Pada 4 Agustus 1987, Carlina White yang baru berusia 19 hari
diculik seorang wanita yang menyamar sebagai perawat di Harlem
Hospital, New York. Saat masih kecil, ia kerap dipukul. Maka, saat
remaja, White curiga apakah benar Pettway ialah ibu kandungnya.
Terutama saat "sang ibu" menolak memberikan akta kelahirannya, saat
ia hendak mengurus SIM. Kini, misteri itu terkuak dan si penculik
sedang menjalani pemeriksaan FBI.
Ketika Joy White ibu kandung Carlina dipertemukan dengan anaknya
pada 2010, ia berkata: "Saya ingin Pettway menderita seperti yang
saya alami selama 23 tahun ini." Namun, sungguhkah Joy White bisa
puas dan bahagia ketika si penculik dihukum seberat-beratnya? Ia
memang telah menderita selama 23 tahun, tetapi bukankah seharusnya
seluruh penderitaan itu sirna dan diganti dengan kebahagiaan serta
syukur melimpah karena Tuhan mengembalikan anaknya? Begitulah
kebanyakan manusia mengukur keadilan, yakni dengan hukum "mata ganti
mata, gigi ganti gigi" (ayat 38). Bahkan dendam bisa menutupi
kebaikan dan kasih Allah yang masih berlaku baginya.
Namun, seseorang yang telah mengalami anugerah Tuhan akan dimampukan
untuk melihat bagaimana tangan Allah berkarya baginya. Dengan
begitu, ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan juga, tetapi
mengasihi musuh dan berdoa baginya (ayat 39, 44). Ini tidak gampang.
Kekuatan manusiawi saja tak sanggup melakukannya. Itu sebabnya kita
perlu kekuatan surgawi, yakni jamahan kasih Allah, supaya kita dapat
menunjukkan sikap sebagai anak-anak Bapa (ayat 45): tidak mendendam
dan tidak membalas segala hal tidak baik hanya untuk memuaskan hati
--SST
DENDAM ITU TAK BERGUNA DAN TAK MENYELESAIKAN MASALAH
HANYA KASIH YANG MELEGAKAN DAN MEMUASKAN JIWA YANG RESAH
Matius 5:38-48
0 comments:
Post a Comment