Monday, 23 December 2013

Perawan Maria Menurut Martin Luther



Perawan Maria Menurut Martin Luther


Maria adalah tokoh penting di dalam Kitab Suci yang dalam sejarah menjadi figur yang kontroversial. Ia dipuji, dicerca, dihormati, dibenci, dicintai dan ditelaah disepanjang segala zaman. Begitu banyak puisi, lagu, karya seni Gereja yang didedikasikan kepadanya, tetapi lebih dari pada itu Maria adalah seorang ibu rumah tangga yang sederhana, seorang ibu yang melahirkan Allah. Gereja menempatkan Maria pada posisi yang khusus karena peranannya di dalam sejarah keselamatan. Walaupun ia dipilih Allah sebagai bundaNya, penghormatan kepada Maria selalu berakar pada ketaatannya.
Dua ribu tahun yang lalu, dengan taat Maria mengatakan "Ya!" kepada rencana Allah. Ketaatan ini telah mereformasi dunia yang dijajah oleh dosa, keserakahan, serta nafsu kesombongan. Ketaatan ini bukanlah suatu panggilan yang ringan bahkan hampir mustahil dilakukan tanpa rahmat serta kerahiman ilahi. Maria telah memberikan kemanusiaannya kepada Allah untuk menebus dunia dari kutuk dosa; dengan demikian Sabda menjadi "Anak Manusia". Berikut ini petikan dari Martin Luther tentang Bunda Maria, petikan-petikan ini diambil dari tulisannya setelah memulai gerakan Reformasi Gereja.
“Apakah persamaan dari para dayang istana, bangsawan, raja, ratu, pangeran dan Kaisar dunia bila dibandingkan dengan Perawan Maria, Putri Daud. Ia adalah Bunda dari Allah kita, Pribadi yang amat agung di bumi ini. Setelah Kristus, dialah permata terindah dalam kekristenan. Sang Ratu yang ditinggikan di atas segala kebijaksanaan, kesucian dan ke agungan ini tak akan pernah cukup dipuji”.
“Sungguh pantas apabila sebuah kereta kencana emas mengiringi dia, dengan ditarik oleh empat ribu kuda dengan abdi utusan yang meniup sangkakala serta dengan lantang ber seru: "Lihatlah dia, Bunda Yang Agung, Putri Umat Manusia" tetapi yang ada hanyalah: seorang Perawan berjalan kaki dalam sebuah perjalanan jauh untuk mengunjungi Elisabet. Perjalanan ini ditempuhnya walaupun saat itu ia sudah menjadi Bunda Allah. Bukan merupakan sebuah keajaiban apabila kerendahan hatinya dapat membuat gunung-gunung melonjak menari sukacita”.
“Melalu perkataannya sendiri dalam Magnificat (Lukas 1:46-55),dan melalui pengalamannya, Maria mengajar kita bagaimana caranya mengenal, mengasihi dan memuji Allah... Sejak awal, umat manusia telah menyimpulkan segala kemuliaan yang diberikan kepada Maria di dalam sebuah kalimat: "Bunda Allah". Sekalipun manusia mempunyai lidah sebanyak daun di Pohon, rumput di padang, bintang di langit atau pasir di lautan, tak seorangpun mampu mengatakan hal yang lebih agung kepada Maria atau mengenai Maria. Perlu direnungkan dalam hati apakah artinya menjadi seorang Bunda Allah”.
Dalam rumusan katekismus yang biasa disebut sebagai Formula atau Buku Concord, Martin Luther juga menulis sedikit mengenai Bunda Maria sebagai berikut : “OIeh sebab itu kami percaya, mengajar dan mengaku bahwa Maria secara sejati adalah Bunda Allah...Maria Iayak menerima penghormatan yang paling tinggi”.

Sumber : Synaxis GOI Edisi November tahun 2007

3 comments:

Anonymous said...

Saya seorang buddhist' namun saya sudah lama mengikuti acara gereja toh ayah ibu saya tidak melarang saya untuk memilih agama' saya lebih menyukai natal daripada waisak

Saya pernah membaca' bahwa bapak di sorga melindungi kita setiap saat' itu yang membuat saya tertarik

Di tambah lagi ajaran kristiani bukan mengharuskan seseorang membuat sesuatu maaf seperti Islam yg mengharuskan puasa'....

