Tuesday 3 September 2013

MENDERITA DENGAN TEKUN

Nats: Jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. (Roma 8:25)

Victor Frankl, tawanan Nazi pada Perang Dunia II, menyatakan bahwa manusia dapat bertahan menghadapi apa pun, kecuali jika harus hidup tanpa pengharapan. Pengharapan itulah yang ditawarkan iman Kristen. Menjadi pengikut Kristus bukanlah resep untuk hidup makmur atau nyaman di negara ini. Malah sebaliknya. Untuk beribadah atau membangun tempat ibadah saja orang percaya kerap mendapatkan rintangan. Pernah saya melayani di satu daerah yang melarang gereja memasang lambang salib. Orang Kristen juga tidak kebal terhadap penderitaan dan dan bencana. Lalu, mengapa mau menjadi orang Kristen? Paulus menjawab: pengharapan.

Ketika manusia jatuh dalam dosa, dunia ikut terkena imbasnya, menjadi rusak dan cemar. Segenap ciptaan turut mengeluh karena mereka tidak seindah yang seharusnya. Saat ini, mereka yang percaya kepada Kristus mendapatkan keselamatan, namun keselamatan tersebut belum mencapai puncak kemuliaannya, yang akan terjadi ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Kemuliaan yang menanti kita ketika berjumpa dengan Tuhan Yesus itu amat besar sehingga, dibandingkan dengan hal itu, penderitaan kita hari-hari ini "ringan" saja. Itulah pengharapan yang menanti kita.

Adakah kita dihina karena nama Kristus? Adakah kita menderita hingga mengeluh sama seperti dunia ini? Godaan terbesarnya adalah untuk menyalahkan Tuhan. Namun, pengharapan kita sudah bersauh di tempat yang benar. Berpeganglah pada pengharapan tersebut di tengah penderitaan dan tantangan hidup! --Vincent Tanzil

PENGHARAPAN ADALAH SAUH BAGI JIWA
DI TENGAH BADAI KESENGSARAAN.

Roma 8:18-30

e-RH Situs: http://renunganharian.net
Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 comments:

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.