Thursday 13 October 2011

MENJAGA OBJEKTIVITAS

Ketika menjalani perkuliahan di jurusan komunikasi, ada sebuah
kata yang selalu diulang oleh dosen saya di kelas: objektivitas.
Objektivitas adalah salah satu prinsip terpenting untuk para calon
awak media. Ketika berbincang dengan rekan dari jurusan sains,
ternyata prinsip yang sama juga bergema di kelasnya. Menurut sang
profesor di sana, objektivitas adalah kunci sukses seorang peneliti.
Tampaknya, prinsip objektivitas ini telah menjadi "kaidah kencana"
di bidang apa pun.

Suatu kali, Daud mengeluhkan secara terus terang kepada Yonatan,
tentang sikap ayahnya Saul. Seiring berjalannya waktu, makin jelas
bahwa Saul melihat Daud sebagai ancaman bagi takhtanya. Dari sini
kita belajar dari sikap objektif Yonatan. Ia tidak langsung
menunjukkan sikap jengkel kepada Daud karena menuduh ayahnya.
Sebaliknya, ia juga tidak langsung terprovokasi oleh Daud untuk ikut
menjatuhkan Saul.

Dengan prinsip objektivitas dan pengetahuan bahwa Daud berada di
pihak yang benar, Yonatan mengajak sahabatnya yang kalut itu untuk
mencari jalan terbaik. Akhirnya kita tahu bahwa Yonatan berhasil
menyelamatkan nyawa Daud, yang kemudian menjadi raja besar di Israel
meski untuk itu ia harus mengorbankan kesempatannya sendiri untuk
naik takhta.

Sikap objektif dapat membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan
ini. Seseorang yang bersikap objektif akan berusaha menempatkan diri
dalam posisi yang netral tak berpihak. Dari situ, seseorang dapat
memberikan sumbangsih dan solusi positif bagi pergumulan orang-orang
di sekitarnya. Tuhan pun disenangkan melaluinya --OLV

KETIKA ANDA MEMUTUSKAN UNTUK BERSIKAP OBJEKTIF
ANDA MEMUTUSKAN UNTUK BERJALAN DALAM KEBENARAN

1 Samuel 20:1-9

0 comments:

Berlangganan

FeedLangganan Artikel by Email ?

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan

Matius 11:28-30

TA'ALAU ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum. Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa mutawadhi'ul-qalb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun wa himli khafif ” (Matius 11:28-30) COME TO ME, all you who are weary and burdened, and I will give you rest. Take my yoke upon you and learn from me, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls. For my yoke is easy and my burden is light).” (Matius 11:28-30) MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan..” (Matius 11:28-30) Dào wǒ zhèlǐ lái, nǐ shuí shì láokǔ dān zhòngdàn de, wǒ jiù shǐ nǐmen dé ānxí. Jiù ná wǒ de è, nǐ xué wǒ, yīnwèi wǒ shì wēnróu qiānbēi de xīnzàng hé línghún huì fāxiàn xiūxí. Yīnwèi wǒ de è shì róngyì de, wǒ de dànzi shì qīng. Komt tot Mij, allen die vermoeid en belast zijt, en Ik zal u rust geven. Neem mijn juk op u en leert van Mij, want Ik ben zachtmoedig en nederig van hart en ziel rust vinden. Voor mijn juk is zacht en mijn last is licht. Matteüs 11: 28-30 He, para wong kang kesayahan lan kamomotan, padha mrenea, Aku bakal gawe ayemmu. Pasanganku padha tampanana ing pundhakmu lan padha nggegurua marang Aku, awit Aku iki alus lan lembah manah, satemah kowe bakal padha oleh ayeming nyawamu, Amargo pasanganKu iku kepenak lan momotanku iku entheng. Subete wa anata ga tsukareta to futan-shadeari, watashi wa anata ga yasuma sete ageyou, watashi ni kimasu. Anata ni watashi no ku-biki o toru to, watashi wa nokori no bubun o mitsukeru no kokoro to tamashī ni yasashiku, kenkyona omoi no tame ni, watashi kara manabimasu. Watashi no ku-biki wa oi yasuku, watashi no ni wa karuikaradesu. Hãy đến với tôi, tất cả các bạn những kẻ mệt mỏi và gánh nặng, Ta sẽ cho các ngươi được yên nghỉ. Hãy mang lấy ách của ta và học hỏi từ tôi, vì tôi hiền lành và khiêm nhường trong lòng và tâm hồn sẽ được nghỉ ngơi. Vì ách ta dễ chịu và gánh ta nhẹ nhàng.