> Saya ingin melihat seperti apa Dia. Seorang buta baru saja Dia
> sembuhkan sebelum ke kota ini. Saya tidak yakin Dia mau menemui
> saya, apalagi jika Dia tahu saya pemungut cukai. Saya juga tidak
> yakin berani mendekati-Nya langsung. Tetapi tak apa-apa, saya cuma
> mau melihat-Nya." Mungkinkah ini yang ada dalam pikiran Zakheus,
> saat ia tidak berhasil menerobos kerumunan orang karena keterbatasan
> fisiknya dan kemudian nekat memanjat pohon ara untuk melihat Yesus?
>
>
>
> Alasan Zakheus mencari Yesus memang tidak dijelaskan, selain bahwa
> ia ingin melihat Yesus. Yang jelas, hatinya membuncah dengan
> sukacita ketika Yang Dicari itu melihat, menyapa, bahkan mau
> menumpang di rumahnya (ayat 5-6). Harta miliknya menjadi tak begitu
> berarti; setengah hartanya akan diberikan kepada orang miskin dan
> orang yang pernah ia peras akan mendapat ganti empat kali lipat
> (ayat 8). Zakheus bersukacita. Pertanyaannya, apakah hanya Zakheus
> yang mencari Yesus? Tidak. Usaha Zakheus memang patut diacungi
> jempol, tetapi Yesuslah yang lebih dulu menyapanya. Yesuslah yang
> mencari dan menyelamatkan Zakheus yang "hilang" (ayat 10).
>
>
>
> Kita mungkin rindu bisa "melihat" Tuhan di hidup kita, tetapi juga
> takut untuk sedemikian dekat kepada-Nya. Kita mengikuti ibadah
> diam-diam, duduk sendiri berharap tidak dikenali, takut terlibat
> dalam pelayanan, merasa berdosa. Fakta bahwa kita merasa tidak layak
> atau bahwa orang-orang tidak senang dengan perubahan yang kita alami
> bisa saja terjadi. Namun ingatlah bahwa bukan kita saja yang sedang
> mencari Yesus. Yesus pun sangat rindu mencari dan menyelamatkan
> kita. Dia ingin tinggal di hati kita --SL
>
> TUHAN SANGAT INGIN MENCARI JIWA terhilang
> DATANG DEKAT DAN JANGAN JAUH DARI-NYA
>
> Lukas 19:1-10
0 comments:
Post a Comment