Mana yang lebih mudah? Memulai sesuatu atau melanjutkan dan
menyelesaikan sesuatu yang sudah dimulai? Tergantung tipe orangnya.
Bagi orang praktis, apalagi kaya ide, memulai sesuatu hanya semudah
ia berpikir atau berucap. Namun, bagi orang yang banyak berhitung,
membayangkan dulu proses detailnya, memulai sesuatu adalah tantangan
besar. Perlu energi besar untuk mengambil langkah pertama. Sementara
bagi yang mudah memulai, energi lebih besar diperlukan untuk tetap
bertekun dan tak cepat beralih memulai hal lain lagi.
Perkataan Pengkhotbah dalam ayat pilihan hari ini menarik. Ia tidak
cuma menunjukkan suatu perbandingan yang dihayatinya benar: "Akhir
suatu hal lebih baik daripada awalnya". Ia juga menyertakan
kualifikasi pendukungnya: "Panjang sabar lebih baik daripada tinggi
hati". Untuk setia sampai akhir jelas dibutuhkan ke"sabaran yang
panjang. Dan, kita perlu waspada agar tidak tergoda untuk berhenti
dari sesuatu yang belum selesai karena tinggi hati. Karena takut
ketahuan gagal, misalnya; atau bosan; atau tidak siap menjalani
proses "perendahan" dan pemurnian karakter yang semakin berat dan
sulit.
Yesus telah memberi teladan agung saat Dia melapor kepada Bapa: "Aku
telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku" (Yohanes 17:4). "Dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendah"kan diri-Nya dan taat"
(Filipi 2:8). Apakah kita juga rindu memuliakan Tuhan dalam
pekerjaan dan pelayanan kita? Mari tunaikan tugas yang dipercayakan
kepada kita dengan tidak setengah hati dan juga tidak setengah jadi.
--ODY
KITA DIPANGGIL TIDAK HANYA UNTUK MEMULAI SUATU PEKERJAAN BAIK,
TETAPI JUGA UNTUK MENYELESAIKAN DAN MENGAKHIRINYA DENGAN BAIK.
Pengkhotbah 7:1-14
menyelesaikan sesuatu yang sudah dimulai? Tergantung tipe orangnya.
Bagi orang praktis, apalagi kaya ide, memulai sesuatu hanya semudah
ia berpikir atau berucap. Namun, bagi orang yang banyak berhitung,
membayangkan dulu proses detailnya, memulai sesuatu adalah tantangan
besar. Perlu energi besar untuk mengambil langkah pertama. Sementara
bagi yang mudah memulai, energi lebih besar diperlukan untuk tetap
bertekun dan tak cepat beralih memulai hal lain lagi.
Perkataan Pengkhotbah dalam ayat pilihan hari ini menarik. Ia tidak
cuma menunjukkan suatu perbandingan yang dihayatinya benar: "Akhir
suatu hal lebih baik daripada awalnya". Ia juga menyertakan
kualifikasi pendukungnya: "Panjang sabar lebih baik daripada tinggi
hati". Untuk setia sampai akhir jelas dibutuhkan ke"sabaran yang
panjang. Dan, kita perlu waspada agar tidak tergoda untuk berhenti
dari sesuatu yang belum selesai karena tinggi hati. Karena takut
ketahuan gagal, misalnya; atau bosan; atau tidak siap menjalani
proses "perendahan" dan pemurnian karakter yang semakin berat dan
sulit.
Yesus telah memberi teladan agung saat Dia melapor kepada Bapa: "Aku
telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku" (Yohanes 17:4). "Dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendah"kan diri-Nya dan taat"
(Filipi 2:8). Apakah kita juga rindu memuliakan Tuhan dalam
pekerjaan dan pelayanan kita? Mari tunaikan tugas yang dipercayakan
kepada kita dengan tidak setengah hati dan juga tidak setengah jadi.
--ODY
KITA DIPANGGIL TIDAK HANYA UNTUK MEMULAI SUATU PEKERJAAN BAIK,
TETAPI JUGA UNTUK MENYELESAIKAN DAN MENGAKHIRINYA DENGAN BAIK.
Pengkhotbah 7:1-14
0 comments:
Post a Comment