John Calvin menyatakan bahwa anugerah Tuhan diberikan kepada manusia
yang berada dalam kondisi total berdosa agar diselamatkan.
Sementara Abraham Kuyper menyatakan bahwa Tuhan berdaulat mutlak
atas segala sesuatu, termasuk atas kerusakan total manusia dan
memberikan karunia kepada manusia untuk memenuhi panggilan mereka.
Mata Bartimeus berada dalam keadaan rusak total. Namun sekalipun buta,
ia dapat mendengar Tuhan Yesus dengan jelas sehingga ia berseru
sampai dua kali untuk memohon anugerah Yesus. (47-48). Bartimeus
sadar dirinya bukanlah siapa-siapa. Yesus tidak mengenal dia.
Tentu tidak aneh bila Yesus menganggap dia tidak penting. Karena
itu yang diminta Bartimeus adalah belas kasihan Yesus. Keteguhan
Bartimeus dalam memohon menunjukkan keyakinan yang besar bahwa
Yesus sanggup menyembuhkan kebutaannya. Ia tidak mudah dilemahkan
meski tak ada orang yang bersedia menuntun dia kepada Yesus. Ia
tidak patah semangat walaupun orang-orang menyuruh dia untuk diam.
Pertanyaan Yesus, "Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?",
adalah penyelidikan untuk mengetahui sejauh mana iman dan
pengharapan Bartimeus. Lalu Bartimeus menyatakan bahwa yang ia
minta adalah agar ia dapat melihat. Dari permintaan Bartimeus,
terlihat pengakuan iman akan kuasa Yesus yang sanggup
menyembuhkan. Maka Yesus pun mengkonfirmasi bahwa imannya
menyelamatkan dia sehingga dalam tindakan tunggal Yesus terjadi
dua hal besar dalam diri Bartimeus, yaitu keselamatan rohani dan
kesembuhan jasmaninya. Bukan hanya mata jasmaninya yang jadi dapat
melihat Yesus secara fisik, mata rohaninya pun dapat melihat
kemahakuasaan Yesus.
Sebagai respons, Bartimeus mengikuti Yesus sehingga jalan Yesus
menjadi jalannya juga. Bila kita mengaku telah menerima
keselamatan, sudahkah jalan Yesus menjadi jalan kita juga?
Sudahkah cara pandang Yesus jadi cara pandang kita juga? Kiranya
anugerah yang telah kita terima membuat kita dapat melihat hidup
dari sudut pandang Allah.
Markus 10:46-52
0 comments:
Post a Comment