Dan agama ini tidak ribet' bahkan menyenangkan ketika dijalani

Saya pernah berkeinginan menjadi biarawati' namun itu di tentang org tua saya '....

Saya ingin semoga saya bisa menjadi kristiani amin

#veronica chu
#21 tahun
#jakarta

Nunuk said...

Menjadi Kristen (pengikut Kristus) atau mengikut jalan Tuhan adalah panggilan, Inti dalam ajaran keselamatan ini adalah " KASIH ", (yang tanpa embel-embel) yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari, Semoga sister menerima panggilan itu.Tuhan Yesus Memberkati sdri.

Muntzer said...

Banyak kita hanya tahu Martin apa kata pendeta tetapi jarang membaca sendiri sumber-sumber pada masa itu. saya ada kutip sumber cukup bagus:

"Martin Luther adalah seorang pemikir polos yang hidup dengan kepalanya sendiri, dia adalah tipikal pemikir yang mengisolasi dirinya dari masyarakat, itulah seorang biarawan. Seorang biarawan adalah guru-guru yang mengisolasi dirinya dari masyarakat, dia sibuk dengan pikiran dan perasaannya sendiri, sehingga dia pun sibuk dengan fantasinya sendiri. Jika terlalu lama dia mengisolasi dirinya maka dia berpikir orang lain berpikir seperti dirinya. Martin macam para Pertapa Brahmanisme yang menyembunyikan dirinya di gua. Martin macam Bhiksu yang mengasingkan dirinya di puncak gunung. Martin macam para Sufi yang bersembunyi di gurun dan menari memutar-mutar tubuhnya untuk menemukan hakikat alam semesta. Martin macam anak-anak pesanteren yang menghafal Al-Quran sambil mengoyang-goyangkan kepalanya dan menghafal ratusan mantra. Martin macam anak-anak seminari yang bernyanyi dan mengurung diri dengan Al-Kitab dan mantra-mantra konsili.

Sidharta dengan kehidupan kebiaraannya yang berasal dari pertapaannya tidak mampu menjawab masalah nyata yang dialami masyarakat dunia. Jika setiap Budhis harus mencapai kesempurnaan dengan menjadi biarawan, dengan setiap manusia hidup selibat maka manusia itu musnah secara spesies. Bayangkan jika seluruh manusia pada akhirnya menjadi semilitan Sidharta dan mereka semua memilih menjadi Bhikku di biara. Siapa yang menyediakan makanan untuk para Bhikku itu? Siapa yang menyediakan pakaian untuk para Bhikku itu? Bagaimana manusia mempertahankan jenisnya jika semua hidup selibat? Bukankah para petani yang menanam dan memanen kapas yang membuat para Bhikku dapat berpakaian? Bukankah para petani yang menanam makanan yang membuat para Bhikku dapat makan?

Karena kegelisahannya atas kondisi dunia maka Sidharta memisahkan dirinya dari kenyataan dunia dengan membuat suatu “planet baru” di dalam biara-biaranya yang dikembangkan lebih jauh oleh para Bhikku setelah Sidharta. Biara itu berwujud menjadi model Kepausan Roma, Seminari-Seminari, Sufi-Sufi, Santri-Santri, yang hidup di planet lain yaitu “bumi aksen” untuk menuju Nirwana, Surga, Paradiso, tetapi “bumi nyata” itu tetap tidak berubah. Cara berbiara atau bertapa itu tidak salah karena manusia membutuhkan “momentum untuk sendiri dan menyendiri atau mendekatkan dirinya pada ide-ide ideal atau Tuhan” tetapi ketika manusia memilih itu sebagai jalan hidup manusia maka dia menolak merubah dunia, sebab hanya dinding gereja, Masjid, kuil itulah dunianya."
(http://manifestosenja.com/2013/12/martin-luther-berdarah-judas-germania-evangelische-reich-2/)

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.