dapat dikatakan, keraguan di kalangan
umat Kristus pada masa kini terkait tanggal Natal 25 Desember pada umumnya
sangat dipengaruhi oleh kepercayaan yang buta terhadap theologi yang telah
terkhamiri oleh filsafat duniawi liberalisme.
25 Desember: dari Julian ke Gregorian
Di Indonesia, kalender yang digunakan masa
kini adalah kalender Gregorian. Ini adalah kalender yang mulai berlaku pada 24
Februari 1582. Sebelum tanggal tersebut, kalender yang berlaku adalah kalender
Julian. Kalender Julian adalah kalender yang digunakan pada jaman Yesus. Hingga
kini, kalender Julian masih dijadikan patokan sebagai kalender religius
umat Kristus Timur atau biasa disebut Nasrani. Misalnya saja umat Yesus
di negara-negara :
- Eropa Timur (Rusia, belarusia, dsb)
- Eropa Selatan (Yunani, Makedonis, dsb)
- Timur-Tengah (Palestina, Libanon, Siria, Irak, dsb)
Kalender Julian masih dipertahankan penggunaannya
lantaran tulisan-tulisan umat Kristus dari abad 1 Masehi hingga 16 Masehi
menggunakan kalender ini. Apalagi, kelahiran Yesus terekam menggunakan kalender
ini. Seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya, Yesus lahir tanggal 25
Desember 5 SM kalender Julian. Lebih spesifik lagi, Yesus lahir tanggal 25
Desember 5 SM kalender Julian lewat tengah malam. Konversi tanggal tersebut ke
kalender Gregorian adalah sebagai berikut:
Tanggal 25 Desember 2011 berpadanan dengan 7
Januari 2012. Inilah sebabnya para pengguna kalender Gregorian mengira umat
Kristus Timur memperingati Natal Kristus tanggal 7 Januari (Kalender
Gregorian), padahal mereka memperingati Natal Kristus juga tanggal 25 Desember,
hanya saja 25 Desember Kalender Julian.
Jika diterjemahkan ke dalam bentuk tabel, maka:
No
|
Kalender Ibrani
(Digunakan pada jaman Yesus)
|
Kalender Julian Kuno
(Digunakan pada jaman Yesus)
|
Kalender Gregorian Modern
(Digunakan dari 24 Februari
1582 hingga saat ini)
|
1
|
25 Teveth 3757
|
25 Desember 5 SM
|
23 Desember 5 SM
|
2
|
12 Teveth 5772
|
25 Desember 2011
|
7 Januari 2012
|
Hasil konversi 25 Desember 2011 kalender Julian
jatuh pada tanggal 7 Januari 2012. Lalu, kenapa Natal Kristus tetap diperingati
tanggal 25 Desember kalender Gregorian? Jawabannya ada pada sebuah literatur
kuno dari abad 2 Masehi. Literatur ini berasal dari Theophilus (115-188
Masehi), seorang pemimpin umat Kristus Timur (yaitu Nasrani) di Kaesarea
Palestina. Tulisan tersebut berbunyi:
Kita harus merayakan hari
kelahiran Junjungan kita pada hari apapun yang bertanggal 25 Desember
(Magdeburgenses, Cent. 2. c. 6. Hospinian, de orign Festorum Chirstianorum)
Pernyataan salah seorang Bapa Jemaat abad 2
Masehi itu menjadi dasar mengapa tanggal 25 Desember tetap dipertahankan pada
kalender Gregorian. Itulah sebabnya umat Kristus mahzab Theologi Barat yang
menggunakan kalender Gregorian tetap memperingati Natal Kristus pada tanggal 25
Desember, dan bukan pada 7 Januari, sedangkan umat Kristus mazhab
Theologi Timur yang menggunakan kalender Julian tetap memperingati Natal
Kristus pada tanggal 25 Desember kalender Julian yang pada tahun ini paralel
dengan 6/ 7 Januari Kalender Gregorian.
Jadi, mazhab Theologi Barat maupun Timur sama-sama
memperingati Natal Kristus pada tanggal 25 Desember, hanya saja mereka berbeda
kalender yang digunakan. Mazhab Theologi Barat menggunakan Kalender
Gregorian sejak tahun 1582, sedangkan Mazhab Theologi Timur menggunakan
Kalender Julian sejak abad 1 Masehi hingga saat ini.
Semoga Bermanfaat.
Tuhan Yesus Memberkati.
Sumber :
0 comments:
Post a Comment